Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar kuliah pakar keilmuan Teknologi Laboratorium Medis di bidang kimia klinik: Enzym and Metabolism Body Expert Lecture 2024. Acara ini dilaksanakan secara luring bertempat di Hall Baroroh Barried Lt.4 Gedung Siti Walidah Unisa Yogyakarta, pada Sabtu (27/01).
Anggi Saputro, A.Md.AK supervisor sekaligus praktisi laboratorium di Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping, dihadirkan secara khusus sebagai pembicara utama dengan tema “Peran ATLM dalam Penegakkan Diagnosa Penyakit Jantung”. Acara dipandu oleh Moderator Dyah Ayu Nuraini, mahasiswa TLM semester 3 angkatan 2022.
Dalam sambutannya, Arifiani Agustin Amalia, S.AK., M.Kes, koordinator penanggung jawab mata kuliah Enzim dan Metabolisme Tubuh, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Bapak Anggi Saputro, A.Md.AK. Ia juga membuka secara resmi kuliah pakar Enzim dan Metabolisme Tubuh Tahun 2024.
Pemeriksaan Laboratorium sebagai Penegakkan Diagnosis Penyakit Jantung diulas oleh Bapak Anggi Saputro, A.Md.AK secara komprehensif dari perspektif praktisi laboratorium di Rumah Sakit, sehingga mahasiswa memahami sudut pandang yang berbeda dengan praktikum yang dikejakan saat dalam perkuliahan di kampus. Materi yang disampaikan meliputi pemeriksaan penunjang penyakit kardiovaskular, alur pemeriksaan laboratorium, pemantapan mutu serta hal-hal krusial yang harus diperhatikan dan interpretasi hasilnya. Selain itu dalam kuliah pakar kali ini juga menjadi ruang untuk berdiskusi antara mahasiswa dan pemateri mengenai hal-hal pelayanan pemeriksaan di laboratorium rumah sakit.
Antusiasme mahasiswa sangat terlihat, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Bapak Anggi Saputro, A.Md.AK dengan penuh dedikasi menjawab semua pertanyaan, memastikan pemahaman yang optimal bagi para peserta.
Kuliah Pakar diagnosa penyakit jantung ini menjadi bukti nyata komitmen prodi TLM UNISA Yogyakarta dalam memajukan ilmu kesehatan dan memberikan pemahaman mendalam kepada para mahasiswa. Fokus pada keilmuan kimia klinik, terutama dalam diagnosis penyakit jantung, acara ini menciptakan generasi tenaga laboratorium medis yang kompeten di bidang kimia klinik.
Kuliah Pakar Enzim dan Metabolisme Tubuh 2024 di UNISA Yogyakarta tidak hanya menjadi ajang pembelajaran tetapi juga sebagai wadah untuk menginspirasi dan memotivasi 111 mahasiswa yang hadir secara offline dalam mengembangkan keahlian di bidang laboratorium medis. Harapannya, acara seperti ini terus diadakan guna menghasilkan generasi teknologi laboratorium medis yang unggul dan berdaya saing.
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Mahkota Puri Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar talkshow inspiratif dengan tema “Menjadi Mahasiswa Resilience dan Peduli Kesehatan Mental Bagi Diri Sendiri dan Orang Lain”. Acara yang berlangsung di Masjid Walidah Dahlan UNISA ini menarik perhatian 1500 mahasiswa dari berbagai program studi.
Sherly Annavita Rahmi, seorang influencer terkemuka, diundang sebagai narasumber untuk membagikan pengalaman dan wawasan terkait ketahanan mental dan kepedulian terhadap kesehatan mental. Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam era digital dan informasi yang cepat, mahasiswa dihadapkan pada tuntutan yang tidak ringan.
“Dengan adanya Talkshow ini, kami berharap mahasiswa dapat mengatasi tantangan tersebut dengan lebih rileks dan tidak terbebani. Kehadiran Sherly sebagai narasumber diharapkan mampu memberikan motivasi dan pencerahan kepada mahasiswa,” ujar Warsiti.
