Pos

Kualitas pendidikan

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pada anak usia dini. Melalui program pengabdian masyarakat, tim dosen UNISA Yogyakarta, Rosmita Nuzuliana dan Ellyda Rizki Wijhati, menginisiasi pelatihan Stimulasi Deteksi Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) bagi guru PAUD di POS PAUD Uswatun Khasanah, Sleman, Selasa (06/08).

Pentingnya Pendidikan Usia Dini

Masa kanak-kanak adalah periode emas dalam perkembangan manusia. Pada masa ini, otak anak berkembang pesat dan sangat rentan terhadap berbagai stimulasi. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berperan penting dalam memberikan stimulasi yang tepat agar anak tumbuh kembang secara optimal.

Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan PAUD, terutama terkait dengan deteksi dini masalah tumbuh kembang anak. Kurangnya kapasitas guru PAUD dalam bidang kesehatan menjadi salah satu kendalanya.

UNISA Berikan Solusi

Menyadari pentingnya deteksi dini masalah tumbuh kembang anak, UNISA melalui program pengabdian masyarakat berupaya memberikan solusi. Pelatihan SDIDTK yang diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru PAUD dalam melakukan stimulasi, deteksi dini, dan intervensi tumbuh kembang anak.

Dalam pelatihan ini, para guru PAUD akan diberikan materi yang komprehensif, meliputi:

  • Peningkatan literasi buku KIA: Buku KIA (Kartu Menuju Sehat) merupakan alat yang penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Pelatihan pemeriksaan antropometri: Pemeriksaan antropometri digunakan untuk mengukur pertumbuhan fisik anak, seperti tinggi badan dan berat badan.
  • Interpretasi status gizi: Guru akan belajar bagaimana menginterpretasikan hasil pemeriksaan antropometri untuk mengetahui status gizi anak.
  • Deteksi permasalahan perilaku emosional: Guru akan dilatih untuk mengenali tanda-tanda awal masalah perilaku emosional pada anak.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan guru PAUD di POS PAUD Uswatun Khasanah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran, mendeteksi masalah tumbuh kembang, dan memberikan intervensi yang tepat.

Kurikulum komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar Lokakarya Peninjauan Capaian Pembelajaran Lulusan dan Bahan Kajian Kurikulum Outcome-Based Education (OBE). Acara ini menjadi langkah strategis UNISA dalam meningkatkan kualitas lulusan dan memastikan mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks.

Dalam era digitalisasi dan informasi yang melimpah, industri komunikasi menuntut sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan teori yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang relevan. Menjawab tantangan tersebut, UNISA berkomitmen untuk terus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri.

Pakar Komunikasi Bagikan Ilmu

Lokakarya ini menghadirkan para ahli komunikasi dari berbagai latar belakang. Jojo S. Nugroho, founder of Imogen PR dan CEO of Imajin PR & Research, menekankan pentingnya kurikulum yang dinamis dan adaptif terhadap perkembangan industri. Sementara itu, Aghnia Adzkia, seorang East Asia Data Journalist dari BBC World Service, berbagi pengalamannya dalam memanfaatkan data untuk menghasilkan jurnalisme yang berkualitas. Yogie Fadila, Koordinator Hyperlocal IDN Times, memberikan wawasan tentang pentingnya memahami audiens dalam pengembangan konten.

Fokus pada Outcome-Based Education

Konsep Outcome-Based Education (OBE) menjadi fokus utama dalam lokakarya ini. OBE menekankan pada pencapaian hasil belajar yang diharapkan dari mahasiswa. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Melalui lokakarya ini, diharapkan Program Studi Ilmu Komunikasi UNISA dapat meningkatkan relevansi kurikulum serta meningkatkan kualitas lulusan dan juga dapat memperkuat jejaring.

Pengelolaan sampah organik

Bantul, 7 Agustus 2024 – Program pengabdian masyarakat bertajuk “Keluarga Lansia Sehat Fisik-Mental dan Berdaya (Klasikal-ya)” sukses digelar di Posyandu Lansia Aster, Bantul. Acara yang bertujuan meningkatkan kesehatan fisik dan mental serta kemandirian lansia ini difokuskan pada pengelolaan sampah organik rumah tangga.

Acara dimulai dengan sesi sosialisasi dan pelatihan pembuatan Losida (lodhong Sisa Dapur) yang dipandu oleh Ibu Suprihatin. Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pengetahuan tentang teknik pembuatan Losida, yang merupakan solusi praktis dan ramah lingkungan untuk pengelolaan sampah organik di rumah. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu lansia memanfaatkan sampah organik menjadi kompos yang berguna bagi tanaman di sekitar rumah mereka.

