Belajar gizi

Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta membawa keceriaan sekaligus edukasi kesehatan bagi anak-anak di PAUD Asamceria, Bantul. Melalui program bertema “Kenali Isi Piringku, Jaga Kebersihan Mulut dan Tangan”, para mahasiswa mengajak anak-anak usia dini untuk mengenal pentingnya gizi seimbang dan perilaku hidup bersih dengan cara yang menyenangkan, Kamis (28/08/2025).

Dalam kegiatan ini, anak-anak tidak hanya duduk diam mendengarkan. Mereka diajak aktif belajar konsep “Isi Piringku”—yaitu porsi makan sehat yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayur, dan buah—melalui permainan menyusun gambar dan bernyanyi bersama. Suasana belajar menjadi hidup dan pesan tentang makanan sehat pun lebih mudah meresap di ingatan mereka.

Tidak berhenti di situ, sesi edukasi dilanjutkan dengan praktik langsung. Anak-anak dengan antusias mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar menggunakan sikat gigi masing-masing. Mereka juga belajar enam langkah mencuci tangan pakai sabun sesuai standar kesehatan, sebuah kebiasaan kecil yang sangat penting untuk mencegah penyakit.

“Kami ingin menanamkan kebiasaan sehat sejak usia dini. Harapannya, kebiasaan ini bisa terus diterapkan di rumah dengan dukungan orang tua,” jelas Yusuf Hafidzudin A, Koordinator KKN.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ririn Wahyu Hidayati, S.ST., M.K.M., menambahkan bahwa mengenalkan gizi dan kebersihan secara langsung kepada anak akan meninggalkan kesan mendalam.

“Harapan kami, anak akan memiliki kebiasaan baik, serta dapat tumbuh dan berkembang sehat sesuai periodenya,” ujarnya. Inisiatif mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi kesehatan bisa disampaikan dengan cara yang seru dan berdampak positif bagi generasi penerus.

Pelatihan kesehatan

Tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta sukses melaksanakan program pengabdian di Dukuh Jagulan, Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah. Program yang ada yaitu berjudul ‘Pembentukan PONCEL PEKANRAYA (Pojok Center Konseling Pencegahan Kanker Payudara) pada Kelompok Ibu PKK Sidomakmur Dukuh Jagulan Tahun 2025’.

Tim yang menginisiasi program ini terdiri dari dosen dan mahasiswa Prodi Keperawatan dan Ilmu Komunikasi. Kegiatan ini merupakan hasil hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sejak Minggu (27/7/2025) – Minggu (31/8/2025).

Program PKM ini diisi dengan beragam pelatihan. Seperti halnya pelatihan pencegahan kanker payudara yang diisi oleh Dwi Sri Handayani, S.Kep., Ns., M.Kep dan Diah Nur Anisa, S.Kep. Ns. M.Kep. Kegiatan ini menyasar kalangan remaja, kelompok ibu PKK, serta kader bapak.

Program ditujukan untuk menyiapkan kader yang paham tentang skrining risiko kanker payudara dan konseling healthy lifestyle pencegahan kanker payudara. Pelatihan juga meliputi demonstrasi pencegahan kanker payudara dengan teknik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Kader diharapkan dengan mandiri bisa membantu melakukan skrining dan konseling atas risiko kanker payudara di lingkungan sekitar.

Setelah itu tim kemudian membangun ruang PONCEL PEKAN RAYA. Ruang ini menjadi pusat pelaksanaan skrining dan konseling pencegahan kanker payudara kelompok ibu di dukuh Jagulan. Dengan hadirnya PONCEL PEKAN RAYA, kelompok ibu di dukuh Jagulan diharapkan 100% terskrining terhadap risiko kanker payudara.

Selain itu, tim PKM Unisa Yogyakarta juga memberikan pelatihan pemasaran telur asin melalui online shop kepada kelompok pengusaha telur asin dan ibu-ibu di dukuh Jagulan. Pelatihan ini diisi oleh Hari Akbar Sugiantoro S.I.Kom., M.A. Melalui pelatihan ini, ibu-ibu dan pengusaha telur asin di dukuh Jagulan diarahkan untuk bisa membentuk dan mengoperasikan online shop untuk pemasaran telur asin.

