Seminar Fisioterapi Metode Vojta dan Bobath di UNISA

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Negara Indonesia, jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) kurang lebih ada sekitar 4,2 juta jiwa. Jumlah yang sangat besar ini perlu kita memberikan kesadaran akan pentingnya pengetahuan sejak dini bahkan sejak sebelum kehamilan terjadi pada kaum perempuan terkait anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan Anak di Indonesia, maka Himpunan Mahasiswa Fisioterapi (HIMAFI) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta menggelar Seminar dan Workshop yang bertema “VOJTA and Bobath Combination Approach of Motoric Sensoric Reflek Synchronize and Correct posture for Children with Special Need”, di Kampus UNISA, Sabtu (15/4) lalu.

Menurut narasumber seminar ini, Ahmad Syakieb mengatakan bahwa metode Bobath adalah salah satu metode yang berorientasi pada aktivitas pola gerak normal dengan meningkatkan kemampuan kontrol postural dan gerakan-gerakan yang selektif. Pada aktifitas gerak, maka tonus otot postural akan sangat menentukan efektifitas dan efesiensi gerak yang akan dihasilkan. Prinsip Terapi Bobath adalah untuk menghambat pola gerak dan sikap tubuh yang abnormal, tekniknya disebut dengan RIP (Refleks Inhibisi Postur), manfaat lain dari metode ini adalah untuk menstimulasi  saraf. Selain itu prinsip terapi Bobath antara lain membuatkan lingkungan yang bisa menstimulasi kemampuan anak , memberikan kesempatan kepada anak untuk berespons secara teratur dan bertahap, mengatur sensory input sesuai level toleransi anak.

Asisten Profesor Saipin Prasertsukdee, PhD PT dari Fakultas Terapi Fisik, Mahidol University, Thailand dalam kesempatan ini menjelaskan tentang metode Vojta, yaitu bentuk terapi fisik yang mulai dikembangkan pada tahun 1960 sebagai terapi pada anak dengan resiko menderita cerebral palsy. Metode ini menggunakan teknik penguatan isometrik melalui stimulasi taktil untuk meningkatkan fungsi respirasi melalui pola normal pergerakan tubuh. Reflek penggerak/terapi VOJTA ini telah dikembangakan oleh seorang ahli saraf pediatri dari Ceko sejak tahun 1950. Tujuan pengobatan untuk mengaktifkan dan mempertahankan fisiologis pola gerakan, serta mengurangi pola gerakan yang abnormal serta untuk mengintegrasikan mereka ke dalam proses motorik yang normal  sepanjang jalan untuk kesadaran aktivitas motorik. Kedua Metode tersebut sekiranya dapat membantu proses pemulihan atau perbaikan pada anak berkebutuhan khusus (ABK).

Melalui seminar ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya Fisioterapi Indonesia sebagai langkah menuju kemajuan Pendidikan Fisioterapi Indonesia khususnya Fisioterapi pediatri di Indonesia. Sebagai ajang untuk mengembangkan ilmu Fisioterapi dibidang Pediatri dan sebagai wadah promosi kesehatan, pengembangan pelayanan kesehatan Fisioterapi di Indonesia.