Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menjadi sorotan akademisi lain. Kali ini, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta berkunjung ke kampus ‘Aisyiyah tersebut pada Kamis (23/5/2025) untuk melaksanakan studi banding. Bertempat di meeting room lantai 7 Gedung Siti Moendjijah, pertemuan ini fokus membahas strategi pemeringkatan UI GreenMetric.
Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Dr. Sulistyaningsih, S.KM., MH.Kes, dalam sambutannya menekankan bahwa visi UNISA sejalan dengan kriteria UI GreenMetric, yakni menjadi kampus berwawasan kesehatan.
“Setiap program kerja kami arahkan untuk mencapai indikator-indikator dalam pemeringkatan ini. Kami belajar secara otodidak dan memasukkan program SDG’s ke dalam kurikulum perkuliahan serta penelitian,” ujar Sulis.
Ia menambahkan bahwa seluruh elemen kampus, mulai dari publikasi hingga kegiatan lainnya, turut mendukung pencapaian pemeringkatan ini. “Semoga kunjungan ini menjadi ajang sharing demi kemajuan bangsa,” harapnya.
Senada dengan itu, Wakil Rektor UKDW, Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI, menyampaikan tujuan timnya datang ke UNISA Yogyakarta.
“Kami ingin banyak belajar tentang strategi pemeringkatan UI GreenMetric yang berhasil membawa UNISA Yogyakarta meraih peringkat 42,” ungkap Parmonangan.
Dalam diskusi hangat tersebut, tim pemeringkatan GreenMetric UNISA Yogyakarta turut hadir untuk berbagi pengalaman dan insights dengan delegasi UKDW.
Kunjungan ini membuktikan komitmen UNISA Yogyakarta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan, sekaligus menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk terus meningkatkan kualitas kampus. UNISA terus berinovasi demi pendidikan yang lebih baik.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/05/green-metric-scaled.jpg19202560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-05-24 12:47:512025-05-24 12:48:20Sukses di UI GreenMetric, UNISA Yogyakarta Sambut UKDW untuk Berbagi Ilmu dan Inovasi Kampus Hijau
YOGYAKARTA – Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta kembali menggelar gerakan edukatif bertajuk Antariksa 2025 Goes to School, dengan misi utama menyelamatkan generasi muda dari bahaya laten judi online. Program ini mengusung tema “Stop Clicking Start Living”, sebagai bentuk kepedulian terhadap makin maraknya praktik perjudian digital yang menyasar remaja usia sekolah.
Antariksa ( Ajang Kreativitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNISA ) merupakan kampanye PR dari luaran mata kuliah Manajemen Public Relation, Antariksa 2025 ini dimulai dari program roadshow ke sekolah, campign on the road serta seminar sebagai acara puncak Antariksa
Program edukatif ini digelar selama tiga hari, pada 19–21 Mei 2025, dan berhasil menjangkau 262 siswa dari lima sekolah di wilayah Yogyakarta, yakni SMK N 1 Godean, MAN 1 Sleman, SMK N 2 Godean, SMA N 1 Sedayu, dan SMK N 4 Yogyakarta.
Reza Al-Khifari, Ketua Antariksa 2025, menjelaskan bahwa kegiatan ini lahir dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus keterlibatan remaja dalam judi online. “Kami ingin hadir langsung di sekolah-sekolah untuk mengedukasi teman-teman seusia kami bahwa judi online bukan solusi, melainkan jerat yang bisa merusak masa depan,” ujar Reza.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari pihak sekolah, salah satunya Widiatmoko Herbimo, S.T., M.Pd., Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK N 4 Yogyakarta. Dalam pesannya, ia menyoroti gaya hidup konsumtif sebagai pintu masuk ke praktik judi online. “Kalau sudah miskin karena judi, pikiran jadi nggak bisa dipakai. Padahal, hidup itu intinya berpikir,” tegasnya.