Tidak hanya itu, pelaksanaan PKM ini turut menghadirkan pelatihan produksi batik ecoprint. Pada materi ini peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK diajarkan membuat mandiri inovasi kain batik dengan memanfaatkan pigmen warna dan bentuk alami dari tumbuhan, seperti daun, bunga, atau batang, yang dipindahkan ke kain menggunakan proses seperti direbus, dikukus, atau dipukul.

Sebagai penutupan dan perpisahan, tim PKM Unisa Yogyakarta kemudian diundang untuk meramaikan karnaval perayaan Agustusan desa setempat. Pada kegiatan ini PKM Unisa Yogyakarta hadir dengan memperagakan tim kesehatan. Pada acara yang sama, ibu-ibu peserta pelatihan dari PKK Sidomakmur dukuh Jagulan turut serta dengan mengenakan kain batik ecoprint yang mereka produksi mandiri.

Ketua PKK Sidomakmur dukuh Jagulan, Simisri Lestari mengaku bahwa ia dan teman-teman sangat senang atas pelatihan kesehatan dan ekonomi dari Unisa Yogyakarta. “Selama mengikuti pelatihan saya mendapatkan banyak ilmu yang sangat bermanfaat untuk saya dan ibu-ibu PKK dukuh Jagulan. Semoga ibu-ibu PKK dapat mengambil ilmu yang sudah didapat melalui kemitraan bersama Unisa Yogyakarta,” ujar Simisri Lestari.

Sementara itu, Ketua pelaksana PKM Unisa Yogyakarta, Dwi Sri Handayani, S.Kep., Ns., M.Kep mengharapkan pelaksanaan pengabdian ini bermanfaat terutama bagi warga dukuh Jagulan dalam peningkatan kesejahteraan kesehatan, sehingga tercegah dari kanker payudara dan peningkatan kesejahteraan ekonomi. Disamping itu, dosen yang akrab disapa Dwi itu menyebut pengabdian ini pun bermanfaat bagi mahasiswa karena bisa mempraktikkan langsung ilmu yang ia pelajari di bangku perkuliahan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Dukuh Jagulan, terutama Ibu-Ibu PKK Sidomakmur yang telah berkenan menjadi mitra program ini. Kami tidak lupa berterima kasih kepada  Kemendiktisaintek yang telah memberikan hibah untuk penyelenggaraan pengabdian masyarakat ini,” ucap Dwi.

Mp asi

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta membawa solusi praktis untuk melawan stunting di Gunung Kidul. Melalui program pemberdayaan di Posyandu Siyono Kulon, Kelompok 13 KKN ini menggelar praktik pembuatan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) yang bergizi, lezat, dan ramah di kantong.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan para ibu dalam menyiapkan makanan sehat untuk buah hati mereka. Mahasiswa menunjukkan bahwa makanan bergizi tidak harus mahal. Dengan memanfaatkan bahan pangan lokal seperti kentang, tempe, hati ayam, dan sayuran, para ibu diajak langsung memasak MP-ASI yang disesuaikan untuk berbagai tahapan usia anak, mulai dari 6 hingga 24 bulan.

“Kami ingin membantu ibu-ibu agar lebih percaya diri dalam menyiapkan MP-ASI, dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang sederhana, murah, tetapi tetap memenuhi kebutuhan gizi anak,” ujar Gema ketua kelompok 13 KKN UNISA Yogyakarta.

Selain praktik memasak, mahasiswa juga memberikan penyuluhan lengkap, mulai dari pemilihan bahan, teknik pengolahan yang benar, hingga cara penyajian yang menarik agar anak lahap makan. Para peserta tampak antusias dan aktif bertanya, membuktikan bahwa edukasi semacam ini sangat dibutuhkan.

