Program Studi Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerja sama dengan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia dan Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Kebangsaan Malaysia menyelenggarakan International Student Mobility Program yang diselenggarakan dari tanggal 9 – 13 Oktober, menggabungkan 20 mahasiswa keperawatan kelas Internasional dari UNISA Jogja. Kegiatan ini juga melibatkan ketua prodi Deasti Nurmaguphita, M.Kep., Sp.Kep.J, koordinator kelas Internasional Keperawatan Estriana Murni, S.Kep., Ns., MNS, serta Koordinator Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Prodi Keperawatan, Dwi Sri Handayani, M.Kep.
Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar lintas negara kepada mahasiswa keperawatan Unisa Jogja dan mendorong kerjasama antar universitas dalam lingkup internasional. Deasti Nurmaguphita, M.Kep., Sp.Kep.J, menyampaikan pentingnya kegiatan internasionalisasi ini.
“Kegiatan internasionalisasi memberikan kesempatan berharga kepada mahasiswa kami untuk belajar dan berkolaborasi dengan mahasiswa dari universitas diluar negri. Ini membekali mereka dengan wawasan yang luas dalam dunia keperawatan, seiring mereka memahami standar praktik kesehatan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat di berbagai negara,” ujar Deasti.
Deasti menambahkan prodi keperawatan dan pendidikan profesi Ners di UNISA Jogja memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan program ini. Mahasiswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mempengaruhi proses kepemimpinan dan sosialisasi mereka serta menambah pengetahuan melalui pendekatan yang berbeda, termasuk studi kasus rumah sakit dengan standar praktik lintas negara dan pelayanan masyarakat yang juga melibatkan partisipasi mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat di luar negeri. Selain itu, terdapat pertukaran dosen (lecturer exchange) dan diskusi yang bertujuan untuk mendukung kerjasama dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat antara dosen Prodi keperawatan UNISA Jogja dan dosen UiTM Malaysia. Harapannya, kerjasama yang terjalin akan meningkatkan manfaat ilmu keperawatan secara lebih luas di masa depan. Selama International Student Mobility Program, mahasiswa memperoleh pemahaman mendalam tentang tiga topik utama : Praktik Keperawatan di Negara-negara berbeda, Sistem Pendidikan Keperawatan di Negara-negara berbeda, serta bahasa dan budaya yang berkaitan dengan keperawatan di Negara-negara berbeda. Program ini mencakup beragam aktivitas, mulai dari kuliah, pelatihan praktik langsung, kunjungan ke fasilitas kesehatan, hingga interaksi dengan masyarakat setempat. Mahasiswa berkesempatan untuk mengamati praktik kesehatan di negara-negara asing, memahami metode pengajaran yang berbeda, dan memperoleh wawasan tentang nuansa budaya yang memengaruhi perawatan keperawatan di berbagai wilayah.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2023/11/mahasiswa-keperawatan.jpg7681024adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2023-11-02 09:18:082023-11-02 09:18:20Mahasiswa Keperawatan UNISA Jogja Memperluas Wawasan Internasional Melalui International Student Mobility Program
Tim dosen dari Program Studi S1 Psikologi, Universitas Aisyiyah Yogyakarta, yakni Zahro Varisna Rohmadani, S. Psi., M. Psi., Psikolog dan Andhita Dyorita Khoiryasdien, S. Psi., M. Psi., Psikolog melakukan program pengabdian kepada masyarakat / PKM (Program Kemitraan Masyarakat) pemberdayaan komunitas di LKSA Panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan, Kulon Progo, selama kurang lebih dua bulan. Dalam program ini, tim dosen UNISA memberikan edukasi mengenai pendidikan karakter mandiri, edukasi menumbuhkan minat berwirausaha dan manajemen keuangan, serta pelatihan pencatatan keuangan sederhana.
