Pos

Inovasi Ppko 1

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat. Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPKO), BEM FIKes UNISA berhasil memberdayakan ibu-ibu kader dan balita di Desa Sendangagung, Minggir, Sleman dengan membentuk tim usaha “CESTU DENAWA”.

Inovasi PMT

Pengolahan Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu program yang sulit, namun dengan adanya mahasiswa PPKO ini sangat membantu dalam menginovasi PMT yang nantinya disalurkan pada posyandu.

Selama kurang lebih 7 kali pertemuan, mahasiswa telah memberikan penyuluhan, pelatihan PMT bergizi, hingga pendistribusian PMT secara langsung. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan kader, tetapi juga mendorong terciptanya inovasi PMT yang lebih menarik dan disukai anak-anak.

“Kami sangat senang bisa berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di Desa Sendangagung,” ujar Emilia Dani Safitri, ketua tim PPK Ormawa BEM FIKes UNISA.

“Harapannya, tim usaha ‘CESTU DENAWA’ dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” lanjutnya.

Dengan dibentuknya usaha “CESTU DENAWA”, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan PMT berkualitas di desa tersebut, sehingga dapat menurunkan angka stunting secara signifikan. Selain itu, usaha ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

“Kami ingin memastikan bahwa inovasi yang kami ciptakan memiliki dampak yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami melibatkan masyarakat desa dalam pengelolaan usaha ini,” ungkap Wantonoro, dosen pembina PPKO.

Ajang Internasional

Tiga mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yaitu Lukmanul Hakim, Feerousah Muzakka Abdillah, dan Bani Iksan, menjadi delegasi pada ajang Internasional yaitu Ahmad Dahlan Internasional Youth Camp (ADIYC) 2024. Ketiga mahasiswa yang berasal dari program studi Fisioterapi dan Kebidanan ini terpilih sebagai perwakilan UNISA Yogyakarta dalam acara bergengsi yang digelar di Dewi Tinala Camping Ground, Kulonprogo, pada tanggal 3-5 Oktober.

Ajang Internasional

Selama tiga hari penuh, para peserta dari berbagai negara berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai isu-isu global yang menghadapi generasi muda. Mahasiswa ketiga UNISA tidak hanya aktif berpartisipasi dalam diskusi, tetapi juga berhasil menjalin hubungan dengan peserta dari negara lain.

“Pengalaman mengikuti ADIYC sangat berharga,” ujar Bani Iksan. “Saya mendapatkan banyak teman baru dan wawasan yang luas tentang berbagai permasalahan global. Ini akan sangat bermanfaat bagi saya dalam mengembangkan diri,” tambahnya.

Senada dengan Bani, Lukmanul Hakim juga merasa tertantang dengan diskusi-diskusi yang berlangsung.

“Acara ini membuka mata saya tentang pentingnya dialog antar generasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang kompleks,” ungkapnya.

Feerousah Muzakka Abdillah berharap UNISA Yogyakarta dapat lebih sering mengadakan kegiatan serupa.

“Saya berharap UNISA dapat memfasilitasi lebih banyak kegiatan yang melibatkan mahasiswa dalam diskusi-diskusi lintas generasi, baik dalam skala lokal maupun internasional,” ujarnya.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, mengungkapkan rasa bangga atas prestasi yang diraih ketiga mahasiswa tersebut.

“Keberhasilan mereka membuktikan bahwa mahasiswa UNISA memiliki potensi yang luar biasa dan mampu bersaing di tingkat internasional,” tegasnya.

Yekti menambahkan bahwa UNISA Yogyakarta akan terus mendukung mahasiswa berprestasi dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan diri.

“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa agar mereka dapat meraih prestasi terbaik,” ujarnya.

Pijat Bayi 1

Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali berinovasi dalam meningkatkan kualitas hidup anak Indonesia. Kali ini, fokus mereka tertuju pada stimulasi tumbuh kembang optimal balita melalui edukasi pijat bayi.

Pijat Bayi

Pijat bayi, yang lebih dari sekadar tradisi, kini telah didukung oleh bukti ilmiah sebagai salah satu cara efektif untuk merangsang perkembangan fisik, kognitif, dan emosional bayi. Sentuhan lembut selama pijat bayi tidak hanya memberikan kenyamanan, tetapi juga memicu produksi hormon oksitosin yang berperan penting dalam pembentukan ikatan antara ibu dan bayi.

