Tingkatkan Mutu

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara terus berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan memberikan bantuan beasiswa kepada putra-putri daerah untuk menempuh pendidikan tinggi di universitas mitra. Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjadi salah satu perguruan tinggi yang dipercaya untuk bermitra dalam program beasiswa ini.

Kerja sama ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (MoA) antara Pemkab Kayong Utara dan UNISA Yogyakarta. Acara penandatanganan berlangsung di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada hari Jumat, 24 Januari 2025, yang juga menandai kerja sama serupa dengan UMY.

Hadir dalam acara tersebut Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, Wakil Rektor IV, M. Ali Imron, M.Fis, beserta jajaran dekanat UNISA Yogyakarta. Kehadiran perwakilan dari kedua universitas mitra menunjukkan keseriusan dan komitmen bersama dalam mendukung program peningkatan SDM di Kayong Utara.

Kemitraan antara UNISA Yogyakarta dan Pemkab Kayong Utara bukanlah hal baru. Sebelumnya, kedua pihak telah menjalin kerja sama dalam pembukaan Fakultas Kedokteran (FK) UNISA Yogyakarta dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kerja sama kali ini semakin memperkuat komitmen bersama, khususnya dalam bidang pemberian beasiswa untuk pendidikan bidang kesehatan.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, menyambut baik inisiatif ini dan menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai momentum untuk mencerdaskan anak bangsa, khususnya putra-putri daerah Kayong Utara.

“Kami sangat bangga dengan kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Kami akan menjadikan ini sebagai momentum bagi UNISA Yogyakarta untuk berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa, khususnya putra-putri daerah dari Kabupaten Kayong Utara,” ujarnya dalam sambutannya.

Program beasiswa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kedua belah pihak. Bagi Pemkab Kayong Utara, kerja sama ini merupakan investasi jangka panjang dalam menciptakan SDM yang unggul dan kompeten di bidang kesehatan. Dengan tersedianya tenaga kesehatan yang berkualitas, diharapkan pelayanan kesehatan di Kayong Utara dapat semakin meningkat dan merata.

Bagi UNISA Yogyakarta, kerja sama ini memperluas jangkauan kontribusi dalam dunia pendidikan dan pengabdian masyarakat. UNISA berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas dan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berkontribusi di daerah asal mereka.

Kreativitas Mahasiswa 2

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar Gala Aksi Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Galaksi), di Militarie Societiet Taman Budaya Yogyakarta, Kamis (23/1/2025). Selain sebagai wadah kreativitas mahasiswa, Galaksi tahun ini juga mencoba merespon isu terkini seputar maraknya peredaran minuman keras di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

“Galaksi menjadi wadah untuk mahasiswa memamerkan karya yang dihasilkan melalui proses panjang pembelajaran di semester ganjil 2024/2025. Karya yang dipamerkan mulai dari fotografi, karya film, dan majalah dengan merespon isu peredaran minuman keras di DIY,” ujar Ketua Pelaksana Galaksi 2025, Najwa Azzuro.

Galaksi diharapkan menjadi wahana untuk terus mengasah kemampuan analisis, meningkatkan kreativitas, menumbuhkan semangat kolaborasi, dan berani beraksi. “Seperti jargon kita, berkarya, beraksi, bersuara,” tambah Najwa.

Melalui Galaksi juga mahasiswa mengaplikasikan soft skill mereka, mulai dari teknik sinematografi, penulisan, fotografi, hingga editing. Najwa berharap karya-karya yang dihasilkan dapat memberi dampak positif untuk masyarakat. “Semoga next juga karya mahasiswa semakin keren,” ungkap Najwa.

Dalam Galaksi 2025 ini diputar sembilan karya film mahasiswa. Para mahasiswa mencoba menyampaikan pesan tentang bahaya minuman keras dengan bahasa visual. Kesembilan film tersebut berjudul Batas Antara, Semu, Cheers, Garis Hitam Putih, Angkara, Kasur, Nasoka, Banyu Buthek, dan Epilog.

Antusiasme penonton untuk menyaksikan karya mahasiswa ini juga sangat tinggi, terlihat dari penonton memenuhi Militarie Societiet Taman Budaya Yogyakarta.

Saat sesi bedah majalah, karya mahasiswa Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta, juga mendapat apresiasi dari Jurnalis Senior CNN Indonesia, Hendrawan Setiawan. Ia menilai tema yang diangkat seputar maraknya peredaran miras, relevan dengan isu terkini, khususnya di DIY.

