Pos

Jantung 2

Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Menurut laporan World Health Organization (WHO), sekitar 17,9 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit kardiovaskular, yang mewakili 32 persen dari seluruh kematian global. Dari jumlah ini, sebanyak 85 persen disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.

Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koroner dan henti jantung mendadak menunjukkan tren peningkatan, seiring dengan perubahan gaya hidup, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik.

Henti jantung mendadak dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sering kali tanpa peringatan. Tindakan cepat dalam hitungan menit pertama sangat penting untuk menyelamatkan nyawa. Karena itu, pemahaman masyarakat tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD), khususnya Resusitasi Jantung Paru (RJP), menjadi sangat krusial.

Sebagai bentuk kontribusi nyata Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kegawatdaruratan jantung, telah dilaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP) di Dusun Pasekan Lor, Balecatur, Gamping pada 15 April 2025.

Kegiatan ini melibatkan peserta dari unsur kader kesehatan Posyandu dan masyarakat umum di Pasekan Lor, Balecatur, Gamping. Para peserta mendapatkan pembekalan teori dan praktik langsung terkait pelaksanaan RJP sebagai bagian dari Bantuan Hidup Dasar.

Materi pelatihan disampaikan oleh para narasumber berpengalaman, yakni:

  • Dr. dr. Ardi Pramono, M.Kes., Sp.An. dosen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
  • Ns. Hamudi Prasestiyo, M.Kep., Sp.Kep.Onk. dosen dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta
  • Tim Kesehatan RS PKU Muhammadiyah Gamping

“Dalam pelatihan ini, peserta diberikan pemahaman tentang tanda-tanda henti jantung, pentingnya mengenali kondisi kegawatdaruratan sejak dini, serta teknik resusitasi jantung paru yang efektif. Sesi praktik menggunakan pantom (boneka latihan) bertujuan untuk membiasakan peserta melakukan RJP dengan teknik yang benar,” ujar Hamudi.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta mengenai prinsip dasar RJP. Selain itu, peserta mampu mempraktikkan teknik RJP dengan baik sesuai dengan prosedur standar. Antusiasme peserta sangat tinggi, dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi aktif selama sesi berlangsung.

Melalui pelatihan ini, diharapkan kader kesehatan dan masyarakat awam dapat menjadi penolong pertama yang sigap dan terampil dalam menghadapi kasus henti jantung mendadak di lingkungan mereka. Semakin banyak masyarakat yang terlatih RJP, maka angka keselamatan akibat henti jantung di komunitas dapat meningkat.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi antara akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam membangun ketahanan komunitas menghadapi kegawatdaruratan kardiovaskular sebagai bukti nyata kontribusi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di masyarakat.

Minat baca

Sebuah kolaborasi apik terjalin antara Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Perpustakaan Kota Yogyakarta dengan menggelar program inovatif bertajuk “Rotate Your Book”. Acara yang dihelat selama dua hari, mulai Senin (28/4/2025) hingga Selasa (29/4/2025) di Gedung Siti Moendjijah, Kampus Terpadu UNISA Yogyakarta ini, menjadi angin segar bagi upaya peningkatan literasi di kalangan civitas akademika.

“Rotate Your Book” sendiri bukanlah program sembarangan. Inisiatif cemerlang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta ini hadir sebagai fasilitas jempolan bagi masyarakat, khususnya kali ini menyasar komunitas kampus. Konsepnya sederhana namun efektif: memberikan kesempatan emas bagi para pemilik buku pribadi yang mungkin sudah khatam atau ingin mencari bacaan baru, untuk menukarkan koleksi mereka dengan beragam buku menarik yang tersimpan rapi di bank buku milik Perpustakaan Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Gemar Membaca DPK Kota Yogyakarta, Nunun Zulaikha, S.IP., M.M., mengungkapkan antusiasmenya saat diwawancarai di sela-sela acara. Ia menjelaskan bahwa program “Rotate Your Book” selama ini lebih sering menyapa para pelajar di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) seantero Kota Gudeg. Namun, kali ini ada sentuhan spesial. Mengingat Perpustakaan Kota Yogyakarta memiliki khazanah buku yang relevan dengan dunia kesehatan dan perkuliahan, ditambah lagi jalinan kerjasama yang harmonis dengan Perpustakaan UNISA Yogyakarta, maka kampus yang berlokasi strategis ini dipilih menjadi lokasi penyelenggaraan selama dua hari penuh.

“Jadi, seluruh civitas akademika UNISA Yogyakarta, mulai dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan, yang memiliki koleksi buku pribadi dan mungkin sudah merasa bosan membacanya, kini memiliki kesempatan emas. Melalui program ‘Rotate Your Book’ ini, mereka bisa menukarkan buku-buku tersebut dengan koleksi buku-buku berkualitas yang kami miliki,” papar Zulaikha.

