Pos

Anti Korupsi

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam memerangi korupsi. Kali ini, melalui Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum), UNISA berkolaborasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Yogyakarta. Kolaborasi ini melahirkan sebuah inisiatif yang sangat penting, yaitu Bimtek Perempuan Anti Korupsi.

Anti Korupsi

Acara yang berlangsung di ruang sidang lantai 2 gedung Siti Moendjijah, Kamis (17/10) ini berhasil menarik minat setidaknya 90 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta. Tema yang diangkat, “Pemberantasan Korupsi Melalui Jaringan Perempuan Yogyakarta”, menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini.

Gerry Katon Mahendra, S.IP., M.IP selaku Ketua Prodi Administrasi Publik UNISA Yogyakarta menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya bimtek ini.

“Kami sangat menyambut baik kolaborasi ini. Harapannya, kegiatan ini dapat melahirkan agen-agen anti korupsi baru, khususnya di lingkungan kampus,” ujarnya.

Senada dengan Gerry, David Sepriwasa, Analis Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK RI yang menjadi narasumber utama, menekankan pentingnya peran perempuan dalam upaya pencegahan korupsi.

“Perempuan memiliki peran yang sangat strategis dalam keluarga dan masyarakat. Dengan membekali mereka dengan pengetahuan dan pemahaman tentang korupsi, kita berharap nilai-nilai anti korupsi dapat ditanamkan sejak dini,” terang David.

Mengapa Perempuan?

Pemilihan perempuan sebagai target utama dalam bimtek ini bukan tanpa alasan. Perempuan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dengan melibatkan perempuan dalam upaya pencegahan korupsi, diharapkan nilai-nilai integritas dan kejujuran dapat terinternalisasi dalam keluarga dan lingkungan sosial yang lebih luas.

Acara semakin meriah dengan adanya sesi tanya jawab antara peserta dengan moderator. Para peserta antusias menyampaikan pertanyaan dan berbagi pengalaman terkait upaya pencegahan korupsi di lingkungan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pemberantasan korupsi semakin meningkat di kalangan generasi muda.

Kolaborasi antara UNISA Yogyakarta, KPK, dan IMM DIY ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya dalam upaya pencegahan korupsi. Kedepannya, diharapkan akan semakin banyak kegiatan serupa yang diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya korupsi dan pentingnya peran serta aktif setiap individu dalam memberantasnya.

Dunia Kerja

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak lulusan berkualitas. Kali ini, sebanyak 170 mahasiswa TLM angkatan 2021 mengikuti pelatihan intensif sebagai persiapan menghadapi Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Kegiatan yang berlangsung di hall Baroroh Baried, Sabtu (12/10) memberikan pembekalan penting yang sangat relevan dengan dunia kerja.

Dunia Kerja

Pelatihan yang diselenggarakan meliputi berbagai materi krusial, seperti Bantuan Hidup Dasar (BHD), Patient Safety, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), serta penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dipandu tim Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC). Materi-materi tersebut sangat penting untuk dikuasai oleh calon tenaga kesehatan laboratorium, mengingat pentingnya keselamatan pasien dan petugas laboratorium.

Selain pelatihan teknis, mahasiswa juga mengikuti studium general dengan tema “Service of Excellent and Professional Ethics”. Narasumber memberikan pemahaman mendalam mengenai etika profesi dan pelayanan prima yang harus dimiliki oleh seorang tenaga laboratorium medis.

“Tujuan utama dari pembekalan ini adalah untuk membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja,” ujar Dhiah Novalina, S.Si., M.Si selaku Ketua Prodi TLM.

“Dengan bekal yang cukup, kami berharap mahasiswa dapat memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan pelatihan ini mendapat sambutan positif dari mahasiswa. Mereka merasa sangat terbantu dengan materi yang disampaikan dan berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama PKL.

Inovasi Ppko 1

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPKO), BEM FIKes UNISA berhasil memberdayakan ibu-ibu kader dan balita di Desa Sendangagung, Minggir, Sleman dengan membentuk tim usaha “CESTU DENAWA”.

Inovasi PMT

Pengolahan Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu program yang sulit, namun dengan adanya mahasiswa PPKO ini sangat membantu dalam menginovasi PMT yang nantinya disalurkan pada posyandu.

Selama kurang lebih 7 kali pertemuan, mahasiswa telah memberikan penyuluhan, pelatihan PMT bergizi, hingga pendistribusian PMT secara langsung. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan kader, tetapi juga mendorong terciptanya inovasi PMT yang lebih menarik dan disukai anak-anak.

“Kami sangat senang bisa berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di Desa Sendangagung,” ujar Emilia Dani Safitri, ketua tim PPK Ormawa BEM FIKes UNISA.

“Harapannya, tim usaha ‘CESTU DENAWA’ dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” lanjutnya.

