Magang berdampak

Dari ruang kelas, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Larindi Ayu Kusuma merasakan pengalaman dunia kerja secara nyata melalui Program Magang Berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Pengembangan hard skill dan soft skill pun ia peroleh dari tempat magangnya di PT. Maleo Edukasi Teknologi (Educourse.id) Branch Surakarta.

Program Magang Berdampak bukan sekadar magang biasa, Larindi berhasil lolos setelah melalui sejumlah tahapan. Proses seleksi dimulai dari pendaftaran dengan mengirimkan dokumen seperti CV dan portofolio. Setelah itu, Larindi dinyatakan lolos tahap pertama dan diminta membuat video yang sesuai dengan perusahaan tempatnya melamar magang.

“Alhamdulillah, saya lanjut ke tahap kedua yaitu wawancara. Proses wawancaranya cukup menantang, karena saya harus bisa menunjukkan motivasi dan kesiapan saya untuk terlibat di dunia kerja secara langsung,” cerita Larindi, Kamis (14/8/2025).

Setelah wawancara, Larindi sempat mengira tidak lolos karena cukup lama tidak mendapat kabar. Namun, beberapa hari kemudian, dirinya mendapat pengumuman bahwa diterima, dan saat itu ia merasa sangat bersyukur atas kesempatan ini.

“Saya merasa sangat senang dan bersyukur bisa diterima Program Magang Berdampak yang diselenggarakan oleh Kementerian. Ini merupakan kesempatan berharga, apalagi proses seleksinya cukup ketat dan melibatkan banyak peserta dari berbagai daerah. Ketika dinyatakan lolos, saya benar-benar merasa bangga dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik selama program berlangsung,” ucap Larindi.

Perjalanan selama magang berdampak

Lebih dari satu minggu sudah, Larindi menjalani Magang Berdampak di Educourse.id. Ia mendapat job desk Marketing Communication and Sales. Dirinya bersama tim mendapat tugas menyusun strategi agar brand perusahaan semakin dikenal dan target penjualan bisa tercapai.

“Dalam menjalankan perannya, tim ini menganalisis kondisi pasar, mempromosikan produk, membangun hubungan baik dengan pelanggan, serta merancang strategi yang efektif untuk menarik konsumen baru dan menjaga loyalitas pelanggan yang sudah ada,” ujar Larindi.

Pilihannya pada job desk Marketing Communication and Sales tidak lepas dari latar belakang pendidikannya. Perempuan yang akan masuk semester 5 itu menilai dengan job desk ini bisa menerapkan apa yang ia peroleh dari bangku kuliah.

“Di jurusan (Ilmu Komunikasi), saya belajar tentang cara menyusun pesan yang efektif, memahami audiens, dan membangun citra atau persepsi. Semua itu sangat dibutuhkan dalam dunia pemasaran dan penjualan. Jadi saya merasa ini bidang yang cocok dan nyambung sama latar belakang saya,” kata Larindi.

Larindi akan menjalani magang hingga Desember 2025 nanti. Beberapa hal sudah dikerjakan Larindi selama magang, diantaranya membuat database terkait sekolah potensial di wilayah Solo Raya yang bisa diajak bekerja sama dalam program dan layanan dari Educourse.id, khususnya dalam bidang coding, AI, dan robotik. “Saya juga terlibat langsung dalam kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut untuk menjelaskan program serta menjalin kerja sama, mengingat Educourse saat ini telah menjadi mitra resmi dari Dikdasmen,” ucapnya.

Selain itu, ia belajar banyak mengenai corporate culture yang ada di dalam perusahaan, mulai dari alur kerja tim, sistem pelaporan kegiatan, hingga pentingnya komunikasi internal yang efektif. “Saya juga mempelajari dasar-dasar coding dan artificial intelligence, yang tentunya sangat relevan dengan produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan,” kata Larindi.