“Ini sangat relevan. Gak bisa ditawar lagi, isu di Jogja yang awal sempat diabaikan. Viral kemudian karena santri (menjadi korban orang yang terpengaruh minuman keras) begitu. No viral no justice ya,” ujar Hendrawan sembari tersenyum.

Isu tentang miras tersebut juga semakin besar, karena mendapat dorongan dari kelompok masyarakat sipil. Termasuk organisasi masyarakat termasuk Muhammadiyah, NU, dan kelompok muslim lainnya. Hendrawan menyebut pekerjaan jurnalis sangat dekat dengan permasalahan publik. Jurnalis menjembatani masyarakat dan pembuat kebijakan.

“Profesi ini mengcapture, mendokumentasikan peristiwa di masyarakat. Teman-teman mendokumentasikan isu yang layak diketahui publik, dengan mengkonfirmasi banyak pihak. Ini membuka mata kita, lebih lagi ini dikerjakan jurnalis mahasiswa,” ucap Hendrawan.

Lintas Agama

Dua Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ambil bagian dalam Forum Muhammadiyah Youth Interfaith Leadership Program (MY-ILP) 2025, di Balai Pengembangan Mutu Pendidikan Bali, Rabu (14/1/2025) – Jumat (16/1/2025).

Mahasiswa Unisa Yogyakarta yang turut serta dalam MY-ILP 2025 yaitu Theresia Wilmince Nahak mahasiswa S1 Administrasi Publik (Administrasi Publik) angkatan 2021 dan Ivonea Renha Dos Santos Soares mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2023.

Dilansir dari Muhammadiyah.or.idkegiatan tersebut bertujuan sebagai wujud perluasan dari varian Kristen Muhammadiyah (Krismuha) untuk memberikan pelatihan kepemimpinan dan penanaman nilai-nilai Muhammadiyah, kebangsaan dan kemanusiaan kepada mahasiswa non muslim yang terdiri dari Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Diharapkan mereka dapat berperan secara sukarela menjadi katalisator, ambassador, di lingkungannya masing-masing melalui berbagai platform media mainstream atau media sosial dan cara lainnya.

There bercerita pengalamannya selama kegiatan MY-ILP 2025 sangat berkesan dan bersyukur Muhammadiyah mengadakan kegiatan lintas iman yang tentu banyak menghadirkan pro kontra juga mengenai kultural Krismuha. Lain dari pada itu, ia merasa senang karena bertemu dengan pemateri-pemateri hebat lintas iman lainnya yang tentu tumbuh melalui gerakan Muhammadiyah yang inklusif.

“Saya bersyukur bertemu dengan teman-teman seiman yang mempunyai pengalaman baik lainnya di Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA),” kata There, Minggu (19/1/2025).

Ia menyadari hadirnya Muhammadiyah sebagai gerakan kemanusiaan yang lebih baik, dengan banyaknya PTMA yang sudah mencapai 10.000 lebih unit yang tersebar di seluruh Indonesia. “Bahkan contoh lainnya seperti di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mayoritasnya beragama non-Islam,” ungkapnya.

There juga menceritakan pengalaman dari teman-teman lainnya tidak pernah mendapat perlakuan rasis atau perlakuan kurang baik. “Adanya agenda lintas iman ini, nantinya akan dibentuk lembaga lintas iman sebagai wadah untuk seluruh mahasiswa berkolaborasi dan menyelesaikan isu-isu kemanusiaan,” ungkapnya.

Ia merasa ada hal menarik lainnya setelah berdiskusi bersama teman-teman non-Islam di beberapa PTMA. Mereka mengikuti kegiatan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan mereka menjabat sebagai Kabid dan Sekretaris IMM daerah

“Itu yang buat saya kaget karena setahu saya di Jogja belum ada seperti itu, tapi di beberapa daerah seperti Universitas Muhammadiyah (UM) Palangkaraya dan UM Makulu Utara, mereka beragama non-Islam memiliki peran yang sama di IMM,” ungkap There.

Di forum MY-ILP 2025 tersebut diikuti sebanyak 18 kampus dari seluruh Indonesia, There juga menyampaikan ada Wamen Dikdasmen, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Dinas Pendidikan Bali, dan sederat tokoh agamawan yang hadir membersamai.

here juga mengatakan sangat penting mengikuti organisasi mahasiswa dan forum-forum dialog “Sangat penting sekali karena dengan ini kita lebih terbuka cara pandangnya dan meningkatkan soft skill dan membangun relasi,” ungkapnya.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Unisa Yogyakarta dapat mensupport dalam forum MY-ILP 2025. There berharap Unisa Yogyakarta terus memperkuat dan memfasilitasi semua kalangan tanpa melihat latar belakang agama, suku, daerah. “Saya berharap Unisa Yogyakarta memperkuat nilai Inklusifitasnya,” harap There.