Manfaat :

  • Pertumbuhan fisik : Meningkatkan berat badan dan tinggi badan, terutama pada bayi dengan pertumbuhan lambat.
  • Perkembangan kognitif : Merangsang perkembangan otak dan sistem saraf.
  • Perkembangan emosional : Meningkatkan rasa aman, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur.
  • Kesehatan fisik : Membantu pencernaan, pernapasan, dan sirkulasi darah.

Edukasi Menyeluruh :

Tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta, dipimpin oleh Enny Fitriahadi, S.Si.T., M.Kes dan Esitra Herfanda, SST., M.Keb, tidak hanya memberikan edukasi teori, tetapi juga demonstrasi langsung teknik pijat bayi yang benar. Kegiatan ini dilaksanakan secara intensif di posyandu dan rumah warga untuk memastikan jangkauan yang luas.

Kolaborasi dengan Kader Posyandu :

Keterlibatan kader posyandu menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga sebagai mitra yang aktif dalam mendampingi ibu-ibu selama melakukannya di rumah. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan efek bola salju, di mana pengetahuan tentang pijat bayi dapat terus menyebar di masyarakat.

Antusiasme masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Para ibu merasa terbantu dengan adanya edukasi pijat bayi. Mereka merasakan manfaatnya secara langsung, baik bagi bayi maupun bagi diri mereka sendiri.

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan pengabdian masyarakat ini. Hal ini menunjukkan komitmen UNISA dalam memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan ibu dan anak.

Bukan hanya sekadar tradisi, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan anak. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk akademisi, praktisi kesehatan, dan masyarakat, diharapkan program edukasi pijat bayi dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi generasi penerus bangsa.

Donasi

Masa Ta`aruf (MATAF) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tahun 2024 tidak hanya menjadi ajang perkenalan bagi mahasiswa baru, namun juga menjadi momentum bagi tumbuhnya kepedulian sosial. Berkat kolaborasi panitia MATAF dan LAZISMU UNISA, berhasil terkumpul donasi sebesar Rp35.349.338,- melalui program Infaq QRIS Terbanyak.

Donasi

Dana yang terkumpul ini kemudian disalurkan dalam bentuk beasiswa kepada 30 mahasiswa baru dan 22 pelajar binaan UNISA Yogyakarta. Penyerahan beasiswa dilakukan pada Sabtu (12/10) di Masjid Walidah Dahlan.

Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNISA Yogyakarta, mengapresiasi kegiatan ini.

“Ini adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi bagi sesama. Saya berharap semangat berbagi ini terus terjaga,” ujarnya.

Lukmannul Hakim, koordinator acara MATAF, mengungkapkan rasa bangganya atas keberhasilan penggalangan dana ini.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk turut serta dalam kegiatan sosial,” imbuhnya.

Sementara itu, Andis dari LAZISMU UNISA menjelaskan bahwa selain beasiswa MATAF, juga ada program beasiswa SERDADU yang berasal dari sumbangan seribu rupiah per minggu dari mahasiswa dan civitas akademika UNISA Yogyakarta.

Kunjungan Kerjasama

Jakarta, 11 Oktober 2024 – Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melakukan kunjungan resmi ke Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih dalam rangka memperkuat hubungan kerjasama antara kedua lembaga, khususnya dalam bidang kesehatan dan pengembangan akademik. Kunjungan ini dipimpin oleh Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional UNISA, M. Ali Imron, M.Fis, dan diikuti oleh 25 pimpinan dari unsur dekanat, ketua program studi, serta ketua lembaga dan biro UNISA Yogyakarta yang sekaligus menindak lanjuti dari kunjungan RSIJ ke UNISA Yogyakarta bulan lalu.

Kunjungan Kerjasama

Dalam sambutannya, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) RSIJ Cempaka Putih, Dr. Agus Syamsudin, menyambut baik kunjungan UNISA. Ia menyampaikan apresiasinya atas peluang kerjasama ini dan menyoroti pentingnya sinergi antara universitas dan rumah sakit. “Dr. Jack dan teman-teman, termasuk dr. Eko, sudah sehat, ya. Di RSIJ Cempaka Putih, kita juga memiliki beberapa rumah sakit lain seperti RS Pondok Kopi, Indramayu, RS Muhammadiyah Bandung, dan RSJ Klender. Dengan jaringan yang luas ini, kerjasama yang konkret dan bermanfaat dapat segera terjalin,” ujar Dr. Agus.