Larindi mengaku sempat menemui sejumlah tantangan selama menjalani magang. Meski begitu, ia tetap bisa mengatasinya. Salah satu tantangan yang ia hadapi karena belum sepenuhnya menguasai materi tentang coding dan AI. Baginya ini sesuatu hal yang cukup baru.

“Saya mengatasi tantangan ini dengan aktif bertanya kepada mentor, mengikuti diskusi tim, serta membaca beberapa materi yang relevan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan divisi Marketing Communication & Sales, agar saya tetap bisa memahami produk secara utuh dan menyampaikannya dengan tepat kepada pihak luar. Secara keseluruhan, magang ini sangat membuka wawasan saya, baik dalam hal komunikasi strategis, dunia edutech, maupun penerapan teknologi dalam pendidikan,” ungkap Larindi.

Dampak dirasakan dan harapan tumbuh

Dari Program Magang Berdampak ini, Larindi mengaku mendapatkan banyak hal yang sangat bermanfaat. Baik dari segi pengalaman kerja, pembelajaran langsung di lapangan, maupun pengembangan soft skill dan hard skill.

“Saya juga mendapat banyak wawasan baru, terutama terkait dunia teknologi pendidikan (edutech), serta belajar mengenal dasar-dasar coding dan AI yang sebelumnya cukup asing bagi saya. Selain itu, saya juga belajar bagaimana bekerja secara profesional, beradaptasi dengan budaya kerja perusahaan, dan menyusun laporan kegiatan secara rutin. Dari sisi manfaat lainnya, saya juga bersyukur karena program ini memberikan uang saku, yang tentu sangat membantu dan menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi peserta magang,” ucap Larindi.

Ia berharap dengan mengikuti Program Magang Berdampak pengalaman yang didapatkan bisa menjadi bekal nyata untuk memasuki dunia kerja setelah lulus kuliah. “Saya berharap program ini dapat membantu mengembangkan keterampilan praktis, memperluas wawasan tentang industri yang saya minati, serta membentuk pola pikir yang lebih professional,” harap Larindi.

Selain itu, dirinya berharap bisa memberikan kontribusi nyata kepada perusahaan tempat magang, meskipun dalam kapasitas sebagai mahasiswa. Ia juga ingin terus belajar, beradaptasi, dan tumbuh selama program ini berlangsung, serta terus menjalin relasi yang baik dengan mentor dan tim di lapangan.

“Dan secara lebih luas, saya berharap Program Magang Berdampak ini bisa terus berjalan dan menjangkau lebih banyak mahasiswa di seluruh Indonesia, karena program seperti ini sangat penting untuk menjembatani antara dunia kampus dan dunia kerja,” tutup Larindi.

Kader posyandu

Tim pengabdian masyarakat Universitas `Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta sukses menggelar program edukasi kesehatan di Rumah Belajar Masyarakat (RBM) Pucanganom, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (3/8/2025). Kegiatan yang mendapatkan dana hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) ini berfokus pada pelatihan dan peningkatan kapasitas kader posyandu untuk pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

Tim dosen Unisa Yogyakarta yang terdiri dari Bidan Dita Kristiana, S.ST., MH., Bidan Esitra Herfanda, S.ST., MH., dan Musoli, SE., MM., bersama mahasiswa, melaksanakan berbagai agenda. Selain memberikan pelatihan manajemen program posyandu, tim juga melakukan praktik langsung, seperti penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, cek tekanan darah, dan pengecekan hemoglobin. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, mulai dari sekretaris desa, bidan Puskesmas, kader kesehatan, hingga perwakilan remaja.

Dita Kristiana, selaku ketua tim pengabdian, menjelaskan pentingnya peran posyandu di masyarakat. “Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat untuk alih informasi dan keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta keterampilan hidup sehat,” jelas Dita.

Ia menambahkan, posyandu berfungsi sebagai garda terdepan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup upaya promotif dan preventif. “Pelayanan ini meliputi Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS), gizi, aktivitas fisik, dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM),” kata Dita.

Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan baru ini, diharapkan para kader posyandu di Pucanganom dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas, sehingga kualitas kesehatan masyarakat sekitar dapat meningkat secara signifikan.

Tpa piyungan 2

Penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan pada 1 Mei 2024 mendorong masyarakat di berbagai wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mencari solusi alternatif pengelolaan sampah. Menjawab tantangan ini, tim dosen Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta berkolaborasi dengan Pimpinan Ranting `Aisyiyah (PRA) Banguntapan 1 menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Implementasi Biopori sebagai Solusi Pengelolaan Air Tanah dan Sampah Organik Rumah Tangga”.

Kegiatan yang berlangsung pada 26 Juli 2025 ini diikuti oleh 25 peserta, mayoritas adalah ibu rumah tangga. Sesi dimulai dengan sosialisasi interaktif yang membahas konsep biopori serta pentingnya konservasi air dan pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga. Materi disampaikan langsung oleh narasumber dari dosen Program Studi Bioteknologi Unisa Yogyakarta, memberikan pemahaman mendalam secara ilmiah dan praktis.

Selain teori, para peserta juga mendapatkan pelatihan langsung pembuatan lubang biopori. Mereka diajarkan mulai dari teknik pengeboran tanah, pemasangan pipa PVC, hingga cara mengisi lubang dengan sampah organik untuk dijadikan kompos. Sebanyak 10 unit biopori berhasil dipasang di lingkungan rumah warga.

“Teknologi biopori tidak hanya membantu meresapkan air hujan ke dalam tanah, tetapi juga menjadi solusi sederhana dalam mengelola sampah organik menjadi kompos,” ujar Dinar Mindrati Fardhani, M.Biotech., Ph.D, ketua tim pengabdian.

Dampak positif dari kegiatan ini terlihat jelas dari hasil evaluasi. Pemahaman peserta mengenai fungsi biopori melonjak dari 24 persen menjadi 88 persen, sementara minat untuk menerapkannya di rumah naik dari 32 persen menjadi 76 persen. Bahkan, 92 persen peserta menilai pelatihan ini sangat relevan dan bermanfaat bagi kondisi lingkungan mereka. Ketua PRA Banguntapan 1, Siti Maesaroh, menyambut baik inisiatif ini.

“Warga kami sekarang tidak hanya tahu, tetapi juga sudah bisa praktik langsung membuat lubang biopori. Harapan kami, ini menjadi awal dari perubahan perilaku dalam mengelola sampah di rumah,” katanya.

Kedepan, tim pengabdian Unisa berencana mengadakan pelatihan lanjutan tentang pemanfaatan kompos, pemilahan sampah anorganik, dan pengembangan titik-titik biopori strategis. Program ini diharapkan menjadi model pengelolaan sampah dan konservasi air mandiri yang berkelanjutan, sejalan dengan upaya pemerintah daerah dalam mengatasi krisis sampah di DIY.

Digitalisasi desa

Terinspirasi dari program Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dosen Program Studi Teknologi Informasi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Sadr Lufti Mufreni, S.Kom., M.Sc dan tiga mahasiswa kembangkan inovasi untuk masyarakat desa. Inovasi ini menjadi wujud nyata dukungan membangun dari desa.

Dengan tajuk ‘Inovasi Jasa Pembuatan dan Pengelolaan Website BUMDes melalui Platform SiDesa sebagai Solusi Digitalisasi Desa’ inovasi ini lolos Pendanaan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti, Kemendiktisaintek RI. Selain Sadr, inovasi ini juga melibatkan tiga mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi, yaitu Irsyad Winarko, Muhammad Salman Alfarisi, dan Dian Gita Meilani. “Ini terinspirasi dari Presiden Prabowo tentang ekonomi desa (Asta Cita),” jelas Sadr, Senin (21/7/2025).