Wakil Rektor III, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc, memberikan Keynote Speech yang menggarisbawahi kekhawatiran terhadap masalah kesehatan mental saat ini. Ia menekankan bahwa kesehatan mental harus menjadi fokus utama dalam setiap kegiatan mahasiswa. Prof. Mufdlilah juga menyoroti peran tenaga pengajar dalam menghadapi mahasiswa dengan tantangan kesehatan mental.
“Tantangan saat ini bagi kita sebagai tenaga pengajar adalah menghadapi mahasiswa dengan kesehatan mentalnya. Harapan dari talkshow ini adalah mahasiswa dapat berbagi pengalaman, merasa nyaman, dan berbicara terbuka, dengan narasumber kita, Sherly Annavita Rahmi,” ungkap Prof. Mufdlilah.
Talkshow mengenai peduli kesehatan mental ini bukan hanya menjadi ajang untuk mendengarkan cerita inspiratif, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berbagi pengalaman, merasa nyaman, dan terlibat dalam diskusi terbuka. Dengan melibatkan 1500 mahasiswa dari seluruh program studi, acara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kesadaran dan kesejahteraan mental mahasiswa UNISA Yogyakarta.
Program Studi Akuntansi yang berada di bawah naungan Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, tengah menjalani Asesmen Lapangan dari Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA). Kegiatan berlangsung di ruang sidang gedung Siti Moendjijah dan akan berlangsung hingga tanggal 31 Januari 2024.
Dua asesor dari LAMEMBA, yakni Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA dan Dr. Rima Rachmawati, S.E., M.Si., Ak., turut serta dalam proses akreditasi ini. Mereka ditunjuk bertanggung jawab untuk mengevaluasi kualitas dan kinerja Prodi Akuntansi UNISA Yogyakarta.
Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti., S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, menyampaikan sambutannya yang menekankan bahwa asesmen lapangan atau visitasi ini adalah bagian integral dari penjaminan mutu eksternal. Warsiti juga mengungkapkan optimisme terhadap potensi FEISHum yang sangat baik, dengan banyak mahasiswa muda yang berperan aktif dalam mengelola program studi tersebut.
“Salah satu kekuatan kami di persyarikatan yaitu kami mempunyai Majelis Pendidikan Tinggi dalam mengembangkan program studi yang ada di seluruh PTMA,” ujar Warsiti, menekankan komitmen UNISA dalam memastikan mutu pendidikan yang tinggi.
Prof. Mahfud Sholihin, Ph.D., Ak., CA., CPA, selaku Wakil Bendahara dari Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (DIKTILITBANG) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, juga memberikan apresiasi terhadap UNISA Yogyakarta. Menurutnya, UNISA Yogyakarta memiliki konsentrasi unik di masing-masing program studi, yang sesuai dengan visi kampus yang berwawasan kesehatan. Diktilitbang juga memberikan dukungan penuh dalam proses penjaminan mutu, baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Proses akreditasi yang berlangsung pada tanggal 28-31 Januari 2024 ini diharapkan dapat memperkuat posisi UNISA Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Himpunan mahasiswa Gizi (HIMAGISA) Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menyelenggarakan seminar nasional Gizi dengan tema “Balancing Plates, Balancing Mind: A Holistic Approach to mental Health Through Nutrition” Sabtu (20/01) di Hall Bararah gedung siti walidah kampus terpadu Unisa Yogyakarta.
Agung Nugroho, AMG, MPH selaku Kaprodi Gizi mengungkapkan dalam sambutannya kegiatan seminar nasional ini sangatlah mengedukasi bagi mahasiswa terlebih topik yang diangkat hari ini sangat dekat dengan mahasiswa yakni mengenai isu kesehatan mental dan makanan.
“Melalui seminar nasional ini mahasiswa diharapkan mampu memiliki pola pikit yang lebih luas dalam menjaga kesehatan serta menjadi modal awal agar menjadi seorang ahli gizi yang kompeten dan bermanfaat,” Ungkapnya
Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Unisa Yogyakarta M. Ali Imran M,Fis mengapresiasi langkah baik yang dilakukan HIMAGI dalam mengambil topik pembahasan.
