Sebagai tindak lanjut dari pemberian bantuan Program Kompetisi Kampus Merdeka Tahun Anggaran 2022 dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Program Kompetisi Kampus Merdeka Tahun Anggaran 2022 telah dilaksanakan, maka Direktorat Kelembagaan, akan melakukan kunjungan Monitoring dan Evaluasi (Monev) penerimaan bantuan Program Kompetisi Kampus Merdeka Tahun Anggaran 2022.
Universitas `Aisyiyah Yogyakarta yang merupakan kampus dengan penerima bantuan program terbanyak, yaitu 4 program studi dan 1 support system mendapatkan kunjungan Monev dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jumat (11/11).
Rektor Unisa Yogyakarta Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat mengatakan dalam sambutanya Kemendikbud Dikti sudah mempercayakan kepada Unisa Yogyakarta 5 program hibah MBKM untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, agar lulusanya nanti mampu berkompetisi di dunia kerja.
“Hibah yang sudah kami dapatkan ini sangat memberikan manfaat kepada kami terutama dalam pencapaian indikator pencapaian kerja utama yang sudah ada di renstra kami, maka dari itu pada kesempatan ini kami mohon bimbingan dan arahan kepada tim evaluator sehingga apa yang sudah kami kerjakan nantinya akan semakin lebih baik,” ucap Warsiti.
Prof. Nuli Andarwulan selaku evaluator menyampaikan dalam sambutanya bahwa Unisa Yogya ini menjadi salah satu kampus yang mendapatkan hibah prodi secara bersamaan, yang jarang terjadi dikampus lain. “kami kesini dengan 3 tim evaluator mewakili Dikti untuk memonitoring dan mengavaluasi kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan program dan bagaimana keberhasilan program itu dilaksanakan,” tutur Nuli.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/PRS03930-min-scaled-1.jpg14402560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2022-11-12 12:00:362022-11-12 12:00:36Unisa Yogyakarta Menerima Kunjungan Monev Program MBKM
Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mendapatkan kunjungan dari Universitas Widya Nusantara Palu. Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di ruang meeting lantai 2 gedung Siti Moendjijah Kampus Terpadu Unisa Yogyakarta.(10/11).
Dihadiri oleh 6 orang delegasi dari Universitas Widya Nusantara Palu, kegiatan ini ditujukan sebagai sarana diskusi antar kedua perguruan tinggi mengenai pengelolaan program studi kebidanan.
Kunjungan ini disambut baik oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta Dr. Ismarwati, S.ST., MPH beserta jajaran prodi Sarjana Kebidanan.
“Teman teman kita yang datang jauh dari Palu ini kedatanganya semoga dapat saling bertemu dan bertukar pengalaman,” ujar Ismarwati. Sintong Hutabarat ST. MSc selaku Wakil Rektor I Universitas Widya Nusantara Palu mengatakan berubahnya Stikes Widya Nusantara menjadi Universitas memberikan kesempatan untuk terus berkembang dan berkolaborasi dengan PTS lain serta PTN di Palu.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-10-at-10.01.49.jpeg6481152adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2022-11-10 14:19:022022-11-10 14:19:02Unisa Yogya Mendapatkan Kunjungan Dari Universitas Widya Nusantara
Pelaksanaan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikeluarkan oleh Kemendikbud merupakan proses kompleks yang memerlukan penyesuaian mulai dari kebijakan, kurikulum, perangkat pembelajaran, sarana prasarana, pengembangan sistem teknologi informasi, pengelolaan data sampai sistem administrasi. Tantangan eksternal dengan adanya kebijakan MBKM ini membuat UNISA Yogyakarta harus mengembangkan suatu sistem yang memudahkan dalam pengelolaan pembelajaran di luar kampus maupun luar PT.
Unisa Yogyakarta menggelar Workshop peninjauan panduan dan sistem pengelolaan implementasi program kegiatan MBKM selama 3 hari dari tanggal 7 – 9 September 2022 di Hotel grand Rohan Yogyakarta.
Musoli, S.E., M.M selaku Koordinator Perencanaan dan Pengembangan Organisasi Unisa Yogyakarta mengatakan tujuan dari Workshop ini sendiri yaitu untuk Memfasilitasi program studi dalam menyusun panduan MBKM setiap BKP MBKM. Kegiatan ini diikuti Rektor beserta seluruh jajaran kepala biro yang ada di Unisa Yogyakarta.
Career Development Center (CDC) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta bersama RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede mengadakan kegiatan serah terima 3 alumni Ners Unisa Yogyakarta yang mengikuti program Magang Profesional, Senin (07/11).
3 alumni yang diterima oleh RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede merupakan alumni mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Unisa Yogyakarta yang telah memiliki STR.
Rosiana Nur Imalah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku koordinator CDC Unisa Yogyakarta mengucapkan terimakasih kepada pihak RSIA PKU Muhammadiyah Kotagede untuk kedua kalinya pada tahun ini menerima alumninya untuk program magang profesional.
“Sekali lagi saya ucapkan terimakasih karena sudah mempercayakan 3 alumni kami untuk mengaplikasikan ilmunya disini, dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi pegawai,” tutur Oci.