Diketahui salah satu dari Asta Cita yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Inovasi yang mendorong digitalisasi di tingkat desa ini menjadi wujud nyata kontribusi sivitas akademika Unisa Yogyakarta untuk memberdayakan masyarakat desa.

Sadr mengatakan platform SiDesa menjadi wadah untuk memasarkan produk barang dan jasa masyarakat desa. Bukan tanpa alasan, SiDesa juga berangkat dari persoalan yang mana BUMDes dan produk sudah ada, namun sayangnya belum dipasarkan dengan baik. “Ini untuk membantu pemasaran produk barang dan jasa BUMDes,” ucap Sadr.

Pengembangan jangka panjang untuk platform SiDesa juga telah dipikirkan oleh Sadr dan tim. Diharapkan dengan pengembangan nantinya, dampak positif yang dirasakan masyarakat desa semakin besar. “Ke depan menjadi startup unicorn pengembangan digital pedesaan. Ya dengan skema subscription,” ungkap Sadr.

Sadr mengatakan ide ini juga digagas oleh mahasiswa. Keterlibatan generasi muda dalam hal ini menjadi bagian penting. Ia pun memotivasi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan diri. “Masih muda ayo bereksplorasi,” ajak Sadr.

Sadr juga mengapresiasi P2MW yang bisa menjadi cikal bakal lahirnya technopreneur. Secara pribadi capaian ini menjadi wujud keberhasilan kerja sama dosen dan mahasiswa. “Ini menandakan bahwa usaha, ide, dan kerja keras yang telah dilakukan mendapat pengakuan yang nyata, membuka peluang untuk mengembangkan diri lebih jauh,” ujar Sadr.

Sadr menyebut sebagai bagian dari Unisa Yogyakarta, keberhasilan meraih hibah P2MW ini memiliki dampak positif. Ini menunjukkan bahwa Unisa Yogyakarta memiliki kapabilitas dalam mencetak mahasiswa yang tidak hanya berprestasi dalam bidang akademik, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka untuk menciptakan peluang bisnis.

Kesehatan reproduksi

Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta pada hari Selasa, 15 Juli 2025, pukul 08.00–10.00 WIB dengan tema “Kesehatan Reproduksi Remaja”.

Kegiatan ini diikuti oleh 293 siswa kelas VIII dan IX, terdiri dari 135 siswi dan 158 siswa, sebagai bagian dari program pembentukan karakter remaja. Dua narasumber dari Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta hadir memberikan edukasi penting seputar kesehatan reproduksi, yaitu:

Tri Hapsari Listyaningrum, SST., MH, dosen Program Studi S1 Kebidanan

Gatot Suparmanto, S.Kep., Ns., M.Sc, dosen Divisi Keperawatan Anestesiologi

Materi yang disampaikan mencakup pemahaman tentang sistem reproduksi pria dan wanita, pubertas, seksualitas remaja, hak-hak remaja dalam kesehatan reproduksi, serta pentingnya pengambilan keputusan yang sehat dan bertanggung jawab di masa remaja. Para siswa juga diajak mengenali tantangan yang umum dihadapi remaja seperti tekanan teman sebaya, mitos seputar seksualitas, hingga risiko infeksi menular seksual (IMS) dan kehamilan remaja.

Penyampaian materi dilakukan secara interaktif dan partisipatif, disesuaikan dengan usia dan perkembangan psikologis peserta. Tidak hanya berisi paparan ilmiah, kegiatan juga dilengkapi dengan diskusi terbuka dan kuis reflektif untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.

Kepala SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Supriyadi, S.Pd., M.Si, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada UNISA Yogyakarta atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur atas kehadiran para dosen UNISA yang telah memberikan edukasi penting kepada siswa-siswi kami. Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan untuk membekali remaja agar mampu menjaga kesehatan reproduksinya secara benar dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dengan sekolah-sekolah dalam membentuk generasi muda yang sehat, cerdas, dan berdaya, terutama dalam menghadapi isu-isu reproduksi yang kian kompleks di era digital saat ini.