Pos

Kolaborasi

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menunjukkan kolaborasi dalam komitmennya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Kali ini, kedua universitas yang masih berada dalam naungan persyarikatan Muhammadiyah ini bekerja sama menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Ketrampilan Teknik Instruksional (Pekerti) bagi dosen Fakultas Kedokteran dan Agama Islam di UNISA, Senin (23/09).

Kolaborasi

Pelatihan yang berlangsung selama satu minggu ini bertujuan untuk membekali para dosen dengan keterampilan yang diperlukan dalam merancang pembelajaran yang efektif, melakukan evaluasi pembelajaran, serta mengimplementasikan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center Learning).

Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T mengatakan dalam berbagai tekanan pentingnya pengembangan kompetensi pedagogi di tengah perubahan paradigma kurikulum yang begitu cepat.

“Dosen tidak hanya dituntut untuk menguasai materi akademik, tetapi juga harus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menarik dan efektif sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa, ” ujarnya.

Wakil Rektor II UAD Dr. Norma Sari, M.Hum menambahkan bahwa pelatihan Pekerti merupakan salah satu bentuk implementasi dari izin yang telah diperoleh UAD dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai penyelenggara pelatihan pekerti.

“Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi para dosen, khususnya dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital, ” imbuhnya.

Rektor UNISA Yogyakarta Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat menyambut baik kerja sama kolaborasi dengan UAD dalam penyelenggaraan pelatihan ini.

“Pelatihan Pekerti ini merupakan langkah awal yang baik bagi dosen kami untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan bekal keterampilan baru, kami optimis dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan dunia kerja,” tuturnya.

Pelatihan Pekerti yang diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari 22 dosen Fakultas Kedokteran dan 8 dosen Agama Islam dan Kemuhammadiyahan, menyoroti empat tugas utama dosen, yaitu ranah personal, sosial, profesional, dan pedagogi. Secara khusus, pelatihan ini memberikan perhatian yang besar pada pengembangan kompetensi pedagogi, mengingat pentingnya kemampuan dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa.

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Menjalin Sinergi Dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IMG-20170131-WA0010

Majelis Pemberdayaan Masyarajat (MPM) PP Muhammadiyah bersilaturahim ke Univeritas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (31/1/2017). Kunjungan ini diharapkan akan ada kerjasama antara MPM PP Muhammadiyah dan UNISA.

Rombongan MPM PP Muhammadiyah yang dipimpin Dr M Nurul Yamin diterima Ummu Hani, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) dan Sarwinanti Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Audiensi ini membahas beberapa program yang bisa dikerjasamakan di antara kedua lembaga ini.

Ummu Hani yang juga mewakili Rektor UNISA menyambut baik silaturahim pengurus MPM PP Muhammadiyah ke kampus UNISA. “ Di UNISA, kami juga memiliki program pembinaan kepada masyarakat, harapannya kerja sama nanti dapat bermanfaat bagi masyarakat” kata Ummu Hani.

Unisa akan melakukan tindak lanjut pertemuan hari ini termasuk mapping program. “Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat yang terpinggirkan, InsyaAllah kami akan membantu dalam tindak lanjut berikutnya,” kata Ummu.

M Nurul Yamin, Ketua MPM PP Muhammadiyah mengatakan, dalam beberapa program yang terkait pemberdayaan masyarakat, MPM senantiasa menggandeng Ortom dan amal usaha Muhammadiyah untuk bersinergi bersama-sama. “Kami bersilaturrahim dengan pimpinan Univesitas ‘Aisyiyah, dalam rangka membangun sinergi amal usaha pendidikan khususnya perguruan tinggi dengan program-program pemberdayaan masyarakat,” kata Yamin.

MPM, kata Yamin, selain melakukakan aktivitas pemberdayaan yang sifatnya peningkatan pendapatan atau kapasitas kelompok, juga melakukan advokasi pada kepentingan-kepentingan kelompok. “Salah satu yang ingin kami diskusikan hari ini adalah advokasi bidang kesehatan, karena salah satu problem yang ada di kelompok adalah kesehatan” tandas Yamin.

Yamin memandang UNISA banyak menangani perempuan dan anak-anak sehingga bisa diajak untuk berkolabroasi. “Kami memandang ‘Aisyiyah konsen terhadap perempuan dan anak-anak, karena isu-isu kesehatan pada kelompok dampingan kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak” katanya.