Setelah sesi pelatihan, acara dilanjutkan dengan screening kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor kondisi kesehatan para lansia, meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan parameter kesehatan lainnya. Screening ini penting untuk memastikan para lansia tetap dalam kondisi sehat dan mendapatkan perawatan yang sesuai.

Acara ditutup dengan pemberian alat Losida kepada para peserta. Dengan adanya alat ini, diharapkan para lansia dapat langsung mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh dan mulai mengelola sampah organik rumah tangga dengan lebih baik.

 Wantonoro sebagai ketua pengabdian masyarakat ini, menyampaikan bahwa tujuan dari program ini adalah sebagai wujud nyata kontribusi kampus dalam membantu mengurangi masalah sampah di Yogyakarta melalui pemberdayaan lansia yang sehat fisik dan mental. “Kami berharap dengan program ini, para lansia tidak hanya lebih sehat secara fisik dan mental, tetapi juga mampu berperan aktif dalam menjaga lingkungan,” ujar Dr. Wantonoro.

Program pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga dosen Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, yaitu Wantonoro, Ph.D., Suri Salmiyati, S.Kep., M.Kes., dan Hari Akbar Sugiantoro, M.A. Selain dosen, mahasiswa juga dilibatkan dalam kegiatan ini, sehingga dapat memberikan pengalaman langsung dalam mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di bangku kuliah ke dalam kehidupan masyarakat.

Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kemandirian lansia di Posyandu Lansia Aster, serta menjadi contoh bagi posyandu lainnya dalam mengadakan kegiatan serupa.

Difabel

Mahasiswa Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat, khususnya kesejahteraan difabel. Dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dua mahasiswa Prodi Psikologi UNISA Yogyakarta Aulia Maharani Elsafir dan Sartika Masrudin, bekerja sama dengan Puskesmas Mlati II menyelenggarakan kegiatan “Bersama Teman Difabel Tlogoadi: Screening Mental Health dan Kesehatan serta Sosialisasi Kesehatan Gigi”(20/06).

Kegiatan yang bertempat di Gor Kelurahan Tlogoadi, Sleman ini dihadiri oleh 32 teman- teman difabel beserta pendampingnya. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan mental dan fisik pada teman difabel, serta memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan.

Kolaborasi yang Membawa Dampak Positif

Kolaborasi antara UNISA Yogyakarta dan Puskesmas Mlati II dalam kegiatan ini menunjukkan komitmen kedua lembaga dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Mahasiswa Psikologi UNISA Yogyakarta berperan aktif dalam pelaksanaan screening kesehatan mental menggunakan Self Reporting Questionnaire (SRQ). Sementara itu, petugas kesehatan dari Puskesmas Mlati II melakukan pemeriksaan kesehatan fisik dan memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi.

Agus Salim, S.Psi., M.Psi, Psikolog, selaku dosen pembimbing lapangan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. “Melalui program MBKM, mahasiswa tidak hanya mengasah ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ilmu psikologi untuk membantu masyarakat, terutama kesejahteraan difabel,” ujarnya.

Screening kesehatan mental yang dilakukan pada kegiatan ini sangat penting untuk mendeteksi dini adanya gangguan jiwa pada teman difabel. Dengan deteksi dini, penanganan yang tepat dapat segera diberikan sehingga kualitas hidup teman difabel dapat meningkat.

Mental remaja

Mahasiswa Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap kesehatan mental remaja. Dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dua mahasiswa berprestasi, Malinda Pujiati dan Isna Nur Faizah, berhasil melaksanakan penyuluhan kesehatan mental remaja dan NAPZA di Puskesmas Gamping II. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, terutama pada remaja.

Dalam penyuluhan yang berlangsung pada tanggal 25 Mei 2024, kedua mahasiswa tersebut berhasil menyampaikan materi yang menarik dan informatif kepada 23 remaja di Dusun Sukunan Banyuraden. Materi yang disampaikan mencakup bahaya penyalahgunaan NAPZA dan cara menjaga kesehatan mental di tengah perkembangan usia remaja.

“Kami sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini,” ujar Malinda Pujiati.

“Harapan kami, penyuluhan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada remaja tentang kesehatan mental dan mendorong mereka untuk hidup lebih sehat.” tambahnya.

Agus Salim, S.Psi., M.Psi, Psikolog, selaku dosen pembimbing lapangan, mengungkapkan rasa bangganya terhadap prestasi mahasiswa bimbingannya.

“Program MBKM ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah secara langsung. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan soft skills mahasiswa, seperti komunikasi dan kerjasama,” jelasnya.

Kegiatan penyuluhan ini mendapat apresiasi positif dari pihak Puskesmas Gamping II. Kepala Puskesmas Gamping II Muhammad Daroji, SKM., MPH menyampaikan bahwa kerjasama dengan UNISA Yogyakarta sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.

Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa UNISA diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama remaja.