Presentation Prevalensi gagal ginjal semakin naik dari tahun ke tahun. Penyebab gagal ginjal bisa disebabkan oleh 2 hal, yaitu: penyakit di ginjalnya itu sendiri dan disebabkan oleh penyakit penyerta yang lain. Penyakit penyerta nya antara lain: Hipertensi dan diabetes. Salah satu cara menjaga kelangsungan hidup penderita gagal ginjal kronik adalah dengan menjaga kestabilan sampah-sampah dalam tubuh, seperti BUN dan creatinin.

Hal tersebut dijelaskan oleh Dosen Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Dyah Candra Anita, S.Kep.,Ns., M.Sc., yang berhasil meraih Penghargaan sebagai The Best Poster Presentation pada acara The 2nd International Conference of Health Science (ICHS), di Hotel Inna Garuda 11 Oktober lalu.

Lebih lanjut Candra mengatakan bahwa poster yang diikutkan ke lomba ini mengkaji mengenai kadar ureum (Blod Urea Nitrogen) dan kadar creatinin dalam darah pada pasien gagal ginjal kronik dengan diabetes dan tanpa diabetes. ‘’ Penderita Gagal ginjal kronik dengan diabetes dan tanpa diabetes memiliki karakteristik tertentu. Dengan mencoba mengkaji dan membandingkan kadar BUN dan creatinin pada penderita GGK dengan diabetes dan tanpa diabetes, maka kita bisa merumuskan pola diit yang tepat bagi pasien.’’, jelasnya.

Penghargaan ini adalah bonus dari Allah. Tujuan Candra yang utama ingin mempublikasikan hasil karya penelitian. Beberapa Tips agar menjadi juara antara lain, saat meneliti dan membahas hasil penelitian ini mencoba memaksimalkan sumber literature-literature terbaru. Tips kedua, manuscript dibuat dengan lengkap dan detail, baik tabel data maupun pembahasan. Tips terakhir adalah: lakukan semua itu dengan cinta dan kesungguhan.

The 2nd International Conference of Health Science (ICHS) ini diikuti lebih dari 300 orang. Dengan peserta tersebar dari seluruh nusantara dan beberapa negara-negara di Asia, seperti Singapura, Thailand, Taiwan, dan lainnya.

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) bersama Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, menggelar deteksi dini kanker payudara dan leher rahim di selasar pasar Beringarjo, Minggu (25/10). Acara ini diikuti ratusan pedagang, buruh gendong dan pengunjung pasar Beringharjo.

Wakil Ketua Bidang Sumber Daya SAY, Yuli Isnaeni, M.Kep.,Sp.Kom., mengatakan, bakti sosial berupa edukasi kesehatan ini sengaja dilakukan karena kedua jenis kanker tersebut banyak menjangkiti kaum perempuan. Hingga kini, menurutnya kanker payudara dan leher rahim sering ditemukan sudah dalam kondisi stadium lanjut, sehingga kondisi akut tersebut menyulitkan pengobatan. Padahal, jika ditemukan sejak dini, kanker dapat disembuhkan.

Lebih lanjut Yuli mengatakan bahwa deteksi dini kanker payudara dan leher rahim harus terus digiatkan, sehingga angka kasus bisa ditekan. Apalagi kanker termasuk jenis penyakit ganas. Baksos dan edukasi kesehatan di pasar ini merupakan aplikasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Hari cuci tangan se dunia yang jatuh pada 15 Oktober 2015 lalu, diperingati oleh STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta di Kretek Bantul. Peringatan ini merupakan rangkaian kegiatan praktik komunitas mahasiswa Kebidanan DIV di Dusun Sruwuh, Desa Donotirto Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, (18/10).

Menuru Dosen Kebidanan DIV, selaku penanggung jawab kegiatan ini, Indriani, M.Sc., aksi cuci tangan dengan melibatkan seluruh masayarakat baik anak-anak maupun dewasa tujuannya untuk memberi pendidikan kebersihan dan kesehatan sejak usia dini. Kesadaran akan pentingya perilaku higienis dan sanitasi di Indonesia masih relatif sangat rendah. Kebiasaan yang sebenarnya sederhana seperti mencuci tangan pakai sabun kerap disepelekan padahal berdampak besar pada kesehatan.

Lebih lanjut Indri berujar bahwa kebiasaan baik ini dapat mencegah penularan dan penyebaran berbagai penyakit menular dan penyakit berbasis lingkungan. Selain aksi cuci tangan, kegiatan lainnya yang digelar pada acara komunitas ini antara lain senam bersama, pemeriksaan kesehatan gratis, lomba untuk anak-anak (cuci tangan, menggambar, hafalan surat pendek), lomba voly dan lomba masak.