Karier Mahasiswa 1

Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mengadakan studium general dengan tema ‘Membangun Kesehatan Mental Menuju Produktivitas dan Karier Cemerlang’, di Conventiom Hall Masjid Walidah Dahlan, Kampus terpadu Unisa Yogyakarta, Sabtu (18/1/2024). Kegiatan ini bertujuan melatih mahasiswa Unisa Yogyakarta dalam penanganan awal mahasiswa yang memiliki permasalahan, baik masalah akademik maupun non akademik, serta permasalahan kesehatan mental.

Kepala BKA Unisa Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes mengungkapkan mahasiswa diharapkan bisa mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Selain itu melalui kegiatan ini juga diharap mahasiswa bisa merencanakan karier yang cemerlang.

“Melalui studium general ini kami memfasilitasi bagi mahasiswa Unisa Yogyakarta agar sudah menata masa depannya, mulai dari sekarang sekaligus momen untuk mensosialisasikan pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan Perguruan Tinggi,” ungkap Yekti.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Prof. Dr. Mufdillah, S.SiT., M.Sc menyampaikan saat ini orang selalu dihadapkan tantangan kritikal dikehidupan. “Kegiatan semacam ini sangat diperlukan guna membangun cara pandangan yang unggul bagi mahasiswa. Tentu kami mengharapkan mahasiswa yang produktif, memiliki tanggung jawab dan memiliki daya saing yang tinggi,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti tantangan mendapatkan pekerjaan yang begitu kompleks sehingga mahasiswa perlu memiliki soft-skill, networking, hard-skills, dan manajemen finansial yang baik. “Persoalan mental ini menjadi tanggung jawab bersama, Unisa Yogyakarta berkomitmen dan mendukung mahasisnya melalui fasilitas yang tersedia termasuk bimbingan karir untuk merencanakan masa depan lebih terarah,” ungkapnya.

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Pihasniwati, S.Psi., M.A., Psikolog, Coach Hafidh Rifky Adityana, S.Si.,M.B.A, dan Wantonoro., M.Kep., Sp.Kep. MB., PhD. Kegiatan tersebut diikuti oleh Jajaran pimpinan Unisa Yogyakarta dan mahasiswa semester 3 Unisa Yogyakarta.

Magister Keperawatan

Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta siap membuka Program Magister Program Studi Keperawatan mulai tahun ajaran 2025/2026. Dibukanya Program Magister Prodi Keperawatan ini setelah keluarnya Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek RI) Nomor 30/A/O/2025.

“Akan segera dibuka penerimaan mahasiswa baru untuk tahun ajaran 2025/2026,” ungkap Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogyakarta, Wantonoro M.Kep., Sp.Kep. MB., PhD, Sabtu (18/1/2025).

Wantonoro mengatakan setelah adanya izin pembukaan Program Magister Program Studi Keperawatan pihaknya akan melakukan sosialisasi dan promosi dengan calon mahasiswa magister. Selain itu pihaknya akan mempersiapkan berbagai kerja sama.

“Kami mempersiapkan kerja sama baik nasional dan internasional untuk mendukung proses pembelajaran dan mempersiapkan segala bentuk komponen pembelajaran,” kata Wantonoro yang juga Dosen Keperawatan Medikal Bedah.

Wantonoro menyebut untuk kurikulum nantinya akan mengikuti syarat dan ketentuan Kemendiktisaintek dan tata aturan organisasi profesi keperawatan. “Dengan mengangkat keunggulan terkait dengan Magister Keperawatan dengan unggulan sains dan teknologi manajemen perawatan paliatif,” ujarnya.

Saat disinggung kesiapan, Wantonoro mengatakan dengan adanya izin yang telah diterbitkan menandakan bahwa Unisa Yogyakarta telah benar-benar siap, baik dari SDM, fasilitas, dan pendukung perkuliahan lainnya.

“Harapannya dengan adanya Magister Keperawatan akan menjadi program untuk meningkatkan keilmuan keperawatan, baik secara kognitif, skill, dan inovasi, sehingga berdampak pada layanan kesehatan, terutama pada layanan paliatif,” ucap Wantonoro.