Hal yang melatarbelakangi diadakannya program kegiatan tersebut di LKSA Panti Asuhan Muhammadiyah yaitu karena masalah kesehatan mental anak-anak binaan panti yang masih kurang percaya diri, kurang inisiatif, masih bingung dengan cita-cita serta harapan di masa depan sehingga diadakan seminar edukasi pendidikan karakter mandiri. Edukasi pendidikan karakter ini diharapkan dapat mendorong anak-anak binaan untuk memiliki hasrat dalam bersaing, mampu mengambil keputusan dan menghadapi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri, dan memiliki rasa tanggungjawab. Kemudian masalah dibidang ekonomi, dimana mitra masih bergantung pada donasi yang diberikan oleh para donatur dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga diadakan edukasi menumbuhkan minat berwirausaha. Diharapkan pemberdayaan komunitas dengan edukasi ini anak-anak binaan panti dapat terbuka dan dapat membaca berbagai peluang dalam berwirausaha. Disamping itu dalam bidang ekonomi, diberikan pula pelatihan pencatatan keuangan sederhana, serta diajarkan cara menabung agar dapat hidup hemat dan tidak konsumitf. Pengelola LKSA Panti Asuhan Muhammadiyah Nanggulan merasa senang dan juga bersyukur atas diadakannya program pengabdian ini. Adanya program pengabdian masyarakat ini memberikan banyak manfaat bagi pihak panti maupun anak-anak binaan. Selain itu, anak-anak panti juga mengaku senang dengan diadakannya kegiatan ini, karena dapat memberikan semangat, motivasi dan ilmu baru bagi mereka.
Maraknya kasus stunting akhir-akhir ini dimana angka kasus stunting masih cukup tinggi dan menjadi prioritas utama penanganan pemerintah kabupaten yang mendukung program pemerintah pusat dalam mencapai target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024. Artinya ada target untuk menurunkan angka kejadian stunting di kabupaten Sleman.
Sebagai bentuk komitmen, Pemerintah telah menetapkan sejumlah regulasi untuk akselerasi pencapaian target penurunan stunting. Saat ini Pemerintah Sleman memiliki regulasi terkait dengan penanganan stunting seperti Peraturan Bupati Sleman No.22.1/2021 tentang Percepatan Penanggulangan Stunting yang Terintegrasi; Peraturan Bupati Sleman No. 1.8/2021 tentang Jaring Pengaman Sosial; Peraturan Bupati No.28.3/2021 tentang Kewenangan Kalurahan dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Terintegrasi di Tingkat Kalurahan serta Keputusan Bupati Sleman No. 12.3/2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Sleman. “Targetnya adalah menurunnya angka anak balita stunting di Sleman di bawah lima persen pada 2026. dengan target penurunan angka kejadian stunting dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Balita yang mengalami stunting meningkatkan risiko penurunan kemampuan intelektual, menghambatnya kemampuan motorik, produktivitas, dan peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang. Hal ini dikarenakan anak stunting cenderung lebih rentan menjadi obesitas, karena orang dengan tubuh pendek berat badan idealnya juga rendah. Kenaikan berat badan beberapa kilogram saja bisa menjadikan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang tersebut naik melebihi batas normal Kurang nya pengetahuan orang tua akan sangat berpengaruh pada asupan gizi anak. Oleh karenanya diperlukan upaya pencegahan terjadinya stunting pada balita baik secara langsung (intervensi gizi spesifik) maupun secara tidak langsung yang melibatkan lintas sektor dan masyarakat dalam penyediaan pangan, air bersih dan sanitasi, penangulangan kemiskinan, pendidikan, sosial dan sebagainya.
Berdasarkan besarnya dampak yang ditimbulkan pada balita stunting dan masih tingginya kasus stunting di Indonesia khususnya di kabupaten Sleman maka dilakukan pengabdian masyarakat yang bertujuan sebagai upaya pencegahan, serta penurunan kasus stunting berupa penguatan edukasi stunting dan pelatihan pembuatan MPASI yang difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan para orang tua betapa penting nya menjaga asupan gizi balita bahkan pada saat kehamilan untuk mencegah stunting.
Ketua Tim Pengabdian sekaligus dosen Unisa Yogyakarta, Enny Fitriahadi mengatakan untuk mengatasi persoalan ini, tim pengabdian masyarakat dosen bidan Unisa Yogyakarta bekerjasama dengan kader balita melakukan kegiatan pencegahan stunting melalui pemberian MP-ASI berbahan dasar lokal yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan keluarga misalnya tanaman sayuran atau hasil panen ikan di sekitar rumah di Posyandu Dewi Sartika Sleman Yogyakarta dalam bentuk penyuluhan atau penyampaian materi terkait isu terkini pencegahan stunting, praktek pembuatan MP-ASI berbahan dasar lokal dan pendampingan screening pertumbuhan dan perkembangan pada balita.
Untuk mengatasi persoalan yang muncul, tim pengabdi yang terdiri dari Enny Fitriahadi dan Esitra Herfanda memberikan solusi melalui penguatan edukasi stunting dan pelatihan pembuatan MPASI melalui pemanfaatan bahan pangan lokal yang difokuskan untuk meningkatkan pengetahuan para orang tua betapa penting nya menjaga asupan gizi balita bahkan pada saat kehamilan untuk mencegah stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan secara offline dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, berjarak dan menghindari kerumunan. Secara demografi peserta kegiatan terdiri dari 100% wanita yang dominan berperan sebagai ibu rumah tangga. Kisaran umur berada pada rentang 22-45 tahun. Pendidikan ibu umumnya berada pada tingkat menengah.
Kegiatan sosialisasi dan persiapan pengabdian masyarakat di Posyandu Dewi sartika menunjukkan bahwa kader balita berantusias dan mendukung adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini di buktikan dengan semua kader balita aktif mengikuti acara sosialisasi dan bersedia ikut membantu dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Seluruh kader posyandu dan pengurus posyandu mengikuti kegiatan pengabdian dengan iklas dan sukarela.
Ibu balita yang mengikuti edukasi stunting sangat berantusias dan memahami setiap materi yang di berikan, di buktikan dengan peserta banyak yang bertanya dan menyampaikan pengalaman sehari-harinya dalam memberikan MP-ASI. Diskusi yang menarik dari pemateri dan ibu balita yang mempunyai pengalaman dalam memberikan MP-ASI menjadi pengalaman baru bagi ibu muda yang baru mempunyai anak sehingga sharing materi ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang mempunyai balita.
Pengabdi menjelaskan bahan dan alat serta prosedur kerja pembuatan bubur bayi berbahan dasar lokal daun kelor dan ikan gabus. Bahan yang dibutuhkan yaitu ikan gabus sudah dibleder atau di haluskan, daun kelor di rebus dan di haluskan, beras, wortel sudah dipotong, keju parut dan bumbu bawang merah, bawang putih, jahe dan kaldu jamur. Setelah selesai pelatihan, pengabdi membagikan hasil bubur bayi kepada ibu balita. Sebelum diberikan pelatihan dan edukasi pengabdi melakukan dan membagikan soal pre test dengan hasil kategori pengetahuan tinggi sebesar 37,5% dan setelah diberika edukasi dan pelatihan pengetahuan ibu meningkat sebesar 75%.
Evaluasi dilakukan setelah kegiatan pengabdian masyarakat selesai dengan hasil 75% ibu balita paham dengan bagaimana membuat MP-ASI berbahan dasar produk lokal yang bisa di manfaatkan di rumah.