Zulaikha menambahkan, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan variasi bacaan yang lebih luas bagi civitas akademika UNISA Yogyakarta.

Senada dengan harapan tersebut, Kepala UPT Perpustakaan UNISA Yogyakarta, Zeni Istiqomah, SIP.,MA., menyambut baik inisiatif kolaborasi ini. Zeni menuturkan bahwa kehadiran program “Rotate Your Book” di lingkungan kampusnya diharapkan dapat semakin memantik dan meningkatkan minat baca di kalangan civitas akademika UNISA Yogyakarta.

“Kami berharap, dengan adanya kegiatan yang menarik dan memfasilitasi akses terhadap beragam koleksi buku ini, wawasan dan manfaat yang diperoleh oleh seluruh anggota komunitas UNISA Yogyakarta akan semakin bertambah,” ujar Zeni.

Malnutrisi

Upaya penguatan ketahanan pangan sekaligus pencegahan malnutrisi terus digencarkan di berbagai lapisan masyarakat. Langkah nyata diwujudkan oleh tim pengabdian masyarakat dosen Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

Dosen UNISA Yogyakarta, Ellyda Rizki Wijhati.,S.ST.,M.Keb; Andri Nur Solikah.,S.ST.,M.Kes; dan DR. Islamiaturrokhmah.,MSI melakukan pendampingan intensif kepada puluhan santri Panti Asuhan Al-Ghifari untuk mendukung ketahanan pangan mandiri.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah berlangsung selama beberapa bulan ini berfokus pada penguatan kemandirian pangan melalui inovasi budidaya lele dalam galon bekas dan penanaman beragam sayur-mayur di lingkungan panti. Selain memberikan pelatihan teknis budidaya, tim dosen juga membekali para santri dengan pemahaman mendasar tentang gizi seimbang dan pentingnya menerapkan pola konsumsi sehat sehari-hari.

Ketua tim pengabdian msyarakat, Ellyda Rizki Wijhati, S.ST., M.Keb menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan solusi yang berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan gizi para santri panti.

“Dengan memanfaatkan lahan dan sumber daya yang terbatas secara optimal, kami ingin mengedukasi bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan. Contohnya, pemanfaatan limbah galon bekas sebagai media budidaya lele dan kangkung skala rumah tangga ini,” terang Ellyda.

Budidaya lele dalam galon dipilih karena dinilai efisien dalam penggunaan ruang dan relatif mudah dalam pemeliharaan, sangat sesuai dengan kondisi lingkungan panti yang memiliki keterbatasan lahan. Di sisi lain, penanaman sayuran, seperti kangkung, diterapkan dengan sistem vertikal dan polybag, memungkinkan para santri untuk memanen hasilnya secara berkala dan mandiri.

Lele sendiri merupakan sumber protein hewani yang kaya nutrisi penting, seperti vitamin B12, fosfor, serta asam lemak omega-3 dan omega-6. Nutrisi ini berperan vital dalam mendukung pertumbuhan fisik, menjaga fungsi kognitif dan kardiovaskular, serta meningkatkan imunitas tubuh. Jika diolah dengan cara yang sehat, minim minyak, lele juga termasuk makanan rendah kalori yang mendukung gaya hidup sehat.

Keunggulan lain dari budidaya lele adalah kemudahannya, bahkan dapat dilakukan dengan memanfaatkan wadah sederhana seperti galon bekas. Metode ini menjadi alternatif budidaya yang hemat ruang, biaya terjangkau, perawatan tidak rumit, serta ramah lingkungan karena mendaur ulang barang bekas. Hasil panen lele ini nantinya dapat langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gizi para santri di panti.

Sementara itu, inovasi penanaman kangkung di bagian atas galon bekas yang bagian bawahnya dimanfaatkan untuk budidaya lele menjadi contoh konkret sistem pertanian terpadu yang efisien dan ramah lingkungan. Dalam metode ini, kangkung ditanam secara hidroponik di bagian atas galon, memanfaatkan air dari budidaya lele di bawahnya. Limbah organik dari kotoran lele menjadi nutrisi alami bagi pertumbuhan kangkung, sehingga mengurangi kebutuhan akan pupuk tambahan. Sebaliknya, akar kangkung juga berperan dalam menyaring air dan menjaga kualitas lingkungan hidup bagi lele. Sistem simbiosis ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan air dan lahan yang terbatas, tetapi juga menghasilkan dua sumber pangan bergizi sekaligus dalam satu wadah yang sederhana.

Pengasuh Panti Asuhan Al-Ghifari, Saryati, menyambut antusias program pendampingan ini. “Anak-anak didik kami menjadi lebih antusias karena tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik budidaya. Kami sangat berharap kegiatan positif ini dapat menjadi kebiasaan baik yang terus berlanjut,” ungkapnya.

