Protes keras dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan MUI berhasil mengguncang Yogyakarta. Ketiga organisasi Islam besar ini secara tegas menolak maraknya toko minuman keras (miras) di wilayah DIY, Ketiga ormas bersuara karena menjamurnya toko miras di DIY sudah keterlaluan. Selama 2 tahun terakhir terlalu banyak toko miras yang merangsek ke kampung-kampung di DIY. Bahkan di kampung santri juga berdiri toko miras. Sehingga tiga ormas menyampakan satu kata: CUKUP. Sudah tidak ada toleransi lagi untuk toko miras di DIY.
Minuman Keras
Ada yang berargumen bahwa menjamurnya toko miras di DIY adalah konsekuensi dari tersematnya DIY sebagai daerah tujuan wisata, sehingga banyaknya toko miras adalah hal yang biasa. Kan daerah tujuan wisata. Tentu saja alasan tersebut tidak tepat. Puluhan tahun lamanya DIY disematkan sebagai daerah tujuan wisata dan keberadaan toko miras dapat dikelola dengan baik oleh pemerintah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) No 12 tahun 2015 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol serta Pelarangan Minuman Oplosan.
Munculnya UU Cipta Kerja tahun 2019 atau sering disebut dengan Omnibus Law yang menjadi pemicu berdirinya toko miras yang tidak terkendali. Bagi pengusaha, untuk membuka usaha sekarang cukup dengan mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang diperoleh dengan cukup mudah. Adanya NIB ini menghilangkan aturan ijin usaha lama, seperti Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan ijin gangguan (HO), adanya peraturan baru inilah yang memudahkan berdirinya toko miras Dimana-mana.
Adanya kasus penganiayaan terhadap dua santri Pondok Pesantren Krapyak adalah puncak gunung es masalah toko miras di DIY. Tepat di hari santri Rabu (23/10) penganiayaan terjadi. Kasus ini bermula dari kelompok pemuda yang mabuk dan akan membuat perhitungan kepada target yang salah sasaran, akhirnya beberapa santri krapyak yang baru beli makanan di angkringan menjadi sasaran utama.
Sebelum kasus penganiayaan terjadi, masyarakat yang menolak berdirinya toko miras sudah kencang menyuarakan. Setelah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama dan MUI, selanjutnya Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) DIY melakukan deklarasi menolak berdirinya toko miras. Deklarasi dilaksanakan di gedung DPRD DIY dan mengirim surat audiensi ke Gubernur DIY.
Tidak tinggal diam, Nahdlatul Ulama DIY juga menggelar demo Santri Memanggil untuk minta kejelasan terhadap kasus penganiayaan santri krapyak. Santri Memanggil ini mengundang seluruh elemen organisasi dan jamaah NU di DIY. Lokasinya pun dilakukan didepan Kapolda DIY, lokasi ini menjadi simbol penegakan hukum di wilayah DIY.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/11/minuman-keras.jpg10241024adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2024-11-01 15:08:362024-11-01 15:08:423 Organisasi Besar Islam Tolak Peredaran Minuman Keras
Anggur Shine Muscat Ancaman Kesehatan atau Alarm untuk Konsumsi Pangan Lokal?
Baru-baru ini, anggur jenis Shine Muscat asal Tiongkok menjadi headline news pada berbagai kanal berita disebabkan karena telah ditemukannya kandungan residu pestisida berlebihan pada jenis anggur tersebut yang beredar di Thailand. Pemerintah Thailand sendiri menyebutkan bahwa terdapat 23 dari 24 sampel anggur ini yang mengandung residu pestisida di atas ambang batas aman yang dapat ditoleransi berdasarkan aturan perdagangan pangan Thailand. Hal ini memicu keresahan masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik, import buah-buahan dari Tiongkok hingga pertengahan tahun 2024 mencapai 458.257,4 ton. Termasuk di dalamnya adalah jenis anggur Shine Muscat ini. Jenis anggur ini banyak digemari kalangan menengah, karena rasanya yang manis, tidak berbiji, serta memiliki nilai estetika yang baik dengan warna hijau yang mengkilat. Selain itu, Anggur jenis ini juga merupakan sumber Vitamin C yang banyak mengandung potassium, kalsium dan juga mangaan yang penting untuk perkembangan tulang dan gigi.
Namun, keberhasilan produksi buah dan sayuran bernilai tinggi memang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan pestisida. Hal ini menyebabkan peningkatan penggunaan pestisida di lahan pertanian, yang berkontribusi pada keberadaan residu bahan kimia berbahaya di tanah, air, udara, serta di permukaan tanaman, buah, dan sayuran. Aktivitas biosida berspektrum luas memiliki potensi risiko terhadap konsumen, baik dari segi kesehatan maupun lingkungan. Paparan pestisida dalam dosis rendah dalam jangka panjang dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker, penyakit Parkinson, gangguan reproduksi, gangguan pernapasan, diabetes, penyakit kardiovaskular, kelainan bawaan, hingga kematian.