“Dengan mengkonsumsi dan menambahkan MP-ASI dari bahan pangan lokal diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh, protein dan mencegah stunting pada balita sehingga pertumbuhan dan perkembangan balita dapat mencapai secara maksimal dan angka kecukupan gizi balita dapat terpenuhi,” ucap Enny. Enny menambahkan tim pengababdian masyarakat Unisa Yogyakarta tak hanya memberikan solusi dalam upaya pencegahan stunting, tetapi juga memberikan Buku Panduan menu gizi pada balita terutama dari bahan pangan lokal serta video kegiatan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang dapat di manfaatkan oleh kadet dan ibu balita. Dari hasil evaluasi kegiatan pengabdian masyarakat ini, masyarakat atau ibu-ibu balita lebih merasa nyaman dan tidak bingung lagi dalam membuat menu makan untuk balitanya, keluhan yang biasa di rasakan seperti balita tidak mau makan sayur dan ikan sudah dapat di atasi dengan memberikan variasi dalam menu MP-ASI.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2023/10/Pencegahan-stunting-scaled.jpg17972560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2023-10-30 11:13:262023-10-30 11:13:42Pentingnya Pencegahan Stunting Melalui MPASI Berbahan Dasar Lokal
Yogyakarta, 27 Oktober 2023 – Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dengan bangga mengumumkan penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2024/2025. Dalam upaya mendukung kesehatan mental, UNISA meluncurkan kampanye “Tenang Ada UNISA”.
Acara peluncuran resmi akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2023. Sebelumnya, pada tanggal 27 Oktober 2023, UNISA akan mengadakan flashmob kampanye kesehatan mental di beberapa titik jalan di Yogyakarta. Dalam kampanye ini, UNISA berkomitmen untuk memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung bagi mahasiswa. Program-program pendukung kesehatan mental akan disediakan untuk membantu mahasiswa menghadapi tantangan era terkini dengan narasumber Koordinator Promosi, Hari Akbar Sugiyantoro, MA
Pendaftaran mahasiswa baru akan dibuka mulai tanggal 28 Oktober 2023 hingga 13 Desember 2024. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web resmi UNISA pmb.unisayogya.ac.id
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2023/10/Kampanye-kesehatan-mental-1.jpg8991599adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2023-10-28 09:24:012023-10-28 09:24:08UNISA Gelar Flashmob Kampanye Kesehatan Mental Sebagai Bagian dari Peluncuran Penerimaan Mahasiswa Baru
Pusat Studi Perempuan, Keluarga, dan Bencana (PSPK) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Seminar Nasional yang bertema “Membentuk Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan: Peran Guru, Perempuan, dan Keluarga.” Acara ini dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan guru, yang diselenggarakan di Hall Baroroh Baried, Kamis (26/10).
Dalam sambutannya, Rektor UNISA Jogja Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. menekankan pentingnya peran perempuan dalam kesiapsiagaan bencana. Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, seringkali menjadi korban dalam bencana, dan juga menjadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana.
“Perempuan juga jadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana, dan berperan sebagai guru,” ujar Warsiti.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes., MMR, mengharapkan bahwa seminar ini akan memberikan pencerahan kepada seluruh peserta tentang bagaimana bersikap sebagai masyarakat yang siaga terhadap bencana. Dengan meningkatnya kesadaran dan persiapan terhadap bencana, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dan risiko yang mungkin timbul saat terjadinya bencana.
Seminar nasional ini menampilkan empat narasumber yang ahli di bidang kesiapsiagaan bencana, yaitu H. Budi Setiawan, ST. (Ketua MDMC PP Muhammadiyah), Dr. Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep (Bidang Penanggulangan Bencana LLHPB ‘Aisyiyah DIY), dan Dr. Mamnuah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.J (Ketua PSPKB UNISA Jogja). Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana peran guru, perempuan, dan keluarga dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Seminar Nasional ini menjadi wadah penting bagi 300 peserta yang hadir untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana melalui pendidikan, dan bagaimana peran perempuan, guru, dan keluarga dapat berkontribusi dalam upaya tersebut. Semoga hasil dari seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga dalam menjaga komunitas dan masyarakat kita agar lebih siap menghadapi ancaman bencana.