Peningkatan kemampuan dan pengembangan ilmu pengetahuan menjadi perhatian serius STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) terlebih mendekati pasar bebas ASEAN. Karena itu, SAY menggandeng banyak pihak untuk bekerjasama, antara lain dengan Temasek Foundation dan Ngee ann Polytechnic Singapore.

Ketua SAY, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat menjelaskan, kerjasama dengan kedua pihak tersebut berlangsung 2013-2015. Tujuannya memberi bekal lebih pada dosen dalam kegiatan bertema ‘’TOT Nursing Program’’. Pesertanya tak hanya dari Yogyakarta tapi juga Bantul, Gombong, Semarang. ‘’Salah satu misi kami yakni memenuhi kebutuhan beragam perawat profesional di dunia. Dalam kerjasama ini kami mendiskusikan poin-poin penting dalam keperawatan supaya tidak ada lagi kesenjangan perawat di kawasan ASEAN dan juga Asia,’’ ujar Warsiti.

Ia menjelaskan lebih jauh, kerjasama berlangsung yakni pelatihan kepemimpinan dan manajemen, pengembangan dan pedagogi kurikulum. Selain itu mengenai pengembangan jaringan karena pada pasar bebas yang hampir berlaku di seluruh dunia, perguruan tinggi tidak dapat berdiri sendiri. Mereka yang mengikuti pelatihan adalah perawat pendidik dan perawat klinis di lingkungan amal usaha kesehatan dan pendidikan Muhammadiyah/’Aisyiyah. Jumlah peserta 64 orang dari sembilan institusi.

Warsiti berharap kerjasama yang terjalin baik dapat berlangsung lagi karena kebutuhan tenaga keperawatan terus bertambah. Menurutnya, perawat yang kelak lahir di masa depan bukanlah perawat hanya berorientasi pada lokal tapi juga regional dan global. CEO Temasek Foundation, Dr. Benedict Cheong mengungkapkan apresiasinya pada seluruh peserta yang bekerjasama. Pihaknya melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia supaya sebagian masyarakat yang berada dalam kondisi tidak baik dapat hidup lebih baik. (SM)

Peningkatan mutu sumber daya manusia STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) harus selalu ditingkatkan sebagai upaya menuju STIKES terbaik di Indonesia 2016. Salah satunya peningkatan dalam penulisan artikel dan berita. Hal tersebut dijelaskan oleh Ketua SAY, Warsiti., M.Kep.,Sp.Mat., saat memberikan sambutan pada pembukaan pelatihan jurnalistik di kampus SAY, Sabtu (14/2).

Pelatihan untuk dosen dan karyawan ini merupakan salah satu kerjasama antara SAY dan Suara Muhammadiyah. Menurut narasumber dari Suara Muhammadiyah, Muarif, bahwa menulis berita di website dan media cetak berbeda. Perbedaanya pada rumus penulisannya. ‘’Menulis di website terutama running text tidak perlu rumus 5 W 1H, Namun untuk media cetak rumus tersebut harus lengkap’’, jelas Muarif.

Lebih lanjut Muarif mengatakan bahwa dari pelatihan ini harus ada hasilnya. Diharapkan para dosen dan karyawan SAY dapat mengisi rubrik artikel dan citizen journalism di Suara Muhammadiyah.

Closing Ceremony  TOT Nursing Program Collaboration with Muhammadiyah Institution, Temasek Foundation and Ngee Ann Polytechnic Singapore .
 Thursday,
 February 12, 2015
 Hall 4 Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah yogyakarta

 

Penerapan pembelajaran tutorial di STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) telah dimulai sejak tahun 2009. Pembelajaran tutorial bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi , bekerja dalam tim, mengorganisasi belajar mandiri. Pencapaian tujuan pembelajaran tutorial tersebut sangat ditentukan oleh keterlibatan mahasiswa sebagai peserta didik, dosen, sarana pendukung dan lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan evaluasi TA 2013/2014, pelaksanaan tutorial menunjukan fenomena pembelajaran tutorial yang cenderung monoton. Menanggapi fenomena tersebut, SAY menyelenggarakan refreshing pembelajaran turorial bagi dosen tutor di kampus terpadu SAY, Kamis (5/2).