“Biasanya bingung mau kasih makan apa ke anak, tapi setelah praktik ini jadi lebih paham. Ternyata bahan sehari-hari bisa diolah jadi makanan bergizi,” ungkap Murti, salah satu peserta.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Niken Anggraini, M.Tr.Kep, mengapresiasi inisiatif ini sebagai wujud nyata sinergi kampus dan masyarakat. Menurutnya, program ini tidak hanya memberi dampak langsung dalam pencegahan stunting, tetapi juga melatih mahasiswa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Dengan bekal ilmu ini, para ibu di Siyono Kulon diharapkan lebih mandiri dan kreatif dalam memenuhi gizi anak-anak mereka.

Kampus inklusif

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus inklusif yang adil dan terbuka bagi semua. Melalui kolaborasi dosen dan mahasiswa, UNISA Yogyakarta menggelar pelatihan bertajuk “Uji Efektivitas Penilaian Gender Disabilitas Sosial Inklusi (GEDSI)” pada Kamis (28/8/2025).

Kegiatan ini secara khusus menyasar para pemimpin masa depan, yaitu 14 kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dari tiga komisariat yang mewakili Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum), serta Fakultas Sains dan Teknologi (FST). Tujuannya adalah membekali para kader IMM sebagai perpanjangan tangan persyarikatan untuk memahami dan mengadvokasi isu kesetaraan gender, hak disabilitas, dan budaya sosial yang inklusif.

Pelatihan dibuka dengan sesi materi yang mencerahkan dari Dr. Siti Khotimah, SST.,Ft., M.Fis. Beliau menekankan bahwa disabilitas bukanlah sekadar isu medis, melainkan fenomena sosial.

“IMM sebagai organisasi kemahasiswaan dipercaya mampu menyebarkan nilai toleransi dan kesetaraan, serta harus dapat mendukung mahasiswa difabel agar lebih percaya diri menyuarakan kebutuhan mereka,” jelas Khotim.

Sesi selanjutnya diisi oleh Dr. Islamiyatur Rokhmah, M.S.I., yang mengupas tuntas perbedaan mendasar antara seks (biologis) dan gender (konstruksi sosial). Ia juga membahas berbagai bentuk ketidakadilan gender dan strategi praktis untuk mewujudkan budaya inklusi di lingkungan sekitar.

Untuk menguji pemahaman, para peserta tidak hanya mengerjakan pre-test dan post-test, tetapi juga terlibat aktif dalam Forum Group Discussion (FGD). Dalam diskusi kelompok, para kader secara interaktif membahas studi kasus nyata mengenai isu gender dan inklusi sosial. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mencetak agen perubahan yang siap membangun kampus UNISA Yogyakarta yang lebih ramah dan setara bagi semua.

Pupuk organik

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sukses menggelar pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) di Dukuh Pager, Desa Logandeng, Playen, Gunungkidul. Berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) RT 03, kegiatan pada Kamis (28/8/2025) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pertanian lokal dengan memanfaatkan kotoran hewan (kohe) sebagai bahan dasar.

Pelatihan ini dipandu oleh Dewi dari Dinas Pertanian dan Peternakan, yang memberikan bimbingan teknis secara rinci. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan sederhana dan mudah didapat, seperti kohe, ragi kompos, dan air tebu. Semua bahan dicampur dalam galon bekas, lalu difermentasi selama 2 hingga 4 minggu hingga menghasilkan POC yang siap digunakan.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Enny Fitriahadi, S.St., M.Kes, menjelaskan manfaat penting dari POC.

“POC ini dapat menyuburkan daun tanaman dan memperbaiki kesuburan tanah. Dengan meningkatkan kualitas tanah, POC membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan akar dan mikroorganisme tanah yang bermanfaat,” tuturnya.

Keunggulan lain dari POC adalah tidak memiliki masa kedaluwarsa, menjadikannya solusi praktis dan efisien bagi petani. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan.

Melalui program ini, mahasiswa UNISA Yogyakarta tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga meningkatkan keterampilan anggota KWT dalam mengelola pertanian secara berkelanjutan. Harapannya, kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dapat terus tumbuh demi keberlangsungan lingkungan dan peningkatan kesejahteraan.