Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat seharusnya merupakan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien saat ini mulai dikembangkan pola kolaborasi antar beberapa profesi dalam merawat seorang pasien. Untuk dapat melaksanakan kolaborasi pelayanan dengan kolaborasi antar profesi, maka seluruh tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan dan kemampuan. Kesiapan dan kemampuan harus dibentuk sejak tahap pendidikan tinggi. Hal tersebut yang mendasari STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Seminar Nasional yang bertajuk Inter Profesional Education (IPE) Pembelajaran Inter Profesional menuju pelayanan kesehatan berkualitas, di Kampus Terpadu SAY, Sabtu (11/10).
Dalam kesempatan tersebut, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat mengatakan saat ini kolaborasi antar profesi belum bisa berjalan baik karena berbagai faktor misalnya superioritas dan sebagainya. IPE seperti puzzle yang masing-masing memilki bentuk dan karakter. Melalui IPE diharapkan semua profesi kesehatan dengan berbagai karakter dan disiplin ilmu mampu melakukan perawatan terhadap pasien secara bersama. Out come-nya pelayanan ke pasien lebih berkualitas dan pasien merasa aman.
Keynote speech Kepala bidang program dan pengembangan pusdiklatnakes BPPSDM Kemenkes RI, Sidin Hariyanto, SKM., M.Pd menjelaskan konsep IPE merupakan konsep kesehatan berbasis Patients-Centered dimana pasien adalah yang utama, tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan segala kemampuannya untuk pasien. Sehingga tujuan utama program IPE ini adalah terjadinya teamwork yang saling melengkapi antara satu profesi dengan profesi lain sehingga dapat menutup lubang permasalahan pasien. Collaborative practice pun akan memberikan dampak positif bagi penyembuhan pasien sebagai salah satu goal dari IPE.
Kegiatan Seminar Nasional ini diikuti oleh peserta dari DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Palembang, Banjarmasin. Animo menjadi pemakalah dalam semnas ini meningkat dari tahun lalu yaitu 35 pemakalah, hal ini membuktikan bahwa dosen tidak hanya fokus dalam hal pengajaran saja namun sudah memiliki minat tinggi dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat.