Pada Kamis (25/04), Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM) di bawah naungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menerima visitasi akreditasi dari asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes). Visitasi ini dilakukan secara langsung di ruang sidang Gedung Siti Moendjijah.

Dua asesor dari LAM-PTKes, yaitu Prof. Dr. Sri Darmawati, M.Si dan Iis Herawati, S.Pd., M.Kes, telah didelegasikan untuk meninjau data dan sarana prasarana TLM sesuai dengan informasi yang telah disampaikan oleh prodi.

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Rektor UNISA Yogyakarta, mengungkapkan bahwa dengan status unggul yang telah diraih UNISA, tanggung jawabnya semakin besar untuk mempertahankan standar mutu pendidikan tinggi. Menurutnya, memperoleh akreditasi unggul akan memberikan jaminan kepada para stakeholder, mahasiswa, dan masyarakat bahwa lulusan TLM memiliki kualitas sesuai standar nasional.

Prof. Sri Darmawati menyampaikan harapannya agar proses visitasi akreditasi melalui pengecekan dokumen dan pemantauan sarana prasarana dapat berjalan lancar dengan kerjasama dari tim UNISA. Ia juga memohon bantuan agar proses pengecekan dapat diselesaikan dengan cepat.

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan standar pendidikan tinggi di bidang kesehatan, UNISA Yogyakarta terus berkomitmen untuk menjaga mutu dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja. Semua pihak, termasuk dosen, mahasiswa, dan staf administrasi, turut berperan aktif dalam mendukung proses akreditasi ini untuk mencapai hasil yang optimal.

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta meraih prestasi gemilang dengan berhasil lolos pendanaan 7 Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2024. Kompetisi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENRISTEKDIKTI) Republik Indonesia ini menjadi panggung bagi mahasiswa untuk menampilkan kreativitas dan inovasi mereka dalam berbagai bidang, Sabtu (24/04).

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENDIKBUDRISTEK yang menjadi penyelenggara program ini mempunyai tujuan untuk membimbing mahasiswa agar menjadi individu yang mengerti aturan, taat pada aturan, serta memiliki kreativitas, inovasi, dan objektivitas dalam memperkaya ragam intelektual.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes, menyampaikan rasa syukurnya atas prestasi yang diraih. Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja keras tim BKA, terutama di Koordinator Penalaran Kreativitas dan Kewirausahaan, serta Tim PKM Center Unisa.

“Dalam tenggat waktu yang sempit, tim kami berhasil menyiapkan proposal PKM dan memberikan pendampingan kepada mahasiswa, meskipun pada saat yang sama juga berlangsung kompetisi Puspresnas lainnya. Semangat mahasiswa dan Tim PKM Center tetap tinggi, dan kami berharap agar tahun ini tim PKM Unisa bisa meraih prestasi di Pimnas,” ujar Yekti.

Prestasi yang diraih UNISA Yogyakarta pada tahun ini sama dengan didapat pada tahun sebelumnya, UNISA Yogyakarta juga berhasil meloloskan 7 tim PKM, menunjukkan konsistensi dalam memberikan dukungan dan pembinaan kepada mahasiswa untuk berprestasi di tingkat nasional.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi UNISA Yogyakarta, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai salah satu perguruan tinggi yang berkomitmen dalam mendukung dan mengembangkan potensi kreativitas dan inovasi mahasiswanya untuk kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan bangsa dan negara.

Pada Sabtu (20/04), Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang akan bersiap merayakan tonggak bersejarahnya ke-33 meluncurkan logo milad khusus untuk memperingati momen bersejarah ini. Acara peluncuran logo sendiri dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan syawalan pegawai di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan.

Dalam penjelasannya, Tika Ainnunisa Fitria, S.T., M.T., Ph.D, selaku ketua panitia milad UNISA Yogyakarta, memaparkan tema yang diusung pada milad ke-33 ini yaitu “Berkhidmat Memajukan Peradaban Bangsa”. Tema ini menggarisbawahi komitmen UNISA Yogyakarta dalam berkontribusi dalam memajukan peradaban bangsa melalui pendidikan dengan dedikasi yang tinggi.

Selain itu, Tika juga menjelaskan makna yang terkandung dalam logo Milad 33 tersebut. “Angka 3 melambangkan kehidmatan yang dinamis, sedangkan angka 3 pada lengkung bawah dianalogikan sebagai tangan yang terbuka, dapat diartikan sebagai simbol harapan atau doa,” ungkap Tika.

Lebih lanjut, Tika menambahkan bahwa warna hijau dan kuning yang tertanam pada angka 33 merupakan identitas warna UNISA Yogyakarta.

Acara peluncuran logo Milad 33 UNISA Yogyakarta dihadiri oleh para pegawai, dosen, serta mahasiswa yang turut merayakan momen bersejarah ini dengan antusiasme dan semangat kebersamaan. Peluncuran logo ini menjadi momentum penting dalam perjalanan panjang UNISA Yogyakarta dalam memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan pendidikan dan peradaban bangsa.

Logo dapat diunduh disini

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar acara Syawalan dengan tema “Merajut Ukhuwah Berkhidmat Untuk Semesta” pada Sabtu, (20/04), di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA.

Acara yang dihadiri oleh seluruh karyawan UNISA Yogyakarta dan jajaran pimpinan serta Badan Pembina Harian (BPH) ini menjadi momentum penting dalam mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan semangat kebersamaan setelah libur pada bulan Ramadhan.