Sebanyak 141 ( 97 %) mahasiswa kebidanan D3 Dan 41 (93 %) mahasiswa program pendidikan ners STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) lulus first taker uji kompetensi nasional (ukomnas). Surat Keputusan (SK) dengan nomor No: 215/Puk-Nas/X/2015 diterima SAY 12 Oktober 2015 lalu.

Menurut Ketua Program Studi Kebidanan D3, Anjarwati, M.PH., hasil ini merupakan usaha yang gigih dari mahasiswa dan seluruh dosen khususnya tim uji kompetensi program studi yang secara terstruktur melakukan pembekalan. Selain itu dukungan dari pimpinan SAY yang memberi kesempatan dan fasilitas untuk try out internal dengan model computer base test (CBT).Hasil yang diperoleh tahun ini sangat mengembirakan tetapi tentunya menjadi tantangan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas lulusan. Harapanya semoga para lulusan D3 Kebidanan SAY dapat mengabdikan ilmunya untuk peningkatan kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.

Menurutnya, tujuan uji kompetensi untuk menghasilkan lulusan pendidikan kesehatan yang bermutu, menjamin keselamatan pasien, keselamatan tenaga kesehatan, kesetaraan mutu global, terpenuhinya standar mutu pelayanan kesehatan nasional dan menjadi syarat mendapatkan sertifikat kompetensi surat tanda registrasi (STR) dari Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) ”Uji kompetensi ini untuk membuat standar pelayanan yang sama di seluruh Indonesia. Jadi lulusan kebidanan dimanapun diharapkan mampu memberikan pelayanan yang terstandar dan berkualitas, dalam hal ini bidan memiliki posisi strategis dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB),” jelas Anjarwati.

”Pada akhirnya, uji kompetensi sebagai tolak ukur bahwa tenaga kesehatan memiliki kompetensi sesuai dengan keahlian dan kewenanganya,” terangnya.

Masalah mengenai kesehatan reproduksi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemahaman yang tepat mengenai kesehatan reproduksi mutlak diperlukan bagi para siswa disekolah. Untuk memenuhi akses informasi terhadap kesehatan reproduksi bagi remaja, penyelenggara pendidikan di sekolah merupakan tempat yang sangat strategis, karena dapat menjangkau remaja dalam jumlah yang besar, melalui pendidikan kesehatan reproduksi. Berdasarkan hal tersebut Kantor Kerjasama Internasional dan Humas (KKIH) STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Seminar Guru Bimbingan Konseling SMU se-DIY dan Jawa Tengah yang bertema ‘’Hypnolearning: Guru Sahabat Siswa dalam Upaya Pendidikan Reproduksi Remaja’’ di Hall 4 kampus terpadu, Selasa 13/10.

Menurut Ketua SAY, Warsiti, S.Kp.,M.Kep. Sp.Mat, saat ini banyak anak usia sekolah antara 14-16 tahun melahirkan bayi. Banyaknya siswi hamil di luar nikah harus dihentikan dengan menguatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi Guru BK.

Warsiti berharap seminar ini dapat memberikan pengetahuan guru BK di SMU. Sehingga para siswa memiliki wadah untuk konsultasi tentang reproduksi di sekolah.

Sementara itu PLT Kepala Sub Bina Ketahanan Remaja BKKBN DIY , Ewang Sewoko, S.Psi., MA, mengatakan remaja memiliki kerentanan tnggi. Mereka sangat mudah dipengaruhi teman sebaya yang sering mendorong untuk berbuat hal yang negatif. Misalnya, belum memiliki pacar didorong untuk mempunyai pacar. Setelah berpacaran didorong untuk berbuat diluar batas danterjadi hamil di luar nikah.

Sebagai solusi, lanjut Ewang, perlu menanamkan pengetahuan kesehatan reproduksi yang benar kepada remaja. Penguatan iman kepada remaja agar bisa membentengi. Selain itu juga meningkatkan jumlah pusat pelayanan kesehatan reproduksi dan memadahi.

Seminar yang diikuti 70 guru BK SMU ini juga menghadirkan pakar Hypnosis, Sudiharja, S.Kep.,MM. Menurutnya Hypnolearning merupakan cara untuk memberikan pengetahuan kespro atau lainnya melalui sugesti. Syarat-syarat sugesti antara lain menggunakan kalimat positif, tidak menggunakan kata-kata : kurang, tidak, bukan, jangan, arti tunggal, sederhana, tegas, dan jelas, berulangkali dan monoton, nada rendah tanpa dialek asing, disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau lingkungan, menimbulkan harapan nyata, sentuhan emosional, present tense – progressive, sepenuhnya mendukung klien bukan menjatuhkan.