Pos

Sambut Pilkada

27 November 2024 serentak dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sangat diharapkan penyelenggaraan Pilkada ini bisa lebih inklusif yakni ramah disabilitas dan lansia. Bagi penyandang disabilitas yang memiliki kebutuhan khusus hendaknya difasilitasi sesuai dengan kebutuhan disabilitas baik disabilitas sensorik, mental, fisik, intelektual dan lainnya. Begitu pula dengan para lansia yang sudah tidak memiliki kemampuan mendatangi TPS, hendanya difasilitasi oleh penyelenggara Pilkada, mereka yang kesulitan ketika berjalan karena stroke, sakit atau yang lainnya.

Indonesia menjadi salah satu bagian dari Konvensi Hak Penyandang Disabilitas/ Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD). Dalam konvensi tersebut mengharuskan negara untuk memberikan akses yang setara bagi penyandang disabilitas dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam Pemilu-Pilkada. CRPD menuntut negara untuk memastikan aksesibilitas dan partisipasi penuh penyandang disabilitas dalam proses pemilihan umum, dalam konteks sekarang penyelenggaraan Pilkada.

Merujuk  Pasal 27 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam Pemilu. Hal tersebut menujukkan bahwa dasar hukum yang mengakui hak warga negara untuk berpartisipasi dalam Pemilu secara bebas dan adil, tanpa diskriminasi. Kemudian pasal 28D mengatur tentang hak yang sama di hadapan hukum dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas hak asasi manusia, yang juga berkaitan dengan prinsip inklusivitas dalam pemilu.

KPU telah mengatur aksesibilitas pemilih difabel, agar tempat pemungutan suara dilengkapi dengan fasilitas bagi pemilih difabel, seperti ramps untuk kursi roda, alat bantu baca braille, dan pemberian suara yang lebih mudah diakses oleh penyandang tunanetra. Kemudian KPU juga telah menyelenggarakan Pendidikan Pemilih yang mencakup informasi yang dapat diakses oleh berbagai kelompok, termasuk pemilih dengan disabilitas atau pemilih di daerah terpencil.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah mengatur hak-hak penyandang disabilitas, termasuk dalam hal partisipasi dalam Pemilu. Undang-Undang ini mendukung Pemilu inklusif dengan menjamin bahwa penyandang disabilitas memiliki akses yang setara untuk memilih dan dipilih. Pada konteks Pemilu demikian juga Pilkada, undang-undang ini mengharuskan Pemilu-Pilkada diselenggarakan dengan memperhatikan hak-hak penyandang disabilitas, termasuk dalam hal aksesibilitas Tempat Pemungutan Suara (TPS), informasi Pemilu yang mudah diakses, dan pemberian hak suara.

Tantangan dan Perkembangan Pilkada 2024

Meskipun sudah ada berbagai regulasi yang mendukung Pilkada inklusif, namun tantangan dalam implementasinya tetap ada, diantaranya adalah:

  • Aksesibilitas yang belum merata: Meskipun ada ketentuan akses bagi difabel, masih terdapat kendala dalam penyediaan fasilitas yang memadai di semua TPS, terutama di daerah terpencil.
  • Pendidikan Pemilu untuk Pilkada yang belum merata: Edukasi tentang pemilu kepada kelompok rentan (seperti penyandang disabilitas atau kelompok minoritas) masih terbatas dan tidak selalu tersedia dalam format yang mudah diakses.
  • Keterwakilan perempuan dan kelompok rentan: Meskipun UU Pemilu sudah mengatur keterwakilan perempuan, masih terdapat tantangan besar dalam memastikan partisipasi perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam politik, baik sebagai pemilih maupun calon legislatif.
  • Masih banyak kaum lansia yang posisinya di rumah, tidak mampu ke TPS belum dikunjungi oleh petugas penyelenggara Pilkada.