Menurut Wakil Ketua Bidang Akademik, Ismarwati, MPH., kegiatan tersebut sebagai upaya untuk memberikan pencerahan dan penguatan strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tutorial seluruh program studi di SAY. Sehingga diharapkan seteleh refreshing ini teridentifikasi strategi penyelesaian permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran. Selain itu juga teridentifikasi desain rencana pembelajaran tutorial yang mendukung pencapaian tujuan belajar serta terbentuknya skenario tutorial sebagai pemicu belajar yang berkualitas.

Dr. Wiwik Kusumawati, M.Kes sebagai narasumber memberikan beberapa materi antara lain strategi pembelajaran tutorial, penilaian pembelajaran tutorial dan optimalisasi peran mahasiswa dan peran dosen dalam tutorial. Setelah itu dilakukan simulasi tutorial oleh tim program studi dan dilanjutkan dengan diskusi. 

Tantangan perpustakaan di era digital semakin banyak. Perpustakaan kini tak lagi hanya bangga dengan banyaknya tumpukan koleksi di raknya. Karena apa? Karena perilaku pencarian informasi pemakai yang dilayani juga mengalami perubahan seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Agar perpustakaan tetap eksis sesuai dengan kemajuan teknologi, maka harus mampu mengembangkan diri . Salah satunya adalah dengan membangun perpustakaan digital. Untuk membangun digital libraries (diglib), diperlukan pertimbangan dan perencaan yang matang, agar nantinya benar-benar bermanfaat bagi pemakai. Hal tersebut dijelaskan oleh. M. Solihin Arianto, S.Ag., SIP, M.LIS, Kepala Perpustakaan UIN SUKA, selaku pembicara dalam Seminar Nasional “Digital Library and Resourches Sharing” yang diselenggarakan oleh Perpustakaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Senin, (2/2).

Lebih lanjut Arianto mengatakan sebelum membangun perpustakaan digital, benahi dulu otomasi perpustakaannya. ‘’Sebagian orang bahkan beranggapan bahwa jika perpustakaannya sudah menggunakan otomasi, berarti sudah digilib, ini tidak benar”, kata Arianto. Tujuan utama digilib adalah untuk menambah koleksi, memperluas layanan, mengelola aset, menghemat tempat, memperluas akses, menyimpan /mengarsip, memudahkan pencarian, menghemat biaya, meningkatkan citra, dan preservasi ( koleksi bisa diakses dalam waktu yang panjang). Inilah pentingnya digilib, agar semua bisa ditelusur dengan kata apapun, bisa diakses di seluruh dunia, dan bisa dicopy tanpa pernah ada kesalahan, karena tujuan utama digilib adalah untuk memperluas akses. Arianto juga mengingatkan bahwa untuk membangun digilib, ada tiga konsep dasarnya, yaitu SDM, materi digital , dan infrastruktur teknologi.

Seminar yang dipandu oleh moderator, Irkhamiyati, Pustakawan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang tiga kali mendapatkan penghargaan pustakawan tingkat nasional ini, juga menghadirkan pembicara dari Perpustakaan FK UGM, yang menyampaikan akan pentingnya resouches sharing dan pentingnya berjejaring antar perpustakaan. Kususnya perguruan tinggi kesehatan, harus mampu mengimbangi tuntutan layanan perpustakaan bagi para digital native.

Acara seminar yang dihadiri Perguruan Tinggi Kesehatan DIY, Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah Indonesia, dan peserta umum lainnya, baik dari dalam DIY ataupun luar propinsi ini dilanjutkan dengan rapat Koordinasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah.