Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta bekerjasama dengan Pemerintah Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman menyelenggarakan Sekolah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Giri Sembada, Selasa (16/03).
Pembukaan Sekolah UMKM ini menghadirkan Lurah Girikerto H. Sudibya, S.Pd, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) serta Dekan FEISHum UNISA Yogyakarta, Mega Ardina,S.P, M.Sc.
“Satu harapan kami mudah-mudahan kerja sama yang baik bisa selalu terjalin untuk kedepan, dan atas perhatian dan kerja sama yang baik ibu dan bapak sekalian kami menyusut harapan diharapkan bisa memajukan masyarakat girikerto,” jelas Sudibya.
Sudibya menambahkan bahwa UMKM ini adalah suatu potensi yang nanti bisa mendukung adanya sentra wisata. Mengenai tujuan Sekolah UMKM Giri Sembada ialalh mewujudkan wirausaha mandiri dan mengembangkan potensi lokal yang berdaya saing.
“Berkaitan dengan UMKM ini diharapkan adanya kerja sama bagaimana bisa kedepannya memunculkan hal yang baru. Dengan produk yang dihasilkan bisa disukai oleh pasar seperti salak yang di olah manisan dimanapun orang bisa membuat manisan salak, bahan yang sama tapi bagaimana nanti bisa di inovasikan agar menarik di pasaran maka dengan adanya Sekolah UMKM ini bisa dapat membantu,” tutur Mega.
Pembukaan sekolah UMKM ini dihadiri oleh masyarakat Desa Girikerto. Hadirnya Sekolah UMKM disambut baik dan antusias masyarakat Desa Girikerto. Harapannya, Sekolah UMKM dapat mendukung upaya untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Girikerto.
Program Studi Arsitektur Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berhasil menggelar kuliah umum yang membahas mengenai “Renovasi Istiqlal dari Aspek Pendekatan Filosofis yang Sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah” yang digelar melalui via Zoom, Rabu ( 17/03 ). Kegiatan ini adalah bentuk tanggung jawab Program Studi (Prodi) terhadap kurikulum Prodi Arsitektur UNISA Yogyakarta khususnya Mata Kuliah Arsitektur Islami.
Kuliah umum pada kali ini membahas mengenai bagaimana Masjid tidak hanya menjadi pusat peradaban umat atau dalam konteks ekonomi, ibadah dan kesejahteraan namun juga dapat menyentuh konteks arsitektur yang memiliki penciri adanya arsitek islam yang mengikuti perkembangan jaman. Dalam Kuliah umum kali ini sangat relevan dengan program studi Arsitektur UNISA Yogyakarta yang memiliki penciri yaitu arsitektur islam dan arsitektur berwawasan Kesehatan.
“Cagar budaya itu kalau bisa dilestarikan jangan di owah owah (diubah), jangan ditambal sulam namun hanya dikinclongkan, diremajakan atau dibuat terlahir kembali tanpa menghilangkan keaslian dari cagar budaya tersebut” ucap Munichy.
Tidak hanya sebagai cagar budaya, Masjid Istiqlal ini juga wujud dari lambang kemerdekaan Indonesia dan ada beberapa wujud arsitek yang menjadi monumental yaitu Gereja Katedral, Patung Tugu Tani, Monas dan masih banyak lagi. Dalam setiap renovasi yang dilakukan terhadap bangunan arsitektur cagar budaya sebisa mungkin tidak mengubah sebuah eksistensinya pada cagar budaya tersebut.
Kemudian, selalu menerapkan konsep yang ada pada Al-quran dan Sunnah dalam setiap pembuatan baik desain bagunan biasa sampai fasilitas umum semua harus seimbang. Dengan mewujudkan dan mempertahankan 3 pilar utama yaitu toleransi, keindahan dan kebersihan seperti ayat yang terdapat pada Al-quran yaitu Hablum Minallah wa Hablum Minannas. (Dilla/Ryan)
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui pembahasan yang dilakukan pada Musyawarah Nasional Tarjih ke-13 tahun 2020, yaitu mengenai titik ketinggian matahari di bawah ufuk pada saat fajar.
Penentuan waktu terbitnya fajar merupakan persoalan yang sangat penting. Hal tersebut lantaran berkaitan dengan empat jenis ibadah yang meliputi: penentuan awal salat subuh, akhir salat witir, awal ibadah puasa, dan akhir wukuf di Arafah.