Secara keseluruhan, meskipun Indonesia telah memiliki kerangka hukum yang cukup untuk mendukung Pemilu-Pilkada inklusif, namun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk memastikan bahwa seluruh elemen masyarakat dapat berpartisipasi secara setara dan tanpa diskriminasi dalam Pemilu-Pilkada, baik untuk penyandang disabilitas, lansia dan kelompok rentan.

oleh : Dr.Islamiyatur Rokhmah.,S.Ag.,M.S.I- (Dosen UNISA Yogyakarta)

Hari Guru 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memberikan apresiasi spesial untuk para guru di Indonesia, dalam momen Hari Guru. Apresiasi tersebut berupa Bebas SPP Tetap selama 1 semester untuk putra/ putri guru, dalam Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UNISA Yogyakarta 2025.

“Bebas SPP Tetap selama 1 semester untuk putra/ putri guru merupakan wujud penghormatan kami untuk para bapak/ ibu guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan di Indonesia,” ujar Kepala Biro Humas dan Protokol UNISA Yogyakarta, Sinta Maharani.

Diketahui program beasiswa Spesial Hari Guru ini bisa diperoleh dengan mendaftar di seluruh program studi di UNISA Yogyakarta, kecuali prodi S2 Kebidanan, Pendidikan Profesi, S1 Kedokteran, dan Kelas RPL. Program beasiswa ini berlaku 23-25 November 2024.

Program beasiswa ini bisa diakses melalui link https://bit.ly/BeasiswaHariGuru2024. Pendaftar hanya perlu mengisi sejumlah data dan melampirkan sertifikat guru atau surat tugas guru milik orang tua.

“Kami persilahkan bapak ibu guru memanfaatkan beasiswa ini untuk putra/putrinya. Kami berharap beasiswa ini bisa membantu membuka peluang juga untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi,” ucap Sinta.

UNISA Yogyakarta saat ini telah memperoleh akreditasi Unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akreditasi yang diraih oleh UNISA Yogyakarta merupakan bukti kualitas pendidikan tinggi yang dihasilkan.

Saat ini ada empat Fakultas yang ada di UNISA Yogyakarta. Mulai dari Fakultas Ilmu Kesehatan, kemudian Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial, & Humaniora, lalu Fakultas Sains & Teknologi, dan Fakultas Kedokteran.

Kreativitas Lokal 1

Sekaron Ecoprint, sebuah usaha kreatif yang dikenal dengan produk ecoprint uniknya, kini melangkah lebih jauh dengan mempelajari teknik pewarnaan kain tradisional Jepang, Shibori. Dalam upaya pengembangan produk dan memperkaya khazanah budaya lokal, Sekaron Ecoprint mengikuti pelatihan Shibori yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (13/11).

Shibori, teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat, melipat, atau menjepit kain sebelum dicelupkan ke dalam pewarna, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jepang sejak abad ke-8. Dengan pola-pola geometris yang khas, Shibori tidak hanya menawarkan keindahan estetika, tetapi juga mengandung nilai filosofi yang mendalam.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini dipandu langsung oleh ahli Shibori, Astinah Sulisworo, dari Nak Nik. Para peserta diajak untuk mengenal berbagai teknik Shibori, mulai dari teknik dasar hingga teknik yang lebih kompleks. Selain itu, mereka juga belajar tentang pemilihan bahan pewarna yang tepat, terutama untuk kain katun yang banyak digunakan dalam produksi ecoprint.

“Pewarna alami sangat cocok untuk tenun yang memiliki serat alami, tetapi untuk kain katun, pewarna alami bisa luntur,” ujar Astinah.

Astinah juga menekankan pentingnya perpaduan antara teknik Shibori dengan motif-motif lokal untuk menghasilkan karya yang unik dan bernilai tinggi.

Menjembatani Budaya Timur dan Barat

Melalui pelatihan ini, Sekaron Ecoprint tidak hanya memperluas wawasan tentang teknik pewarnaan kain, tetapi juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan pengrajin dari berbagai daerah. Dengan menggabungkan teknik Shibori dengan motif-motif batik atau tenun ikat khas Indonesia, diharapkan dapat tercipta produk-produk kerajinan tangan yang berdaya saing di pasar internasional.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka. Sekaron Ecoprint bisa mempelajari teknik baru yang bisa diaplikasikan pada produk mereka,” ujar Era Agustina Yamini, S.E., M.Sc salah satu tim pengabdian dari UNISA Yogyakarta.