Menurut Environmental Working Group (EWG), anggur termasuk dalam daftar “dirty dozen” bersama dengan stroberi, bayam, kale, dan peach, yang menempati lima teratas buah dan sayur paling terkontaminasi pestisida. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan pascapanen yang tepat untuk mengurangi residu pestisida pada buah dan sayur yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat.
Pada umumnya, pestisida disemprotkan pada buah dan akan terakumulasi di kulit luar atau lapisan kutikula. Pestisida tersebut dapat diserap oleh permukaan tanaman (kutikula berlapis lilin dan juga permukaan akar) kemudian masuk ke dalam sistem transportasi tanaman (sistemik) untuk melindungi tanaman dari hama yang menembus kulit terluarnya. Pestisida lain jenis kontak, akan tetap berada di permukaan tanaman tanpa masuk ke dalam tanaman secara sistemik.
Jika melihat karakteristik residu pestisida yang terakumulasi di kulit buah, ada tiga kategori cara untuk mengurangi atau menghilangkan residu petisida, yaitu: treatment rumah tangga, treatment kimia, dan teknik modern.
Perawatan sederhana di rumah dapat dilakukan melalui penyucian, pengupasan, dan metode blansir. Teknik penyucian yang benar dengan menggunakan air mengalir dapat menghilangkan hingga 88% jenis pestisida tertentu seperti imidacloprid dan chlorpyrifos, namun kurang efektif untuk jenis yang lain, dengan pengurangan hanya sekitar 11-23%. Mengupas merupakan cara yang sangat efektif untuk menghilangkan pestisida, terutama dari kulit produk seperti kentang, jeruk, apel, peach dan tomat, dengan pengurangan hingga 75% atau bahkan penghilangan total dalam beberapa kasus. Blansir merupakan proses yang melibatkan pemanasan ringan dengan air hangat diikuti dengan pendinginan, dapat menghilangkan residu pestisida sebesar 22-46%. Dalam beberapa kasus, metode ini bisa mendekontaminasi hampir 100% pestisida tertentu dari sayuran seperti paprika manis dan terong.
Berdasarkan banyak penelitian, treatment menggunakan bahan kimia mampu mendekontaminasi pestisida pada permukaan buah dan sayur. Bahan kimia yang dimaksud adalah garam (NaCl), Asam asetat atau cuka (CH3COOH), Chlorine Dioxide atau disinfektan (ClO2), larutan klorin, dan bahan kimia lain yang terdaftar sebagai bahan kimia foodgrade. Selain itu, residu pestisida juga dapat dihilangkan menggunakan larutan bawang putih dan larutan soda-garam (Yu-shan et al, 2013). Umumnya buah dan sayur direndam di dalam larutan bahan kimia dengan konsentrasi tertentu dalam waktu sekitar 10-30 menit tergantung pada ketebalan kulit buah dan sayur. Kemudian dibilas menggunakan air mengalir.
Berbagai teknik modern diketahui telah banyak dilaporkan untuk mendekontaminasi residu pestisida kimia. Teknik modern yang dimaksud adalah penggunaan sinar gamma yang mampu menghilangkan Diazinon, Chlorpyrifos, Phosphamido, pada tomat dan mentimun sampai 95%. Penggunaan teknologi ultrasound pada stroberi dapat menurunkan residu pestisida hingga 91%. Selain itu, penggunaan Electrolyzed reducing (ER) water treatment dan Electrolyzed oxidizing (EO) water treatment juga terbukti mampu menghilangkan residu pestisida hingga 85-91%.
Setiap metode di atas memiliki efektivitas yang tergantung pada jenis pestisida, produk pangan yang di-treatment, dan kondisi yang diterapkan.
Sampai saat ini, Badan Pangan Nasional telah menyatakan bahwa hasil sampling yang dilakukan di tahun 2023 dan 2024, menunjukkan anggur Shine Muscat yang beredar telah diberikan ijin edar dengan angka kontaminan residu pestisida di bawah ambang batas BMR (Batas Maksimum Residu) dan dinyatakan aman. Walaupun demikian, konsumen dan Masyarakat tetap harus selektif dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan selalu menyuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi secara langsung. Isu ini menjadi pengingat pentingnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan pangan, serta mendorong konsumsi produk lokal Indonesia yang lebih ramah lingkungan dan tentu nilai gizinya tidak kalah dengan produk pangan import.
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses menggelar acara kick off Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2025/2026 di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Rabu (30/10). Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta yang terdiri dari guru Bimbingan Konseling (BK) dan siswa SMA/MA/SMK se-Daerah Istimewa Yogyakarta.
Mengusung tema “Mewujudkan Generasi Inovatif, Berprestasi, dan Berdedikasi Tinggi”, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan UNISA Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Yogyakarta yang memiliki komitmen untuk mencetak lulusan berkualitas.
Rektor UNISA Yakin Bisa Bersaing dengan PTN
Dalam berbagai hal, Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, menyampaikan bahwa UNISA Yogyakarta dengan status akreditasi UNGUL telah membuktikan kualitasnya melalui berbagai prestasi dan pencapaian yang memadai. Beliau mengajak para siswa untuk tidak ragu memilih UNISA sebagai tujuan melanjutkan studi.
“Harapannya UNISA bukan menjadi pilihan kedua, akan tetapi menjadi pilihan yang pertama,” tegas Warsiti.
Senada dengan Rektor UNISA, Ketua MGBK SMA DIY, Edy Prajaka, S.Pd, juga mengapresiasi langkah UNISA Yogyakarta dalam mencetak generasi muda yang berkualitas. Menurutnya, UNISA telah banyak berkontribusi dalam mencetak calon pemimpin bangsa.
Biro Humas dan Protokol (BHP) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses menggelar pertemuan rutin admin website. Acara yang berlangsung di ruang sidang lantai 7 gedung Siti Moendjijah, Selasa (29/10) mengusung tema “Kolaborasi untuk Peningkatan Webometric: Optimalisasi konten dan strategi digital UNISA Yogyakarta”.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh admin website UNISA Yogyakarta serta menghadirkan dua narasumber ahli di bidang SEO dan digital, yaitu Arizona Firdonsyah dan Didik Arwinsyah. Kedua narasumber berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai strategi optimasi konten dan digital marketing yang efektif untuk meningkatkan peringkat website di mesin pencari.
Kepala Biro Humas dan Protokol, Sinta Maharani, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi antar admin website dalam mengelola dan mengembangkan website UNISA Yogyakarta.
“Website merupakan wajah digital UNISA Yogyakarta, oleh karena itu kita harus terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan visibilitasnya,” ujar Sinta.
Selain sebagai ajang berbagi ilmu, kopdar ini juga menjadi wadah bagi para admin website untuk saling bertukar informasi dan pengalaman. Dengan adanya kolaborasi yang kuat, diharapkan website UNISA Yogyakarta dapat semakin baik dan memberikan informasi yang relevan bagi masyarakat.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/10/meningkatkan-seo-website-scaled.jpg14412560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2024-10-29 13:35:192024-10-29 13:36:17Jalin Kolaborasi Dalam Meningkatkan SEO Website, UNISA Gelar Kopdar Admin
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar ucap janji pra klinik bagi 84 mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Fisioterapi. Acara yang berlangsung di Hall Baroroh Baried ini menjadi tonggak penting bagi para mahasiswa profesi sebelum terjun langsung ke dunia praktik.
Ucap Janji
Dalam sambutannya, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Fisioterapi dan Pendidikan Profesi Fisioterapi, menyampaikan bahwa seluruh mahasiswa yang mengikuti ucap janji telah melalui berbagai persiapan, mulai dari pembekalan melalui Kepaniteraan Umum (Panum) hingga ujian pra klinik.
“Kami telah memastikan bahwa seluruh mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan di dunia praktik. Mereka akan berotasi di berbagai lahan praktik yang tersebar di Jawa dan luar Jawa,” ujar Hilmi.
Hilmi juga berpesan kepada para mahasiswa agar senantiasa menjaga nama baik UNISA dengan menunjukkan sikap profesionalisme dan etika yang tinggi.
“Identitas sebagai mahasiswa UNISA harus tetap dijaga melalui adab dan etika di lapangan. Mulai dari cara berkomunikasi, perilaku, hingga pengambilan sikap, semuanya harus dilakukan dengan menjunjung tinggi norma kesantunan,” tegasnya.
Uniknya, upacara janji pra klinik kali ini digelar secara hybrid, yaitu secara daring dan luring. Sebanyak 68 mahasiswa mengikuti upacara janji secara langsung di Hall Baroroh Baried, sedangkan 16 mahasiswa lainnya mengikuti secara daring. Hal ini menunjukkan bahwa UNISA Yogyakarta terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memberikan kemudahan bagi mahasiswa.
Setelah mengikuti ucap janji, para mahasiswa akan ditempatkan di 71 lahan praktik yang telah disiapkan. Dengan jumlah lahan praktik yang cukup banyak, diharapkan para mahasiswa dapat memperoleh pengalaman yang beragam dan memperluas jaringan profesional mereka.