Kabar datang dari kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, sebuah inovasi cemerlang lahir dari tangan mahasiswa Program Studi Psikologi yang berhasil menembus panggung kompetisi ilmiah paling bergengsi di Indonesia: Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) UNISA Yogyakarta siap berlaga melawan kampus-kampus top se-Nusantara. Ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi ini akan diadakan di Universitas Hasanuddin, Makassar, pada tanggal 23 – 28 November 2025.
Bawa Inovasi Neurosains di PIMNAS
Apa yang membuat mereka lolos seleksi ketat ini? Ternyata, empat mahasiswa Psikologi yang dibimbing oleh dosen Fildzah Malahati, S.Psi., M.Psi., Psikolog ini membawa penelitian yang sangat solutif dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Mereka mengangkat proposal berjudul “Intervensi Binaural Beats Sebagai Pendekatan Neurosains untuk Mengurangi Durasi Temper Tantrum Pada Anak Autism Spectrum Disorder”. Riset ini menawarkan pendekatan neurosains menggunakan gelombang suara khusus (binaural beats) untuk membantu menenangkan anak dengan gangguan spektrum autisme yang sedang mengalami tantrum. Sebuah terobosan yang diharapkan menjadi solusi baru bagi orang tua dan terapis.
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Bdn. Yekti Satriyandari, S.St., M.Kes., menyambut gembira lolosnya tim UNISA Yogyakarta ke babak final ini. Ia meyakini PIMNAS ke-38 bukan sekadar ajang pamer trofi, tapi wadah adu gagasan cemerlang.
“PIMNAS tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga wadah kolaborasi, pertukaran ide, dan inspirasi bagi seluruh peserta untuk terus berinovasi dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” ujar Yekti.
Ia pun menaruh harapan besar pada tim Psikologi ini. “Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah, penuh prestasi, dan berdampak positif bagi dunia akademik maupun masyarakat luas,” tutupnya.
Pelaksanaan milad ini diinisiasi oleh mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi COSMICS (Corps of Communication Students). Milad Prodi Ilmu Komunikasi ke-9 menghadirkan kuliah umum bersama pakar komunikasi digital dan dosen content creator, Muhammad Najih Farihanto, kemudian dilanjutkan dengan potong tumpeng sebagai bentuk tasyakur untuk ulang tahun prodi yang kesembilan.
Harapan Untuk Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta
Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta, Hari Akbar Sugiantoro, menyampaikan harapannya untuk prodi di masa mendatang. Memasuki usia yang ke-9, dia berharap agar Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta senantiasa tumbuh, semakin keren, dan mencetak mahasiswa pilihan.
“Selamat milad untuk prodi tercinta yang ke-9. Semoga prodi ini semakin keren, semakin besar, dan yang pasti mahasiswanya menjadi pilihan,” kata Akbar.
Pada kesempatan tersebut, Akbar menceritakan sejarah dirintisnya Prodi Ilmu Komunikasi di Unisa Yogyakarta. Kepada mahasiswa yang mayoritas berasal dari angkatan 2023–2025, ia mengenalkan beberapa sosok dosen yang sebelumnya pernah mengabdi di Prodi Ilmu Komunikasi. Sejak 2016, Ilmu Komunikasi terus berkembang mencetak lulusan yang unggul dan terampil dengan ciri khas komunikasi kesehatan.
“Perjalanan sembilan tahun Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta ini merupakan sesuatu yang berharga bagi kami,” ujarnya.
Momen perayaan milad ke-9 Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta turut dihadiri oleh Kaprodi Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta tahun 2020–2021, Wuri Rahmawati.
Dosen yang kini menjabat Komisioner KPU Bantul itu mengenang bagaimana kali pertama Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta dirintis. Wuri merupakan salah satu dosen yang pertama kali mengabdi di tahun 2016. Pada tahun 2021, ketika ia tengah menjabat sebagai Kaprodi, Wuri diamanahi tugas sebagai Komisioner KPU Bantul hingga sekarang.
Wuri bercerita tentang perjuangan awal-awal saat Unisa Yogyakarta mengembangkan sayapnya di ranah Prodi Ilmu Komunikasi. Laboratorium Prodi Ilmu Komunikasi dahulu jauh lebih kecil daripada sekarang. Saat ini prodi sudah mempunyai alat laboratorium yang lengkap, berbeda jauh ketika ia masih mengajar dahulu.
“Hari ini kalian hadir di sini, Ilmu Komunikasi sudah luar biasa,” ucap Wuri disambut tepuk tangan meriah mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Di tengah kemajuan pesat Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta, Wuri berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk senantiasa tekun belajar dan meraih prestasi. Perkembangan Ilmu Komunikasi sepuluh dan dua puluh tahun ke depan tidak lepas dari kiprah lulusannya. Semakin banyak diaspora alumni, maka semakin besar juga sebuah prodi.
“Saya berpesan di usia ke-9 tahun ini, jangan hanya kalian mahasiswa kampus-kos, kampus-kos. Kembangkan jejaring kalian untuk meningkatkan kemampuan di luar kuliah,” kata Wuri berpesan.
Pada acara tersebut, seluruh jajaran dosen dan mahasiswa melakukan pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta yang kini memasuki usia ke-9. Didampingi Kaprodi Ilmu Komunikasi sekarang, Hari Akbar, Wuri mendoakan harapan besarnya kepada Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta.
“Harapan ke depan untuk Prodi Ilmu Komunikasi, insyaallah lebih Profesional Qurani lagi, baik dosennya, mahasiswanya, dan seluruh civitas akademikanya. Sukses terus untuk COSMICS, tetaplah semangat karena tahun depan dan seterusnya Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta akan selalu jaya,” ucap Wuri.