Lebih lanjut, program ini juga secara tidak langsung menanamkan karakter mandiri dan bertanggung jawab pada diri para santri melalui pembagian tugas harian dalam merawat tanaman dan ikan. Hasil panen dari budidaya ini direncanakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi internal panti, tetapi juga berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan yang bermanfaat.

Salurkan beasiswa

LazisMu Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar acara penyerahan beasiswa kepada 50 mahasiswa di Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Senin (28/4/2025). Bantuan finansial ini diharapkan dapat meringankan beban studi dan memotivasi para mahasiswa untuk terus mengukir prestasi.

Beasiswa yang disalurkan kali ini terbagi dalam tiga kategori, yaitu Beasiswa Gerakan Seribu dan Dua Ribu (Serdadu) yang diterima oleh 22 mahasiswa, Beasiswa Mataf untuk 16 mahasiswa, dan Beasiswa Walidah Dahlan bagi 12 mahasiswa. Ketiga program ini merupakan program dari LazisMu UNISA Yogyakarta yang berhasil mengumpulkan donasi dari seluruh civitas akademika.

Ketua LazisMu UNISA Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Si., menjelaskan bahwa program Serdadu merupakan perwujudan spirit al-ma’un yang tertanam dalam diri mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Sadar Infak dan Shodaqoh (MADARIS). Semangat berbagi dan peduli inilah yang menjadi landasan utama program beasiswa ini.

“MADARIS menjadi contoh nyata keterlibatan aktif mahasiswa dalam kegiatan kepedulian terhadap sesama. Program ini membuktikan bahwa kontribusi kecil yang dilakukan bersama dapat menghasilkan dampak besar, dan semangat kepedulian ini akan terus mengalir dari mahasiswa untuk mahasiswa,” ujar Hilmi.

Total beasiswa Serdadu yang disalurkan pada kesempatan ini mencapai Rp61 juta, dan akan diberikan kepada mahasiswa UNISA Yogyakarta yang memenuhi kriteria akademik, kondisi ekonomi, dan kontribusi aktif dalam kegiatan kampus. Dana beasiswa ini sepenuhnya berasal dari donasi sukarela para dosen, karyawan, dan mahasiswa UNISA Yogyakarta yang secara rutin menyisihkan sebagian rezekinya melalui program LazisMu.

Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc., menyampaikan apresiasinya terhadap program Serdadu dari LazisMu UNISA. Ia menuturkan bahwa inisiatif penggalangan dana dari seluruh civitas akademika UNISA untuk mahasiswa terbukti sangat membantu meringankan beban studi teman-teman mahasiswa yang membutuhkan.

“Kami berharap dengan bertambahnya anggota baru MADARIS, program-program yang telah berjalan akan semakin kuat dan memberikan dampak yang lebih luas. Kegiatan ini juga menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua untuk terus meningkatkan kepedulian dan semangat dalam menjalankan amanah MADARIS,” pungkas Mufdlilah dalam kegiatan pelantikan anggota MADARIS.

LazisMu UNISA Yogyakarta berharap program beasiswa ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi mahasiswa yang membutuhkan. Pihak UNISA juga memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif dan kerja keras LazisMu dan MADARIS dalam mewujudkan kepedulian sosial di lingkungan kampus. Acara penyerahan beasiswa ini berlangsung khidmat dan penuh rasa syukur dari para penerima.

Madaris

LazisMu Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar acara pelantikan khidmat bagi 133 anggota baru Mahasiswa Sadar Infak dan Shodaqoh (MADARIS) di Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Senin (28/4/2025).

Ketua LazisMu UNISA Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Sc., mengungkapkan bahwa 133 mahasiswa yang baru dilantik sebagai anggota MADARIS memiliki spirit al-ma’un yang kuat dalam diri mereka.

“MADARIS diharapkan dapat menjadi teladan nyata keterlibatan aktif mahasiswa dalam berbagai kegiatan yang menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Program ini membuktikan bahwa hal kecil yang dilakukan bersama dapat menghasilkan dampak besar, dan semangat kepedulian ini akan terus mengalir dari mahasiswa untuk mahasiswa,” jelas Hilmi.

Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc., dalam sambutan pembukaan pelantikan menyampaikan apresiasinya terhadap program “Serdadu” LazisMu UNISA Yogyakarta. Mufdlilah menuturkan bahwa inisiatif penggalangan dana dari seluruh civitas akademika UNISA Yogyakarta terbukti sangat membantu meringankan beban mahasiswa yang membutuhkan uluran tangan.

“Dengan bertambahnya jumlah anggota MADARIS, kami berharap program-program yang telah berjalan akan semakin kuat dan kokoh. Ini juga menjadi wadah pembelajaran berharga bagi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin bersemangat dalam menjalankan setiap kegiatan MADARIS,” imbuh Mufdlilah.

Jumlah anggota MADARIS tahun ini mengalami peningkatan signifikan menjadi 133 mahasiswa, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 90 anggota.