Sebagai upaya menumbuhkan jiwa kesadaran akan pentingnya kesehatan pada diri sendiri dan meningkatkan kebersamaam warga dusun Duwuran Parangtritis, Praktek Kerja Lapangan Program Studi Bidan Pendidik D4 menggelar acara jalan dan senam sehat, Minggu lalu.

Menurut Ketua PKL, Dwi Muharrama menjelaskan kemasan kegiatan ini membawa nuansa yang sederhana namun ramai peserta. Selain jalan dan senam sehat kegiatan lain yang dilakukan antara lain lomba anak soleh (TPA) dan gerakan cuci tangan warga Duwuran. Melalui kegiatan ini diharapkan warga Duwuran sadar akan pentingnya kesehatan diri sendiri, keluarga dan lingkungan sehingga dapat terwujud derajat kesehatan yang optimal.

Assalamu’alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh

 

Bersama ini kami beritahukan kepada seluruh mahasiswa STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta bahwa daftar Pembimbing Dosen Pembimbing Mahasiswa dapat dilihat pada menu link dibawah ini.

Demikian Pemberitahuan ini kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Bagian Akademik

Unduh BerkasUnduh BerkasUnduh Berkas

PENGUMUMAN

 

 

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

 

Diberitahukan kepada civitas akademika STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta bahwa terdapat perubahan mengenai ketentuan Pembayaran keuangan.

Untuk Informasi selengkapnya dapat diunduh pada link dibawah ini

Demikian pengumuman ini, atas perhatiannya kami sampaikan terima kasih

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

 

 

                                                                                              Sleman, 14 Oktober 2014

                                                                                  

 

                                                                                  Bagian Keuangan

Kantor Urusan Internasional dan Humas STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) gelar Focus Group Discusions (FGD) mengenai internasionalisasi institusi. Bertempat di ruang meeting SAY, Senin (13/10), FGD dihadiri oleh pimpinan, ketua program studi dan kepala unit yang ada dilingkungan SAY.

Dalam kesempatan tersebut Ketua SAY, Warsiti, S.Kp.,M.Kep., Sp.Mat mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan program  Hibah Penguatan KUI. Upaya internasionalisasi SAY perlu sosialisasi yang bersifat menyeluruh dan berkesinambungan. Capaian SAY yang berhasil dilakukan dalam beberapa tahun ini seperti membangun networking dengan beberapa universitas di Taiwan, Thailand, Singapura, Filipina, India, Kairo dan Jepang. Selain itu mendapatkan dana hibah dari Dikti untuk Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) tahun 2014 yang menjadi salah satu  dari 40 institusi terpilih. Secara eksistensi  tentunya dengan adanya penguatan kelembagaan KUI di SAY, program-program yang akan dijalankan menujupada aspek pengembangan dan peningkatan sumber daya baik dalam bidang aademik ataupun non akademik. Lebih lanjut Warsiti mengatakan dengan adanya Masyarakat Ekonomi Asean 2015 berdampak pada bidang industri, termasuk juga pendidikan. Menurutnya, tantangan itu harus dijawab dengan kemampuan mumpuni civitas akademika SAY. Kegiatan lain yang dilakukan dengan universitas luar negeri antara lain, research bersama, student exchange dan staff exchange.

Indriani, M.Sc selaku kepala KUI SAY dalam hal ini menekankan bahwa ada 3 aspek yang akan kami fokuskan pada tahun ini sebagai program utama yaitu tata kelola, SOP, materi promosi dan aspek IT dalam hal ini website kantor internasional yang akan menjadi jendela institusi agar bisa lebih dikenal lagi oleh pihak luar negeri. ”Menjadi tantangan besar untuk tim kami untuk mengaktifkan kegiatan/program yang sudah kami rencanakan, tapi kami yakin dengan komitmen bersama, KUI SAY dapat berkontribusi dalam mengembangkan SAY menghadapi tantangan globalisasi”, ujar Indri.

FGD ini menghadirkan Tjitjik Srie Tjahjandarie, P.hd dari Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Universitas Airlangga Surabaya menjelaskan tentang aspek internasionalisasi antara lain akademik international program, mobilty student dan satff, collaboration on research, networking dan patnership. Untuk melakukan aspek-aspek tersebut diperlukan strategi agar internasionalisasi berjalan lancar misalnya membentuk unit khusus KUI. Jadi, KUI harus mampu memfasilitasi kebutuhan international programs dari tiap program studi. ”Program studi menyiapkan peluru untuk internasionalisasi dan KUI yang akan menjualnya atau sebagai fasilitatornya”, ujar Tjitjik.

Sementara itu narasumber lain, Ipan Pranashakti dari Universitas Islam Indonesia menjelaskan banyak tentang Webometric, faktor / parameter untuk mencapai tingkat yang lebih baik di situs ini, organisasi web, sampai tips dan trik untuk mempublikasikan tautan dalam atau di luar dari web SAY ini. Untuk berada di atas 10 dari Webometric bukanlah pekerjaan mudah. “Semua komponen universitas harus bekerja sama untuk memiliki peringkat yang lebih baik di Webometric” katanya.

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat seharusnya merupakan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien saat ini mulai dikembangkan pola kolaborasi antar beberapa profesi dalam merawat seorang pasien. Untuk dapat melaksanakan kolaborasi pelayanan dengan kolaborasi antar profesi, maka seluruh tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan dan kemampuan. Kesiapan dan kemampuan harus dibentuk sejak tahap pendidikan tinggi. Hal tersebut yang mendasari STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar Seminar Nasional yang bertajuk Inter Profesional Education (IPE) Pembelajaran Inter Profesional menuju pelayanan kesehatan berkualitas, di Kampus Terpadu SAY, Sabtu (11/10).

Dalam kesempatan tersebut, Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat mengatakan saat ini kolaborasi antar profesi belum bisa berjalan baik karena berbagai faktor misalnya superioritas dan sebagainya. IPE seperti puzzle yang masing-masing memilki bentuk dan karakter. Melalui IPE diharapkan semua profesi kesehatan dengan berbagai karakter dan disiplin ilmu mampu melakukan perawatan terhadap pasien secara bersama. Out come-nya pelayanan ke pasien lebih berkualitas dan pasien merasa aman.

Keynote speech Kepala bidang program dan pengembangan pusdiklatnakes BPPSDM Kemenkes RI, Sidin Hariyanto, SKM., M.Pd menjelaskan konsep IPE merupakan konsep kesehatan berbasis Patients-Centered dimana pasien adalah yang utama, tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan segala kemampuannya untuk pasien. Sehingga tujuan utama program IPE ini adalah terjadinya teamwork yang saling melengkapi antara satu profesi dengan profesi lain sehingga dapat menutup lubang permasalahan pasien. Collaborative practice pun akan memberikan dampak positif bagi penyembuhan pasien sebagai salah satu goal dari IPE.

Kegiatan Seminar Nasional ini diikuti oleh peserta dari DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Palembang, Banjarmasin. Animo menjadi pemakalah dalam semnas ini meningkat dari tahun lalu yaitu 35 pemakalah, hal ini membuktikan bahwa dosen tidak hanya fokus dalam hal pengajaran saja namun sudah memiliki minat tinggi dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat.