Makan bergizi gratis

Ribuan siswa di Kapanewon Kasihan, Bantul, bakal segera menikmati program makan bergizi gratis. Hal ini menyusul langkah Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kasihan yang turun tangan mendukung program pemerintah, dengan menggandeng Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai mitra utama.

Makan Bergizi Gratis di Bantul

Dalam sosialisasi yang digelar di Masjid Husnul Khotimah, Kasihan, Senin (29/9) lalu, terungkap bahwa program ini akan menyasar 4.014 anak. Sasarannya pun luas, mulai dari siswa PAUD dan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) hingga siswa SD, SMP, dan SMA, baik dari sekolah Muhammadiyah maupun negeri.

Wakil Rektor II UNISA Yogyakarta, Dr. Yuli Isnaeni, menyatakan bahwa UNISA mendapat mandat langsung dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah untuk membantu realisasi program ini. Menurutnya, ini bukan sekadar program sosial, melainkan bagian dari dakwah.

“Kegiatan pemberian makanan bergizi gratis ini merupakan bagian dari da’wah ‘Aisyiyah,” ujar Yuli.

Untuk menyukseskan program masif ini, saat ini tengah disiapkan sebuah dapur pusat atau Satuan Penanganan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dijalankan oleh para relawan.

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini, yang hadir sebagai pembicara kunci menegaskan bahwa tujuan ‘Aisyiyah bukanlah mencari keuntungan. “‘Aisyiyah dalam mendorong program ini bukan bertujuan untuk mencari untung, tapi justru turut menyumbangkan materi maupun tenaga untuk berjuang memberikan makanan bergizi bagi anak-anak,” tegasnya. Tujuannya satu, yakni turut mencerdaskan generasi penerus bangsa melalui gizi yang baik.

Mahasiswa

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan apresiasi kepada mahasiswa berprestasi. Salah satu penerima Beasiswa Prestasi Unisa Yogyakarta tahun ini adalah Khalishah Prima Alifia Putri, mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Fisioterapi asal Sleman, Yogyakarta.

Khalishah dikenal sebagai sosok muda yang cerdas dan berprestasi sejak di bangku sekolah. Berbagai penghargaan di bidang sains berhasil ia raih, antara lain Medali Emas Indonesia Advanced Student Competition (IASC) 2023 bidang Fisika, Medali Perak Kompetisi Sains Siswa Nasional (KS2N) 2023 bidang Fisika, Silver Medal Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2023, serta menjadi finalis MYRES 2023.

Dari semua prestasi tersebut, momen paling berkesan bagi Khalishah adalah saat ia berhasil meraih Silver Medal di ajang I2ASPO 2023. “Bukan hanya karena medalinya, tapi karena pengalaman mempresentasikan karya ilmiah di hadapan juri internasional. Saya belajar banyak tentang kepercayaan diri, berpikir kritis, dan mempertahankan hasil riset dengan data yang valid,” ujarnya mengenang, Senin (6/10/2025).

Motivasi utama Khalishah dalam berprestasi adalah keinginan untuk terus berkembang dan menjadi versi terbaik dari dirinya. “Saya ingin membanggakan orang tua saya dan membuktikan bahwa dengan kerja keras, konsistensi, dan doa, kita bisa mencapai apa pun yang kita impikan,” ungkapnya.

Saat dinyatakan lolos sebagai penerima Beasiswa Prestasi Unisa Yogyakarta, Khalishah mengaku sangat bersyukur. “Beasiswa ini bukan hanya dukungan finansial, tetapi juga bentuk kepercayaan dari Unisa Yogyakarta. Saya merasa punya tanggung jawab untuk membuktikan bahwa saya layak mendapatkannya,” katanya.

Bagi Khalishah, beasiswa ini memberinya ruang untuk fokus pada studi dan aktif berkontribusi di lingkungan kampus. “Saya bisa mendedikasikan waktu penuh untuk menguasai mata kuliah dasar Fisioterapi. Selain itu, saya berencana aktif di organisasi mahasiswa dan klub riset agar bisa membangun relasi dengan dosen dan senior,” jelasnya.

Meski demikian, ia tidak menampik adanya tantangan dalam menyeimbangkan waktu antara kuliah, prestasi, dan kehidupan pribadi. “Saya belajar untuk disiplin dan membagi waktu seefisien mungkin. Tantangan terbesar justru menjaga keseimbangan mental agar tetap fokus dan tidak mudah stres,” tuturnya.