Dalam sambutannya, Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, mengajak seluruh karyawan untuk menjalankan amanah dengan semangat tinggi dalam merawat dan memajukan UNISA melalui kerja sama yang kuat dan sinergis. Warsiti menekankan pentingnya memperkuat jaringan dalam mencapai tujuan bersama.

Selanjutnya, ketua BPH UNISA Yogyakarta, Dr. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si, juga menyampaikan pentingnya kebersamaan dalam membangun semangat dan menjalin ukhuwah serta berkhidmat untuk semesta, sebagai landasan utama dalam menghadapi tantangan masa depan.

Dalam khutbah Syawalan, Wakil Rektor I UNISA Yogyakarta, Taufiqur Rahman, S.IP., M.A., Ph.D, mengungkapkan konsep unggul UNISA, yaitu totalitas dalam berkhidmat. Menurutnya, keunggulan harus dibuktikan dengan semangat dan mentalitas yang unggul. UNISA sebagai lembaga pendidikan unggul harus mampu berinovasi dan memberikan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi bangsa.

Tak hanya merayakan kebersamaan, UNISA Yogyakarta juga memberikan penghargaan berupa reward Umroh kepada 11 karyawan dan bantuan ibadah haji kepada dua orang yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam kemajuan universitas.

Acara Syawalan UNISA Yogyakarta ini berhasil menciptakan kebersamaan yang hangat dan memperkuat rasa solidaritas di antara seluruh elemen kampus, menegaskan komitmen UNISA dalam mewujudkan visi dan misi sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan berdampak positif bagi masyarakat.

Mudik atau pulang kampung merupakan momen yang seharusnya ditunggu-tunggu datang. Seharusnya, momen pulang kampung saat lebaran akan menjadi momen yang membahagiakan, bukan menegangkan.

Tapi realitanya terkadang tidak demikian. Kebahagiaan yang menurut Seligman (tokoh psikologi positif) adalah hasil dari kontribusi lingkungan dan faktor internal ini, menjadi ukuran bahwa konsep Bahagia saat lebaran menjadi nisbi manakala pertanyaan stigmatif lebaran mulai bermunculan dari lingkungan.

Mereka yang akan pulang ke kampung halaman, pasti merasakan hal ini. Mulai dari ditanya “Kapan lulus?”, “Kapan nikah?”, “Kapan punya momongan?”, “Kapan kerja?”, maupun kapan kapan yang lainnya. Ya begitulah, kebiasaan peduli kebablasan menjadi curiosity. Bagaimana dengan kalian sendiri, apakah kalian juga pernah mengalaminya?..

Berdasarkan survey terbatas yang dilakukan oleh Ratna Yunita Setiyani Subardjo, S.Psi., M.Psi., Psikolog yang merupakan dosen prodi Psikologi UNISA Yogyakarta, didapatkan data bahwa pertanyaan paling dihindari saat lebaran bagi mahasiswa adalah “Kapan lulus?”, sedangkan bagi mereka yang sudah lulus, tetap saja akan muncul pertanyaan lainnya dengan “Kapan kerja”. Tidak berhenti disitu saja, pertanyaan lainnya setelah lulus adalah “Kapan nikah?”, dan malangnya, bagi yang sudah menikahpun tetap akan dicecar pertanyaan dengan “Kapan punya momongan?”. Ini sering ditanyakan ketika berkumpul dengan keluarga saat lebaran. Walau terdengar sepele, pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi “momok” bagi sebagian orang sehingga mereka merasa tertekan. Dampak pertanyaan tersebut bahkan dapat memunculkan gangguan psikologis. Lantas, kenapa orang Indonesia senang menanyakan pertanyaan-pertanyaan stigmatif tersebut saat lebaran? Lalu, bagaimana cara menjawabnya?

Ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan stigmatif tersebut saat kumpul bersama keluarga ketika lebaran memang membuat kurang nyaman, terlebih jika belum memiliki progress dalam studi/lambat progress, belum memiliki pacar atau pasangan, atau belum memiliki pekerjaan mapan, atau belum memiliki momongan. Bagi Anda yang berencana mudik saat lebaran namun belum siap dengan pertanyaan-pertanyaan stigmatif yang besar jadi akan dilontarkan keluarga dan handai taulan ini, berikut beberapa tips menghadapinya:

  • Bangun Topik Pembicaraan yang Umum

Hindari topik obrolan yang menjurus ke ranah pribadi supaya tidak memancing pertanyaan dari orang lain.

  • Alihkan Topik Pembicaraan

Cobalah untuk mengalihkan topik obrolan dengan lawan bicara ke hal-hal yang umum. Pertanyaan sensitif yang kurang etis ditanyakan, terutama kepada mereka yang memiliki keterbatasan atau permasalahan pribadi.

  • Hadapi Dengan Senyuman

Hadapi pertanyaan stigmatif ini dengan senyuman. Terkadang orang bertanya tanpa berpikir, dan senyuman dapat membawa dampak positif bagi diri kita dan orang lain.

  • Balas Dengan Lelucon

Balas pertanyaan ini dengan lelucon atau candaan untuk menurunkan tegangan dan menghindari “bad mood”.

  • Menjauh

Jika merasa risih atau tidak betah karena ditanya dengan pertanyaan stigmatif ini, ada baiknya menjauh dari lokasi. Lakukan relaksasi untuk mengurangi dampak negatifnya.

Semoga tips sederhana ini dapat membantu menghadapi pertanyaan-pertanyaan stigmatif saat mudik tersebut dengan lebih tenang dan bahagia saat berkumpul dengan keluarga pada momen lebaran.