Dr. Agus juga menambahkan bahwa pihaknya ingin memulai pengembangan klinik rehabilitasi medis terbaik di Jakarta yang akan menggabungkan keunggulan kedua pihak. “Di UNISA, rehabilitasi medis adalah salah satu unggulannya. Awal tahun depan kita harus mulai membangun klinik rehabilitasi medis terbaik di Jakarta,” katanya.

Kunjungan kerjasama ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan, baik bagi UNISA Yogyakarta maupun RSIJ Cempaka Putih, dengan beberapa poin utama yang diusulkan:

UNISA Yogyakarta akan diberikan lahan praktek untuk dosen dan mahasiswa. Rumah sakit yang mungkin belum sempat melakukan inovasi, bisa mendapatkan ide-ide baru dari universitas untuk penelitian bersama dan publikasi internasional (scopus). Dokter dari RSIJ Cempaka Putih yang juga menjadi dosen diharapkan dapat memperkuat kolaborasi karena berada dalam satu organisasi Muhammadiyah.

Dr. Agus juga menyebutkan bahwa RSIJ Cempaka Putih memiliki pusat pelatihan yang sudah bersertifikasi dari Kementerian Kesehatan, sehingga program pengembangan seperti Satuan Kredit Profesi (SKP) dapat dilakukan dengan lebih mudah. Ia menekankan pentingnya kerjasama yang tidak hanya terbatas pada magang, namun juga pengembangan bersama yang saling menguntungkan, serta magang berkualitas yang harus dibayar karena mahasiswa turut membantu operasional rumah sakit.

Wakil Rektor IV UNISA Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan silaturahmi ini. “Alhamdulillah, kami dari UNISA diperkenankan untuk bersilaturahmi ke RSIJ Cempaka Putih. Kita memiliki keunggulan di bidang kesehatan dan melihat betapa kompleknya rumah sakit ini, yang melibatkan banyak profesi. Ini dapat menjadi masukan penting dalam pengembangan kurikulum di UNISA,” ujar Ali Imron.

Ia juga menjelaskan bahwa UNISA Yogyakarta memiliki beberapa program unggulan di bidang arsitektur dan rehabilitasi medis yang dapat disinergikan dengan RSIJ Cempaka Putih, termasuk terapi berbasis teknologi terkini seperti artificial intelligence, robotik, dan mirroring.

Dalam kunjungan kerjasama ini, Ali Imron memaparkan tiga fokus utama:

Magang profesional: UNISA Yogyakarta akan mengirimkan mahasiswa yang sudah lulus dan memiliki STR untuk magang di RSIJ Cempaka Putih, dengan seleksi 10% terbaik dari tiap angkatan. Program ini juga mendukung rencana RSIJ untuk merekrut tenaga kesehatan dari mitra universitas. Profesional mengajar: UNISA Yogyakarta akan berkolaborasi dengan RSIJ dalam program clinical educator untuk memperkuat pendidikan klinis. Penelitian bersama: UNISA Yogyakarta memiliki program S2 Kebidanan dengan unggulan Health Technology Assessment (HTA) yang dapat dikembangkan bersama RSIJ. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan percepatan dan efisiensi pelayanan kesehatan.

Dalam kunjungan ini, UNISA Yogyakarta juga menekankan pentingnya kerjasama penelitian untuk mengevaluasi pelayanan dan mempercepat inovasi di RSIJ Cempaka Putih. Dengan kerjasama yang erat antara akademisi dan praktisi kesehatan, diharapkan pelayanan rumah sakit akan semakin optimal.

“Terima kasih atas sambutan yang hangat. Kami berharap, dengan adanya praktek yang bagus di sini, kami dapat mempromosikan RSIJ Cempaka Putih ke jaringan rumah sakit Muhammadiyah lainnya,” pungkas Ali Imron.

Kunjungan kerjasama ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara UNISA Yogyakarta dan RSIJ Cempaka Putih, serta memperluas kerjasama dalam bidang akademik, penelitian, dan pelayanan kesehatan.