Imran juga menyoroti isu kesehatan mental yang terjadi di masyarakat, hal tersebut tentu berkaitan dengan pemunuhan nutrisi dan aktivitas fisik yang kurang baik sehingga melalui diskusi seperti ini perlu digalakkan dalam memberikan pemahaman makro dan mikro pemenuhan nutrisi di kalangan masyarakat umum sehingga masyarakat semakin peduli dengan asupan nutrisi dan aktivitas fisik yang seimbang.
“Nutrisi dan aktifitas fisik dua hal yang perlu diperthatikan dalam menjaga kesehatan mental kita saat ini,” Ungkapnya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara Hybrid dengan menghadirkan Dr.Rita Ramayulis DCN, M.Kes (Founder of Konsultan Indonesia,Award winning nutritionist Best selling author,Fitness instructor), Zahro Varisna Rohmadani, S.Psi, M.Psi, Psikolog, CH, CHt, C.NNLP, C.PED, C.PS (Dosen Psikologi UNISA), Nor Eka Noviani S.Gz.,MPH (Dosen Gizi UNISA).
Penuntasan masalah gizi menjadi isu penting, khususnya di masa kampanye capres dan cawapres periode tahun 2024 ini. Tentunya, banyak program yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan turut dikampanyekan untuk memperoleh simpatisan, massa serta memilih pasangan capres dan cawapres pada 14 Februari 2024.
Stunting masih menjadi isu yang penting, diangkat oleh ketiga pasangan capres dan cawapres dalam laga panggung politik pemilu 2024. Berbagai program dibahas selama masa kontestasi serta debat terbuka. Capres no 1 menargetkan tidak ada lagi masalah gizi buruk di Indonesia, sebab baik kesehatan dan pendidikan merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Selanjutnya Capres no 3 memberikan perhatian dan dukungan gizi pada ibu hamil, dimana para bumil yang sehat tentunya menurunkan generasi yang sehat, memiliki tumbuh kembang serta daya fungsi otak yang maksimal. Sementara itu, pasangan terakhir memiliki program untuk meningkatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi anak dan usia lanjut (lansia), dimana program ini seakan lanjutan dari program pemerintah sebelumnya.Termasuk program yang digembar-gemborkan paslon no 2 ini adalah makan siang dan minum susu gratis di sekolah.
Mengapa isu gizi penting bagi sebuah negara?
Gizi secara intrinsik berhubungan dengan hak untuk makan serta hidup sehat. Semua orang harus memiliki akses terhadap makanan sehat serta bergizi untuk menghasilkan perkembangan, pertumbuhan serta produktivitas kerja yang optimal. Sebagai kebutuhan dasar, pemenuhan gizi yang baik dianggap sebagai investasi (tabungan) sumber daya manusia yang memberikan keuntungan saat ini dan masa depan.
Banyak bukti penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan gizi berdampak terhadap kesejahteraan serta ekonomi suatu bangsa. World Bank menjelaskan bahwa intervensi gizi dapat meningkatkan ekonomi suatu bangsa. Penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia menjelaskan bahwa Indonesia mempunyai potensi kerugian ekonomi akibat stunting pada balita yang berkisar antara Rp15.062 hingga Rp67.780 miliar. Jumlah tersebut setara dengan kisaran 0,89-3,99% dari total PDB pada tahun 2021. Kerugian negara terkait dengan produktivitas sumberdaya yang rendah dapat dicegah jika dilakukan investasi yang memadai pada intervensi-intervensi yang sudah terbukti, terutama intervensi-intervensi yang berfokus pada memastikan nutrisi yang optimal dalam rentang waktu 1000 hari yang kritis antara awal kehamilan seorang wanita dan ulang tahun kedua anaknya.