Untuk menjaga konsistensi prestasi, Khalishah memiliki strategi belajar tersendiri. Ia terbiasa belajar aktif, bukan sistem ‘kebut semalam’. “Saya mengulang materi setiap malam minimal satu jam. Kalau ada topik sulit, saya menjelaskannya seolah sedang mengajar orang lain. Kalau bisa menjelaskan dengan sederhana, berarti saya paham,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga, dosen, dan teman-teman menjadi faktor penting dalam perjalanan prestasinya. “Keluarga saya selalu memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana rumah yang nyaman untuk belajar. Dosen di Unisa Yogyakarta juga sangat suportif, membuka kesempatan untuk konsultasi, bahkan mendorong kami ikut lomba. Teman-teman pun saling membantu, menciptakan ekosistem belajar yang positif,” ungkapnya.

Khalishah menyampaikan pesan inspiratif bagi mahasiswa lain agar tidak takut gagal dan terus mencari passion-nya. “Prestasi bukan cuma soal IPK tinggi. Prestasi adalah proses berusaha lebih baik dari kemarin. Saat lelah, ingat lagi alasan memilih Unisa Yogyakarta dan jurusanmu. Jadikan beasiswa atau pencapaian apa pun sebagai bahan bakar untuk terus tumbuh,” pesannya.

Ke depan, Khalishah berharap bisa menjadi fisioterapis yang memberi dampak nyata di masyarakat. “Saya ingin fokus pada Fisioterapi komunitas atau sports physiotherapy. Suatu saat nanti, saya ingin mendirikan klinik yang tidak hanya menangani pengobatan, tapi juga edukasi dan pencegahan,” ujarnya penuh semangat.

Menurutnya, Unisa Yogyakarta memiliki peran besar dalam mencetak mahasiswa berprestasi. “Unisa Yogyakarta itu bukan hanya kampus, tapi rumah yang memberikan fasilitas, bimbingan, dan motivasi agar kami berkembang. Kampus ini percaya pada potensi mahasiswanya, dan itu membuat kami semakin berani berprestasi,” kata dia.

Menutup perbincangan, Khalishah menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya. “Terima kasih kepada kedua orang tua saya atas doa dan pengorbanan tanpa henti, serta kepada seluruh civitas akademika Unisa Yogyakarta atas kepercayaan dan kesempatan emas ini. Saya akan berusaha menjadi lulusan Unisa Yogyakarta yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ucapnya dengan penuh haru.

Cum laude

Yogyakarta – Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta mewisuda 1.132 mahasiswa, di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Sabtu (4/10/2025). 900 mahasiswa atau 80 persen dari mahasiswa yang diwisuda mendapat predikat cum laude.

Cum laude

Capaian ini menunjukkan kualitas Unisa Yogyakarta dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu. Selain dalam hal akademik, Unisa Yogyakarta juga telah meningkatkan kualitas mahasiswanya dengan sertifikasi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang terlisensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Kompetensi alumni Unisa Yogyakarta telah tersertifikasi sehingga mampu bersaing di dunia kerja. LSP Unisa Yogyakarta sejauh ini sudah memiliki tiga skema sertifikasi kompetensi profesional, yaitu Supervisor SDM, Petugas K3, dan Help Desk Technician.

Di samping itu, Unisa Yogyakarta pun terus berkomitmen mendukung prestasi mahasiswa baik di bidang akademik maupun nonakademik. Selama acara wisuda, Unisa Yogyakarta menganugerahkan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi di bidang akademik dan nonakademik, baik di kancah nasional maupun tingkat global.

Rektor Unisa Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, dalam sambutannya memberikan apresiasi atas rentetan prestasi yang ditorehkan seluruh sivitas akademika. Keberhasilan ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri baik bagi kampus maupun keluarga.

“Oleh karena capaian itu semua, saya atas nama rektor dan seluruh dosen serta tenaga kependidikan Unisa Yogyakarta menyampaikan penghargaan dan apresiasi atas semua capaian yang telah Anda (mahasiswa) torehkan untuk kampus Unisa Yogyakarta. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para lulusan dan juga keluarga,” ucap Warsiti.