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar mengungkapkan bahwa penentuan awal subuh harus akurat berdasarkan penelaahan teks Al-Quran dan Hadits, maupun realitas objektif di alam raya.
“Mengapa Majelis Tarjih mengangkat persoalan ini karena banyaknya pertanyaan, bukan hanya di Indonesia melainkan juga di berbagai belahan dunia. Misalnya di Maroko sejumlah pemuda dengan sengaja menyantap makanan di bulan Ramadan pada saat adzan subuh berkumandang sebagai sikap protes bahwa jadwal resmi masih terlalu pagi,” tutur Syamsul dalam Pengajian PP Muhammadiyah pada Jumat (12/03).
Di Indonesia masalah awal waktu subuh baru bergulir saat kedatangan seorang pendakwah asal Timur Tengah. Da`i tersebut heran dengan kondisi subuh yang masih gelap namun azan telah berkumandang. Akhirnya masalah ini melahirkan perdebatan di kalangan para ahli dan keresahan di hati masyarakat.
Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga turut menyumbang gagasan ihwal parameter terbit fajar dan memutuskan bahwa dip atau ketinggian matahari berada di -18 derajat di bawah ufuk. Hal ini juga menjadi koreksi dari yang sebelumnya -20 derajat berubah jadi -18 derajat. Artinya, waktu subuh yang selama ini dipakai terlalu pagi sekitar 8 menit.
Pandangan ini didukung dengan pandangan mayoritas para ulama ahli astronomi yang sejauh yang bisa diakses Majelis Tarjih. Selain itu, sejumlah negara juga menggunakan kriteria awal waktu Subuh pada ketinggian matahari -18 derajat seperti Malaysia, Turki, Inggris, Prancis, Australia, dan Nigeria.
Sumber : muhammadiyah.or.id
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora (FEISHum) Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menyelenggarakan Magang secara online dan offline dimasa Pandemi Covid 19.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya magang kali ini dilaksanakan di berbagai instansi maupun perusahaan yang lokasinya berada di daerah asal mahasiswa, dimana ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Teti Anggita Saviri, S.E., M.Sc selaku Dosen prodi Manajemen Unisa Yogya menjelaskan penyelenggaraan magang yang berjalan saat ini disesuaikan dengan permintaan dari masing – masing instansi tempat mahasiswa magang, dimana beberapa instansi mengharapkan mahasiswa magang online, maka mahasiswa diharapkan mengikuti prosedur dari instansi yang dituju, begitu juga sebaliknya apabila instansi menghendaki offline maka mahasiswa melakukan magang secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, salah satu contohnya yaitu sebelum magang mahasiswa melakukan rapid test.
Mahasiswa Prodi Manajemen UNISA melakukan magang di wilayah DIY diantaranya Dinas Koperasi dan UKM Prov. DIY, Depkominfo Kab. Sleman, Depkominfo kab. Kulon Progo, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kab. Sleman, Perpustakaan Kab. Sleman, Dukcapil Kab. Sleman, PT. Mandiri Jogja Internasional dan PT. Ramoti Indonesia. Sedangkan lokasi magang di wilayah luar DIY diantaranya Dukcapil Kupang, BRI Syariah Cab. Lombok, BTPN Kec. Lubuklinggau, Dinas Kependidikan Kepemudaan dan Olahraga kab, Kuantan Singingi Riau, PT. Bangun Beton Indonesia, PTPN VIII Bandung, Kesbangpol Kab. Rembang, BPN Cab. Madiun, BUMDES Podho Joyo Kab. Gresik, dan Light and Bright Group.
“Walaupun di masa pandemi, tidak menyurutkan antusias mahasiswa kami untuk tetap melaksanakan magang, justru dengan tetap adanya program magang ini menambah optimisme mahasiswa untuk menimba ilmu di dunia kerja serta menambah pengalaman yang berharga selama melaksanakan magang,” ucap Teti.
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar disemua lini kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Berhubungan dengan hal itu Fakultas Ilmu Ekonomi, Sosial, dan Humaniora (FEISHum) Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, khususnya program studi Administrasi Publik berkomitmen mengadakan kuliah umum maupun webinar secara berkelanjutan baik Nasional maupun Internasional, tentunya dilakukan secara daring akibat pandemi Covid-19 yang mengharuskan untuk tidak membuat kerumuman dan mengindahkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pada kesempatan kali ini Senin (15/3), program studi Administrasi Publik Unisa Yogya kembali mengadakan Webinar Seri Kepemimpinan dengan tajuk “Peran Diplomatik pada Tatanan Dunia Baru” dengan menghadirkan narasumber Hajriyanto Y. Thohari yang menjabat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Beirut, Lebanon yang dihadiri oleh seratus lebih partisipan dari kalangan mahasiswa, dosen, dan umum.