Materi edukasi yang dibawakan membahas secara mendalam dampak serius judi online terhadap kesehatan mental, finansial, serta prestasi akademik. Para siswa juga dibekali dengan langkah-langkah pencegahan seperti tidak mengakses situs judi, tidak mudah tergiur tautan mencurigakan, serta membangun lingkungan pertemanan yang sehat. Sesi tanya jawab yang interaktif menjadi ruang bagi para siswa untuk berbagi pengalaman dan bertanya lebih dalam mengenai cara menangkal pengaruh judi online. Di akhir acara, seluruh peserta menerima “Sweet Card”, simbol komitmen untuk menjadi bagian dari gerakan #AntiJudiOnline
Respons positif datang dari para siswa yang menunjukkan antusiasme tinggi, bahkan turut menyebarkan pesan anti judi online melalui unggahan di Instagram Story dan platform media sosial lainnya.
Melalui Antariksa Goes to School, Ilmu Komunikasi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta menegaskan komitmennya dalam membentuk generasi cerdas digital, tangguh secara mental, dan terbebas dari praktik destruktif judi online. Gerakan ini bukan sekadar kampanye, tetapi bentuk nyata keberpihakan pada masa depan bangsa.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/05/judi-online-1-scaled.jpeg14402560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-05-22 15:14:082025-06-10 14:29:58Antariksa 2025 Goes to School: Lawan Judi Online Demi Masa Depan Generasi Emas
Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, suaranya mengalun pelan menyiratkan kegugupan yang jujur. Kini, ia dihadapkan pada puluhan wajah asing dari berbagai negara yang terpampang di layar laptopnya. Namun, dibalik kegugupanya terdapat api semangat yang menggelora dan rasa bangga yang terpancar dalam wajahnya.
Dialah Raden Roro Nola Amalia Wijayanti atau kerap disapa Nola, seorang mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta, yang berhasil meraih penghargaan sebagai 1st Winner Best Paper dan 3rd Best Presenting dalam ajang Jogjakarta Communication Conference (JCC) ke-6 tahun 2025.
Bersama dua rekannya, Abdul Khalim Mubaroq dan Sarere Safitri, Nola mewakili UNISA dalam forum ilmiah berskala internasional yang digelar secara hybrid, dan diikuti oleh berbagai universitas lingkup PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah) dari dalam negeri maupun luar negeri.
“Perasaanku campur aduk, antara gugup dan antusias. Seminar JCC merupakan ajang internasional yang sangat bergengsi. Tapi yang paling kuat adalah rasa syukur karena bisa berbagi hasil penelitian dengan audiens yang begitu beragam,” ujar Nola, Senin (5/5/2025).
Dalam paparannya, Nola membahas citra Muhammadiyah dalam isu penerimaan konsensi tambang di media sosial. Penelitiannya menyoroti bagaimana narasi dan opini publik yang terbentuk di ranah digital, ketika salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia terlibat dalam isu sumber daya alam.
Analisis media yang dikombinasikan dengan sensitivitas citra keagamaan, menjadikan paparan Nola sangat relevan kritis dan tajam, sehingga mampu menarik perhatian para peserta sekaligus para penguji.
“Menurut saya, yang paling membanggakan adalah bisa membawa nama baik Muhammadiyah dalam ranah akademik internasional. Saya merasa, kontribusi kecil ini menjadi bagian narasi besar dakwah intelektual Muhammadiyah,” katanya.
JCC sendiri merupakan sebuah forum akademik yang diadakan setiap tahunnya. Konferensi ini menjadi ruang kompetitif bagi para mahasiswa, dosen, dan peneliti dari berbagai belahan dunia untuk menyuarakan pemikiran mereka.
Melihat capaian yang telah diraih oleh Nola dan timnya, menjadikan bukti nyata bahwa kualitas akademik mahasiswa UNISA Yogyakarta layak diperhitungkan di kancah internasional.
“Penghargaan ini menjadi bukti bagi saya, bahwa generasi muda bisa berperan aktif dalam merumuskan dan menyuarakan gagasan yang berdampak,” tutup Nola, dengan senyum hangat dan semangat yang tak redup.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/05/ukir-prestasi.jpg18012251adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-05-22 09:49:072025-05-22 09:49:20Menembus Batas Negeri: Raden Roro Nola Amalia Ukir Prestasi di Konferensi Komunikasi Internasional
Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) dan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pengembangan desa, di Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (20/5/2025). Sinergi ini diharap juga mampu mengentaskan desa yang masih tertinggal.
Mendes PDT, Yandri Susanto, S.Pt., M.Pd mengatakan saat ini masih ada 3.000 ebih desa yang belum teraliri listrik, 20.000 desa yang belum ada jaringan internet dan masih ada sekitar 10.000 desa tertinggal.
Yandri mengatakan ada beberapa faktor yang membuat desa masih tertinggal, diantaranya Sumber Daya Manusia dan pemenuhan kebutuhan dasar hidupnya mulai dari sekolah, kesehatan, transportasi dan yang lainnya.
“Nah itu kalau kita sentuh, urus kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan lain-lain, saya kira mereka akan bisa bersaing dengan desa yang lain. Iya pasti (Kerja sama dengan PP Aisyiyah untuk memajukan desa). Walaupun desa sudah maju juga, perlu kita tingkatkan lagi,” ujar Yandri.
Yandri mengatakan jika ingin mencapai Indonesia Emas 2045 kuncinya ada di desa, karena 73 persen penduduk ada di desa. Menurutnya jika pembangunan desa terbengkalai, untuk mencapai Indonesia Emas akan sulit.
Yandri mengungkapkan setelah penandatanganan MoU ini harapannya langsung segera ada langkah nyata. Ia menyebut Aisyiyah sudah memiliki landasan yang sangat kuat untuk membantu mengembangkan desa dengan kepengurusan yang mencapai ranting atau desa.
“Tinggal memantapkan saja. Jadi tidak terlalu sulit kerja sama ini langsung kita mulai. Oleh karena itu, bukan tantangan tapi banyak peluang di desa-desa. Terlebih Aisyiyah di bidang pendidikan dan kesehatan sudah tidak diragukan lagi,” ungkap Yandri.
Yandri mencontohkan dengan program yang ada nantinya desa bisa mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyuplai bahan baku. “Jangan sampai makan doang, telur, kangkung, tomat, sawi, dari luar,” ujar Yandri.
Selain itu, sejumlah desa juga memiliki keunggulan lain bisa dikembangkan, seperti desa yang memiliki potensi ekspor, desa wisata, dan yang lainnya. Pengembangan juga akan dilakukan dari sisi SDM dengan memperkuat pendidikan, baik formal maupun pendidikan rohani masyarakat.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah,Dr. Apt. Salmah Orbayinah, M.Kes mengatakan Aisyiyah sangat peduli terhadap pembangunan desa, seperti halnya pemerintah saat ini yang juga konsen pada pembangunan desa. “Kita sadar dari desa untuk memperoleh masyarakat berkualitas, aparatur berkualitas,” ungkap Salmah.
Diharapkan dengan hadirnya Aisyiyah dan Kemendes PDT bisa membangun negara yang lebih baik, lebih berkemajuan, bisa membangun peradaban yang lebih baik yang mencerahkan. Untuk membangun itu harus menyasar level paling bawah.
Salmah mengatakan meski Aisyiyah dikenal sebagai organisasi keagamaan, namun juga melakukan dakwah di semua aspek. Ada dakwah bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan lain sebaginya. Ia mencontohkan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai salah satu wujud dakwah pada bidang pendidikan. Diharapkan juga mampu berkontribusi hingga tingkat desa.
Salmah juga mengatakan Aisyiyah akan mendukung dalam bidang lain, seperti kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, ketahanan pangan, penguatan SDM termasuk mendorong keterlibatan perempuan dan lain sebagainya.
Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep, Sp.Mat. turut menyambut baik kerja sama antara Kemendes PDT dan PP Aisyiyah. UNISA Yogyakarta juga siap mendukung program-program yang akan dijalankan nantinya. “Kami mendukung dakwah yang dilakukan Aisyiyah,” ungkap Warsiti.
Lurah Jatirejo, Lendah, Kulon Progo, Novi Bayu Widiasmara mengatakan sebagai salah satu desa sasaran program kerja sama ini, di Jatirejo memiliki keunggulan pada bidang pertanian yang siap dikembangkan. “Terkait program apa yang mau kita jalankan bareng Aisyiyah yang jelas kita tidak lepas dari ketahanan pangan, karena basicnya mendukung,” ungkapnya.
Di balik kelir yang disorot lampu blencong, terdapat suara lirih namun tegas mengalun, suaranya mampu menyulap tokoh-tokoh wayang menjadi hidup dalam jagad bayang-bayang. Siapa sangka, sosok di balik suara itu, bukanlah maestro tua yang sudah beruban, melainkan pemuda cemerlang yang hidupnya melintasi dunia, teknologi dan tradisi.
Ia adalah Restu Agil (22), mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi (TI) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sejak dua tahun yang lalu, ia telah menjadi bagian dari Pamulangan Dhalang Habirandhasingkatan dari Hamurwani Biwara Rancangan Dhalang, sebuah kawah candradimuka bagi para calon dalang muda di bawah naungan Keraton Yogyakarta.
“Meskipun gelar “dhalang” bukan saya yang menentukan, perjalanan dan proses saya di dunia pedalangan benar-benar mulai ketika saya bergabung dengan Pamulangan Dhalang Habirandha,” ujar Agil pada, Selasa (22/4/2025).
Ketika malam tiba dan kelir segera digelar, ia menjadi penyambung ruh epos kisah Mahabharata, Ramayana dan kisah-kisah lokal yang sarat petuah. Suaranya mengayun dari getar sang Arjuna hingga gelegar Werkudara. Namun, ketika fajar tiba dan layar diturunkan, ia kembali menjadi mahasiswa TI yang menganalisa sistem, menulis kode dan menyusun algoritma.
Keunikan yang dimiliki Agil tidak berhenti disitu saja, dibangku perkuliahan, ia dikenal sebagai mahasiswa yang memiliki segudang prestasi baik diranah akademik maupun non akademik. Ia tercatat sebagai lulusan pertama mahasiswa Teknologi Informasi Angkatan 2021 yang telah diwisudakan bulan April lalu.
“Dibidang akademik, saya berhasil menempuh pendidikan S1 hanya selama 3,5 tahun dengan perolehan IPK 3.91 (Dengan Pujian). Dibidang non-akademik, saya berhasil menjuarai berbagai perlombaan dibidang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ),” ungkapnya.
Sosoknya menjadi bukti nyata, bahwa generasi muda mampu menjembatani nilai-nilai lokal dengan kemajuan zaman tanpa harus kehilangan akar budayanya. Melalui jejaknya pula, ia menegaskan bahwa menjadi mahasiswa bukan sekedar meraih nilai tinggi, tetapi juga membentuk karakter dan memberi makna lebih bagi masyarakat.
“Bagi saya, menjadi dhalang bukan hanya soal pertunjukan, tetapi juga tentang menanamkan nilai, mempererat identitas, dan membangun koneksi antara generasi muda dengan budaya leluhur. Inilah bentuk kontribusi kecil yang bisa saya berikan sebagai anak muda untuk kebudayaan Indonesia,” tutupnya.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/05/dalang-1.jpg10001500adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-05-19 13:11:592025-05-19 13:12:05“Suara di Balik Kelir”: Restu Agil, Mahasiswa Berprestasi Teknologi Informasi UNISA yang Menjadi Dalang Harapan Budaya