Era berharap ke depannya bisa menghasilkan produk-produk yang lebih inovatif dan bernilai seni tinggi.

Program pelatihan ini merupakan bagian dari upaya LPPM UNISA Yogyakarta dalam membina Industri Rumah Tangga dan Usaha Mikro (IRT-UM) di Yogyakarta. Dengan memberikan pelatihan dan akses ke pasar yang lebih luas, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Bersih Sungai

Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dengan menggelar kegiatan Sport and Art Everyweek (SAE) bertajuk “FST Down to Earth”. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan tenaga pendidik UNISA Yogyakarta dalam aksi nyata membersihkan sampah di sungai sekitar kampus, Sabtu (23/11).

Tidak hanya membersihkan sungai, kegiatan ini juga dipadukan dengan inovasi teknologi. Tim dari Prodi Teknologi Informasi berhasil mengembangkan sensor TDS (Total Dissolved Solids) yang berfungsi mengukur kualitas air. Sensor canggih ini kemudian dipasang di aliran kali untuk memantau kualitas air secara berkala.

“Sensor TDS ini merupakan hasil karya dari laboratorium prodi Teknologi Informasi kami. Harapannya, dengan adanya sensor ini kita bisa memantau kualitas air secara real time dan mengambil tindakan lebih lanjut jika terjadi perubahan yang signifikan,” ujar Dekan FST UNISA Yogyakarta, Tika Ainnunisa Fitria, S.T., M.T., Ph.D.

Selain itu, untuk melengkapi upaya pelestarian lingkungan, kegiatan dilanjutkan dengan penaburan benih ikan nila. Langkah ini bertujuan untuk menyeimbangkan ekosistem sungai dan menjaga keberlangsungan sumber daya ikan.

“Kegiatan FST Down to Earth ini merupakan kolaborasi yang sangat baik antara ketiga prodi di FST, yaitu Arsitektur, Bioteknologi, dan Teknologi Informasi. Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak hanya bermanfaat secara teoritis, tetapi juga dapat memberikan solusi nyata bagi permasalahan lingkungan,” tambah Tika.

Kegiatan SAE FST Down to Earth ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi kampus lain dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari secara langsung.

Sdm Unggul 1

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai pusat pendidikan tinggi Islam yang unggul, dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Leadership Training yang diselenggarakan oleh Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan yang berlangsung di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Jumat (22/11) diikuti oleh perwakilan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) dari seluruh Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kepemimpinan di lingkungan PTMA, para peserta dibagi menjadi lima rombongan untuk mengunjungi beberapa PTMA Unggul, termasuk UNISA Yogyakarta, UAD, UMY, UMS, dan UNIMMA. Di setiap universitas, peserta berkesempatan untuk berdialog langsung dengan pimpinan kampus dan pimpinan unit terkait, serta mengamati secara langsung sistem kerja unit-unit tertentu.

Wakil Rektor IV UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada seluruh peserta. Ia juga mengungkapkan bahwa UNISA berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia yang unggul.

“Kami sangat senang dapat menyambut para peserta Leadership Training di UNISA. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat saling belajar dan bertukar pikiran untuk menciptakan good university governance. Selain itu, kami juga memohon restu doa dari semuanya karena UNISA akan segera membuka program studi S2 Keperawatan, S3 Kebidanan, Profesi Arsitek, dan Profesi Gizi,” ujar Imron.

Ghofar Ismail, S.Ag., M.Ag. dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kesempatan yang baik bagi PTMA untuk saling belajar dan berkontribusi dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam.

“Kami sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Dikti untuk mengadakan kegiatan ini. Salah satu fokus utama kita adalah program internalisasi nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah. UNISA dengan slogan ‘Unggul, Profesional, dan Qur’ani’ sangat cocok untuk menjadi tuan rumah kegiatan ini,” tutur Ghofar.

Kegiatan Leadership Training ini diikuti oleh perwakilan dari delapan PTMA yang tersebar di seluruh Indonesia. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan di masing-masing perguruan tinggi.