Rektor Unisa Yogyakarta selanjutnya berpesan kepada wisudawan untuk tidak pernah berhenti belajar. Tantangan besar yang dihadapi saat memijakkan kaki di dunia profesional bukan sekadar disrupsi teknologi atau revolusi digital, tetapi juga tantangan moral dan nilai. Warsiti berharap alumni Unisa Yogyakarta selalu berpikir maju, pantang menyerah, berintegritas, berempati, serta berakhlak mulia.

“Teruslah belajar sepanjang hayat (lifelong learning), kuasai teknologi tanpa kehilangan kemanusiaan, jadilah pemimpin di komunitas kalian sekecil apa pun lingkupnya, dan jadilah duta-duta Unisa yang membawa nama baik almamater di tingkat lokal, nasional, maupun global,” kata Warsiti.

Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta, Prof. Setyabudi Indartono, M.M., Ph.D., dalam sambutannya juga menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan. Ia mengingatkan bahwa sepak terjang di dunia profesional jauh berbeda dengan saat kuliah. Oleh sebab itu, kelulusan ini merupakan awal dari tugas-tugas kehidupan yang harus dijalani alumni Unisa Yogyakarta.

“Anda selesai studi ini, Anda akan mendapatkan tugas baru, PR baru, beban baru, yang lebih berat dibanding ketika kuliah, yaitu menjaga nama baik almamater. Bekerjalah dengan baik secara profesional, jaga integritas Anda, dan pastikan Anda bisa memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk memberikan dampak yang lebih luas,” ujar Prof. Setyabudi.

Setyabudi juga memuji Unisa Yogyakarta yang telah berperan besar di ranah akademik wilayah Yogyakarta. Unisa Yogyakarta memiliki nama baik dan branding yang bagus sehingga selalu menjadi pilihan masyarakat. Dari sekian banyak kampus swasta, hanya sembilan yang berhasil meraih akreditasi unggul, termasuk Unisa Yogyakarta.

“Mudah-mudahan Unisa Yogyakarta tidak hanya berhenti dengan capaian ini. Dengan potensi yang ada, dengan civitas, dengan alumni, saya yakin Unisa Yogyakarta akan lebih baik lagi ke depan,” ucap Setyabudi.

Ia kemudian menargetkan seluruh program studi di Unisa Yogyakarta dapat terakreditasi unggul sesegera mungkin.

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes., Apt., turut menyampaikan selamat. Atas nama PP ‘Aisyiyah ia mengaku bangga atas torehan prestasi yang diraih wisudawan dan Unisa Yogyakarta.

“Kerja sama antar seluruh pihak, baik internal maupun eksternal Unisa Yogyakarta, harus terus dipertahankan sehingga Unisa Yogyakarta semakin hari semakin maju dan terus mengukir prestasi. Bahkan, mungkin akselerasinya sangat cepat sehingga berhasil mengungguli perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang sudah ada selama ini,” kata Ketua Umum PP ‘Aisyiyah.

Kepada wisudawan, Salmah berpesan agar alumni Unisa Yogyakarta tidak melupakan nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang telah ditanamkan. Lulusan Unisa Yogyakarta harus menjadi cendekiawan muda yang berakhlak mulia, jujur, dan peduli kepada sesama.

“Indonesia tidak membutuhkan cendekiawan yang hanya unggul dalam bidang akademik. Indonesia yang terus maju membutuhkan cendekiawan muda yang unggul, bermoral, berakhlak mulia, dan peduli dengan permasalahan yang ada di masyarakat saat ini,” ucap Salmah.

Ia kemudian mengingatkan wisudawan pada kisah Ashabul Kahfi di dalam Al-Qur’an yang menceritakan tujuh pemuda yang tetap teguh berpegang pada kebenaran. Alumni Unisa Yogyakarta harus meneladani mereka dalam bekerja dengan berintegritas.

“Jadilah generasi yang mempertahankan keyakinan jika itu benar. Jangan mundur. Jangan terpengaruh oleh hal-hal yang bisa menurunkan semangat dalam bekerja. Jadilah generasi yang rendah hati dan mudah tersentuh terhadap masalah-masalah kemanusiaan,” kata Ketua Umum PP ‘Aisyiyah tersebut.