Sejarah Perkembangan Gizi
Enam puluh empat tahun sejak berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan yang didirikan oleh Lembaga Makanan Rakyat pada 25 Januari 1951, pengkaderan tenaga gizi Indonesia didirikan. Sebuah sejarah, dimana pertama kali negara memberikan perhatian sumberdaya manusia akan gizi, makanan, dan kesehatan. Tujuan didirikannya sekolah tersebut untuk memperbaiki gizi Indonesia.
Sekolah dan pendidikan, sebuah investasi untuk masa depan hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa tenaga gizi berkembang pesat hingga perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Indonesia (AIPGI), telah tercatat sebanyak 33 Prodi D3 Gizi, 17 Prodi D4 Gizi, 103 Prodi Sarjana Gizi, 9 Prodi Profesi Dietisien, 6 Prodi Magister dan 2 Prodi Doktoral Gizi. Sungguh, berapa banyak lulusan diploma, sarjana, master dan dokter setiap tahunnya? Bukan hal yang mustahil bahwa sumberdaya tenaga gizi yang dimiliki siap untuk mewujudkan program Indonesia Emas 2045.
Kisah Sukses Berbagai Negara dalam Menurunkan Stunting
Beberapa negara telah berhasil mengurangi stunting dalam waktu singkat, termasuk Peru, Thailand, Brazil dan Vietnam. Hanya dalam waktu 8 tahun dari tahun 2008 hingga 2016 Peru berhasil menurunkan angka stunting dari 28 persen menjadi 13 persen; Thailand menguranginya dari 25 persen pada tahun 1987 menjadi sekitar 10 persen pada tahun 2016; antara tahun 1974 dan 2007, Brasil mengurangi prevalensi stunting pada anak balita dari 37,1 persen menjadi 7,1 persen; Vietnam mengurangi angka stunting pada anak hampir 50 persen dalam satu dekade.
Tidak ada “resep tunggal” untuk keberhasilan mereka dalam mengurangi stunting. Setiap negara menggunakan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan konteksnya. Namun, elemen-elemen penting yang mendasari pendekatan yang bervariasi dan yang berkontribusi terhadap keberhasilan sangatlah mirip. Pengalaman setiap negara menunjukkan bahwa komitmen politik yang berkelanjutan, kepemimpinan yang kuat dan aktivis gizi yang efektif, lingkungan kebijakan yang mendukung, tindakan multi sektoral, fokus pada intervensi berbasis bukti yang dilaksanakan dalam skala besar. Pemantauan yang kuat, pendanaan yang memadai dan diprioritaskan dengan baik, serta keterlibatan masyarakat merupakan faktor kunci keberhasilan.
Penguatan Kapasitas Kelembagaan dalam Menurunkan Stunting
Indonesia sudah memiliki program dalam penurunan malnutrisi dalam hal ini stunting melalui intervensi gizi secara spesifik dan sensitif. Tidak hanya dari bidang kesehatan, namun upaya pengendalian stunting telah dilakukan secara multisektoral. Berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting seperti peningkatan komitmen kepemimpinan di semua lembaga; peningkatan komunikasi perubahan perilaku; peningkatan integrasi program intervensi semua lembaga; peningkatan ketahanan pangan dan gizi; serta pengembangan dan penguatan sistem data, informasi, riset dan inovasi.
Di ujung kepemimpinan presiden kali ini, tentu ada juga transfer kebijakan sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui kegiatan kampanye capres-cawapres, rencana program yang mereka buat tentunya untuk menurunkan angka malnutrisi di Indonesia. Dalam perjalanan 64 tahun, harapannya pemimpin memiliki komitmen yang semakin kuat dalam meningkatkan kualitas kesehatan rakyat indonesia. Tidak ada kasus gizi buruk, tidak ada ibu hamil mengalami gizi kurang anemia, serta semua warga negara tercover pembiayaan kesehatan.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Intervensi-gizi-dan-panggung-politik.jpg509840adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2024-01-25 12:36:402024-01-25 12:36:42Intervensi Gizi dan Panggung Politik untuk Pemimpin Masa Depan Indonesia