Etik selaku perwakilan dari pihak RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede mengatakan pengalaman merekrut alumni lulusan Unisa Yogyakarta menjadi pegawai rumah sakit sangat memuaskan.
“Kalau biasanya kami membutuhkan tenaga bidan, untuk sekarang setelah perluasan lahan rumah sakit serta ada penambahan jumlah bangsal maka kami sangat membutuhkan tenaga keperawatan, dan Alhamdulillah kami masih mempunyai kerjasama dengan Unisa Yogyakarta,” ucap Etik. Deasty Nurmaguphita, M.Kep., Sp.Kep.J. Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Unisa Yogyakarta berpesan kepada pihak RSKIA Muhammadiyah Kotagede apabila ada kendala atau masalah kepada ketiga alumni bisa langsung memberitahukan kepada pihak Unisa agar bisa menjadikan bahan evaluasi untuk kedepanya.
JAKARTA– Menjelang tahun politik 2024, Muhammadiyah menegaskan posisinya dan pandangannya terhadap hal itu yang dituangkan ke dalam poin di dalam materi isu-isu strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Media Gathering, Senin (7/11) di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta menuturkan bahwa, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan.
Dalam isu suksesi kepemimpinan, Muhammadiyah memandang bahwa pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Haedar berharap pada pemilu nanti ada suasana baru yang membedakannya dengan tahun 2019, dimana pemilu menyisakan ‘pertikaian’ yang seakan tak berujung.
“Apa sih suasana baru itu ? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya.
Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.
Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi. “Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.
Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.
Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana pemilu 2019, menurutnya kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.
“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.
“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.
Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen.Isu Strategis Muktamar 48 Tegaskan Pandangan dan Posisi Muhammadiyah di Tahun Politik 2024
MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA– Menjelang tahun politik 2024, Muhammadiyah menegaskan posisinya dan pandangannya terhadap hal itu yang dituangkan ke dalam poin di dalam materi isu-isu strategis Muktamar ke-48 Muhammadiyah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara Media Gathering, Senin (7/11) di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta menuturkan bahwa, masalah tahun politik 2024 tergabung dalam sembilan isu-isu strategis tentang kebangsaan.
Dalam isu suksesi kepemimpinan, Muhammadiyah memandang bahwa pemilu 2024 merupakan kontestasi yang krusial. Haedar berharap pada pemilu nanti ada suasana baru yang membedakannya dengan tahun 2019, dimana pemilu menyisakan ‘pertikaian’ yang seakan tak berujung.
“Apa sih suasana baru itu ? Pertama, kita tidak mengulangi lagi yang selama ini kita resahkan bersama, dan pembelahan politik,” ucapnya.
Menurut Haedar, cara agar kejadian serupa tidak terulang maka harus menghindari hal-hal yang membuatnya terbelah, misalnya seperti menghindarkan politisasi identitas agama, suku, ras dan golongan, bahkan ideologi tertentu. Hal-hal ini jika ditarik dalam urusan politik terlalu dalam akan menimbulkan pembelahan.
Cara selanjutnya adalah menghadirkan negara dengan segala kekuatan pranatanya, namun tidak ikut terlibat dalam kontestasi. “Ini penting agar kita tidak terlibat dalam subjektivikasi politik yang akhirnya ketika terjadi pembelahan menyebabkan negara tidak bisa menjadi kekuatan yang berwibawah,” ungkapnya.
Kewibawaan negara ini penting sebagai penengah atas terjadinya pembelahan yang menyebabkan ketidakseimbangan tubuh bangsa akibat polarisasi politik. Kewibawaan tersebut akan hilang jika negara ikut serta dalam kontestasi.
Selain itu, untuk mencegah kejadian pembelahan sebagaimana pemilu 2019, menurutnya kekuatan masyarakat seperti organisasi keagamaan, termasuk Muhammadiyah supaya menjaga jarak dari kontestasi itu. Terkait ini, Muhammadiyah konsisten berada pada posisinya menjaga jarak.
“Terakhir tentu kita ingin lahirnya para elit siapapun yang diusung partai manapun, baik di partai politik, di kekuatan-kekuatan masyarakat yang menjadi penyangga dari kontestasi, baik dari relawan maupun calon eksekutif betul-betul menjadi negarawan,” tuturnya.
“Saat ini menciptakan ruang publik untuk kontestasi 2024 itu adalah ajang para negarawan untuk mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, di atas kepentingan diri, kelompok, kroni, dinasti dan orientasi kekuasaan yang tak berkesudahan,” tegas Haedar.
Menghadapi kontestasi politik 2024, Guru Besar Sosiologi ini mengingatkan tentang pentingnya persatuan bangsa yang satu paket dengan Bhineka Tunggal Ika. Dialektika antara perbedaan dan persatuan ini tidak mudah, oleh karena itu memerlukan manajemen yang baik.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-08-at-08.13.33.jpeg7701024adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2022-11-08 11:11:062022-11-08 11:11:06Isu Strategis Muktamar 48 Tegaskan Pandangan dan Posisi Muhammadiyah di Tahun Politik 2024