Perkembangan teknologi

Sebanyak 714 mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta resmi mengambil sumpah profesi pada Jumat (3/10/2025). Upacara kelulusan tersebut berlangsung sakral dan khidmat di Convention Hall Unisa Yogyakarta.

Prosesi pengambilan sumpah diikuti lulusan enam program studi Unisa Yogyakartata, yaitu Profesi Ners, Fisioterapi, Penata Anestesi, Teknologi Laboratorium Medik, dan Radiologi. Total terdapat 309 lulusan dari jenjang profesi dan 405 dari jenjang vokasi. Yang mengesankan, rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan berada pada rentang 3,96–3,98.

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, mengaku sangat bangga atas capaian tersebut. Menurutnya, prestasi itu menunjukkan kompetensi lulusan Unisa Yogyakarta berada di tingkat yang tinggi dan kompetitif.

“Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan ada pada rentang 3,96–3,98. Ini menunjukkan bahwa kualitas akademik lulusan Unisa berada pada level yang tinggi dan kompetitif,” ujar Warsiti dalam sambutannya, Jumat (3/10/2025).

Warsiti juga mengingatkan mahasiswa untuk melaksanakan sumpah yang telah diikrarkan. Ia menegaskan bahwa pengambilan sumpah profesi adalah sebuah janji moral dan spiritual. Lulusan Unisa Yogyakarta harus menjadikan nilai integritas, profesionalitas, dan empati sebagai pedoman dalam menjalankan tugas.

“Perlu kita sadari bersama bahwa sumpah profesi bukanlah sekadar prosesi, tetapi sebuah ikrar moral dan spiritual. Mulai hari ini, Saudara semua tidak hanya membawa gelar, tetapi juga amanah besar untuk mengabdikan diri demi kemanusiaan,” ucapnya.

Selain itu, Rektor Unisa Yogyakarta turut berpesan agar para alumni beradaptasi menghadapi perkembangan teknologi dan perubahan demografi. Sebagai tenaga kesehatan profesional, lulusan Unisa Yogyakarta harus mampu menghadapi hadirnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), telemedicine, dan big data kesehatan. Namun demikian, kemunculan teknologi tersebut tidak boleh membuat alumni Unisa kehilangan sentuhan empati dan kemanusiaan.

“Secanggih apa pun teknologi, masyarakat tetap membutuhkan empati, komunikasi yang baik, dan integritas moral dari seorang tenaga kesehatan,” tegas Warsiti.

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta, Dewi Rokhanawati, dalam sambutannya menyampaikan pesan senada. Ia menekankan bahwa digitalisasi dan kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan menjadi salah satu tren global. Oleh karena itu, alumni Unisa Yogyakarta yang baru saja mengikrarkan sumpah diharapkan mampu lebih adaptif terhadap teknologi, menjaga profesionalisme dan kesehatan mental, memperkuat etika, serta menjamin keselamatan pasien dan pemerataan layanan kesehatan.

“Saya berpesan agar semua lulusan terus menjunjung tinggi etika profesi, menjadi tenaga kesehatan yang profesional, berintegritas, penuh empati, adaptif terhadap perubahan zaman, serta senantiasa menjaga almamater tercinta,” ujar Dewi.

Penjara

Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memboyong layanan posyandu ke penjara, yakni ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sleman. Sasarannya adalah para warga binaan lanjut usia (lansia).

Kegiatan yang digelar pada Jumat (5/9/2025) ini bukan sekadar posyandu biasa. Selain pemeriksaan kesehatan dasar seperti pemeriksaan tensi dan berat badan, para napi lansia juga diajak untuk mengikuti “Senam Gembira” bersama para siswa.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNISA Yogyakarta sengaja merancang kegiatan ini untuk memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus aktivitas fisik yang menyenangkan. Suasana pun tampak semarak saat para lansia mengikuti gerakan senam sederhana yang dirilis musik.

Penanggung jawab program, Putri Na’ima Adawiyah Rahmatullah, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas hidup para lansia di dalam lapas.

“Melalui Posyandu dan senam sehat, kami ingin menghadirkan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus kegiatan fisik yang menyenangkan. Harapannya, para lansia merasa lebih sehat, sehat, dan bersemangat,” ujar Putri.

Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari petugas lapas dan tenaga kesehatan setempat. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan Posyandu Lansia sebagai agenda rutin untuk memastikan warga binaan lansia tetap terjaga kebugaran dan kesehatannya.