Dengan dibentuknya usaha “CESTU DENAWA”, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan PMT berkualitas di desa tersebut, sehingga dapat menurunkan angka stunting secara signifikan. Selain itu, usaha ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

“Kami ingin memastikan bahwa inovasi yang kami ciptakan memiliki dampak yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami melibatkan masyarakat desa dalam pengelolaan usaha ini,” ungkap Wantonoro, dosen pembina PPKO.

Ajang Internasional

Tiga mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yaitu Lukmanul Hakim, Feerousah Muzakka Abdillah, dan Bani Iksan, menjadi delegasi pada ajang Internasional yaitu Ahmad Dahlan Internasional Youth Camp (ADIYC) 2024. Ketiga mahasiswa yang berasal dari program studi Fisioterapi dan Kebidanan ini terpilih sebagai perwakilan UNISA Yogyakarta dalam acara bergengsi yang digelar di Dewi Tinala Camping Ground, Kulonprogo, pada tanggal 3-5 Oktober.

Ajang Internasional

Selama tiga hari penuh, para peserta dari berbagai negara berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu global yang menghadapi generasi muda. Mahasiswa ketiga UNISA tidak hanya aktif berpartisipasi dalam diskusi, tetapi juga berhasil menjalin hubungan dengan peserta dari negara lain.

“Pengalaman mengikuti ADIYC sangat berharga,” ujar Bani Iksan. “Saya mendapatkan banyak teman baru dan wawasan yang luas tentang berbagai permasalahan global. Ini akan sangat bermanfaat bagi saya dalam mengembangkan diri,” tambahnya.

Senada dengan Bani, Lukmanul Hakim juga merasa tertantang dengan diskusi-diskusi yang berlangsung.

“Acara ini membuka mata saya tentang pentingnya dialog antar generasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang kompleks,” ungkapnya.

Feerousah Muzakka Abdillah berharap UNISA Yogyakarta dapat lebih sering mengadakan kegiatan serupa.

“Saya berharap UNISA dapat memfasilitasi lebih banyak kegiatan yang melibatkan mahasiswa dalam diskusi-diskusi lintas generasi, baik dalam skala lokal maupun internasional,” ujarnya.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih ketiga mahasiswa tersebut.

“Keberhasilan mereka membuktikan bahwa mahasiswa UNISA memiliki potensi yang luar biasa dan mampu bersaing di tingkat internasional,” tegasnya.

Yekti menambahkan bahwa UNISA Yogyakarta akan terus mendukung mahasiswa berprestasi dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan diri.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa agar mereka dapat meraih prestasi terbaik,” ujarnya.

Pijat Bayi 1

Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali berinovasi dalam meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia. Kali ini, fokus mereka tertuju pada stimulasi tumbuh kembang optimal balita melalui edukasi pijat bayi.

Pijat Bayi

Pijat bayi, yang lebih dari sekadar tradisi, kini telah didukung oleh bukti ilmiah sebagai salah satu cara efektif untuk merangsang perkembangan fisik, kognitif, dan emosional bayi. Sentuhan lembut selama pijat bayi tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga memicu produksi hormon oksitosin yang berperan penting dalam pembentukan ikatan antara ibu dan bayi.

Manfaat :

  • Pertumbuhan fisik : Meningkatkan berat badan dan tinggi badan, terutama pada bayi dengan pertumbuhan lambat.
  • Perkembangan kognitif : Merangsang perkembangan otak dan sistem saraf.
  • Perkembangan emosional : Meningkatkan rasa aman, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur.
  • Kesehatan fisik : Membantu pencernaan, pernapasan, dan sirkulasi darah.

Edukasi Menyeluruh :

Tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta, dipimpin oleh Enny Fitriahadi, S.Si.T., M.Kes dan Esitra Herfanda, SST., M.Keb, tidak hanya memberikan edukasi teori, tetapi juga demonstrasi langsung teknik pijat bayi yang benar. Kegiatan ini dilaksanakan secara intensif di posyandu dan rumah warga untuk memastikan jangkauan yang luas.

Kolaborasi dengan Kader Posyandu :

Keterlibatan kader posyandu menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai mitra yang aktif dalam mendampingi ibu-ibu selama melakukannya di rumah. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan efek bola salju, di mana pengetahuan tentang pijat bayi dapat terus menyebar di masyarakat.

Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Para ibu merasa terbantu dengan adanya edukasi pijat bayi. Mereka merasakan manfaatnya secara langsung, baik bagi bayi maupun bagi diri mereka sendiri.

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pengabdian masyarakat ini. Hal ini menunjukkan komitmen UNISA dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

Bukan hanya sekadar tradisi, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan anak. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi, praktisi kesehatan, dan masyarakat, diharapkan program edukasi pijat bayi dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi generasi penerus bangsa.