Awal sesi Webinar Seri Kepemimpinan ini dibuka oleh Dekan FEISHum Unisa Yogya Mega Ardina, S.P., M.Sc dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya webinar ini semoga dapat membuka wawasan luas masyarakat Unisa terhadap dunia Internasional, dan juga berharap supaya program-program seperti ini dilakukan secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan ini Hajriyanto menyampaikan materi tentang Peran Diplomasi Dalam Dinamika Tata Baru Hubungan Internasional. Terkait tema tersebut paparan yang disampaikan Hajriyanto mengenai Dinamika Hubungan Internasional, mengenai sejarah kenapa sebuah diplomasi sangat penting untuk dilakukan sejak berakhirnya perang dingin yang dianggap sebagai titik balik perubahan rezim Internasional yang ditandai dengan berakhirnya komunisme, kemunduran Uni-Soviet sebagai salah satu negara super power sehingga tidak mampu mempertahankan kekuatan militer globalnya dan menyaingi Amerika Serikat yang kini menjadi negara adidaya dunia.
Hajriyanto mengungkapkan bahwa dinamika hubungan Internasional telah banyak berubah dari berbagai kecenderungan secara substansi sangat berbeda dari masa sebelumnya. Mulai dari perubahan aktor hubungan Internasional, arus globalisasi dan interdenpendensi semakin menguat, saling keterkaitan antara berbagai masalah-masalah global, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, keamanan, lingkungan hidup dan lain sebagainya. Tidak terlepas juga dari timbulnya masalah-masalah transnasional, seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokrasi, good governance, dan lingkungan hidup dalam agenda Internasional.
Inti dari materi yang disampaikan mengerucut pada Diplomasi Dalam Tatanan Baru Hubungan Internasional, seperti diketahui praktik diplomasi semakin dibutuhkan dan sangat penting dalam tatanan baru hubungan Internasional.
“Pada era baru ini diplomasi tidak lagi hanya identik dengan pertemuan atau perundingan yang dilakukan antar negara sebagaimana diplomasi yang berkembang pada era tradisional. Diplomasi menunjukkan peningkatan peran yang sangat signifikan seiring dengan semakin kompleksnya isu-isu dalam hubungan internasional. Diplomasi menjadi lebih fleksibel karena dapat dilakukan oleh siapapun, dimanapun, dan dalam bentuk apapun,” Ungkap Hajriyanto.
Hajriyanto untuk pertama kalinya membeberkan tentang Multi Track Diplomacy yang didalamnya terdapat delapan poin penting yaitu diplomasi oleh pemerintah, diplomasi oleh aktor professional atau aktor non pemerintah, diplomasi melalui jalur bisnis dan perdagangan, diplomas oleh masyarakat (citizen diplomacy), diplomasi melalui pendidikan dan pelatihan, diplomasi oleh aktivis dari berbagai bidang, diplomasi agama, diplomasi melalui jalur pendanaan atau penyelesaian konflik melalui ketersediaan aset, dan diplomasi melalui media massa dengan menmanfaatkan teknologi komunikasi dan infomasi untuk membangaun infomasi public.
Sesi terkahir dalam rangkain acara ini yaitu tanya jawab yang diberikan kesempatn kepada beberapa partisipan. Salah satu pertyanyaan yang memilik jawaban menarik dari Hajriyanto tentang diplomasi bidang pendidikan, Hajriyanto memberikan tips kepada Unisa Yogya untuk membangun jaringan dsn komunikasi yang luas supaya dapat melaksanakan student exchange untuk skala yang lebih luas jangkauannya, Hajriyanto menyatakan siap membantu ketika suatu saat Unisa Yogya akan mekakukan kerja sama dengnan Universitas yang ada di Lebanon.
*Muhammad Syahroni
Alamat
Kampus Terpadu:
Jl. Siliwangi (Ring Road Barat) No. 63 Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 55292
Telepon: (0274) 4469199
Fax.: (0274) 4469204
Email: info@unisayogya.ac.id
Kampus I:
Jl. Munir 267 Serangan, Ngampilan, Yogyakarta.
Telepon: (0274) 374427
Jam Kerja Kantor
Senin-Jumat: 08:00-16:30 WIB
Sertifikasi oleh

Kolaborasi