Kuliah Umum Komunikasi Digital
Rangkaian acara milad ke-9 Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta juga diramaikan dengan agenda Kuliah Umum tentang komunikasi digital bersama content creator dan dosen Universitas Ahmad Dahlan, Muhammad Najih Farihanto. Tema yang diangkat bertajuk “Bangun Suara, Bangun Citra: Meraih Keberhasilan Melalui Komunikasi di Era Digital.”
Najih menyampaikan bagaimana komunikasi di era digital sudah mendisrupsi industri komunikasi analog yang telah berjaya puluhan tahun. Di era sekarang, siapa pun bisa menjadi sosok komunikator yang menyampaikan pesan komunikasi massa. Industri media konvensional, seperti televisi, mau tidak mau harus bersaing dengan para influencer di media sosial untuk menarik perhatian publik.
Meskipun begitu, kehadiran era digital membawa peluang baru, terutama bagi praktisi ilmu komunikasi. Dosen yang kerap membuat konten seputar dunia kampus dan mahasiswa itu menjelaskan bahwa pada tahun 2030 nanti akan banyak profesi baru yang bermunculan, seperti content creator, social media strategist, hingga data analyst komunikasi.
“Di Ilmu Komunikasi, kalian sudah berada di prodi yang tepat untuk menghadapi 2030. Dengan catatan, kalian bisa beradaptasi dengan perubahan digital,” kata Najih menjelaskan.
Mahasiswa dengan antusias berdiskusi dengan Najih mengenai dunia content creator di era digital. Najih terus mengingatkan agar mahasiswa Ilmu Komunikasi tidak tertinggal berbagai peluang baru sejak semakin masifnya media sosial. Mahasiswa Ilmu Komunikasi harus bisa membangun branding diri yang berkualitas di media sosial.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/ilmu-komunikasi.jpg9011202adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-26 13:34:082025-11-26 13:34:11Ilmu Komunikasi Unisa Yogyakarta Rayakan Milad ke-9 dengan Kuliah Umum Komunikasi Digital
Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, tak tanggung-tanggung, empat mahasiswa sekaligus berhasil unjuk gigi dan memborong gelar juara dalam ajang internasional, Ahmad Dahlan Youth Camp (ADIYC) 2025.
Perhelatan yang digelar di Khayangan Adventure Park, Kulon Progo, DIY, pada 28–30 Oktober 2025 ini bukanlah sesuatu yang biasa. ADIYC 2025 merupakan kawah candradimuka yang menggabungkan seminar, kompetisi akademik, outbound, hingga pertukaran budaya.
Ajang Internasional
Kegiatan ADIYC 2025 diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Mahasiswa (Puspresma) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dengan tema “Empowering Global Youth Leadership for Sustainable Futures”, ADIYC 2025 diikuti oleh 770 mahasiswa dari berbagai negara, di antaranya Indonesia, China, Ghana, Guinea GN, Kenya, Korea, Madagascar, Malaysia, Mesir, Myanmar, Pakistan, Sudan, Suriname, Thailand, East Timor, dan Yaman.
Sorotan utama muncul pada M. Refco Refliyani Hakim, mahasiswa D4 Keperawatan Anestesiologi. Ia tampil sebagai bintang dengan menyapu bersih empat penghargaan sekaligus! Refco membuktikan keseimbangan otak kiri dan kanan dengan meraih 1st Winner Essay (Advances in Science and Technology), 1st Winner Best Critical Thinker, serta Honorable Mention di kategori Presenter dan Menari (Dancing).
Tak mau kalah, tiga rekannya juga menorehkan prestasi: Raja Ageng Adila (S1 Keperawatan): Menunjukkan jiwa kepemimpinan dengan menyabet 1st Winner Best Leader dan Juara 1 Kategori Menyanyi, Lukmannul Hakim (S1 Fisioterapi): Menonjolkan nalar kritis dan seni dengan meraih Juara 1 Menyanyi dan 2nd Winner Best Critical Thinker, Abdul Muhaimin (S1 Akuntansi): Jagoan public speaking ini sukses menjadi 1st Winner Best Presenter dan Juara 2 Pembacaan Puisi.
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) UNISA Yogyakarta, Bdn. Yekti Satriyandari, S.St., M.Kes., tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Menurutnya, kemenangan ini membuktikan mahasiswa UNISA bukan jago kandang.
“Capaian ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa UNISA Yogyakarta mampu bersaing di level global. Mereka tidak hanya unggul secara akademik, namun juga memiliki soft skill mumpuni dalam kepemimpinan dan komunikasi internasional,” ujar Yekti.
Ia berharap, semangat juang Refco dan kawan-kawan di ADIYC 2025 ini bisa menular dan memotivasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi membawa nama baik almamater dan bangsa di kancah dunia.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/ajang-internasional-scaled.jpg16482560adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-26 09:35:102025-11-26 13:04:20Bikin Bangga! 4 Mahasiswa UNISA Yogyakarta Borong Juara di Ajang Internasional ADIYC 2025
Sejumlah kasus bullying dikalangan pelajar semakin mengkhawatirkan belakangan ini. Kasus bullying perlu menjadi perhatian serius. Guru mengambil peran penting, menjadi sosok sentral untuk mencegah terjadinya kasus bullying.
Dosen Psikologi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Komarudin mengatakan kondisi bullying yang marak terjadi di sekolah sangat memprihatinkan dan tidak boleh dinormalisasi, meskipun pelakunya di bawah umur. “Kekerasaan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan apapun alasannya, tidak bisa pula dianggap wajar sebagai sebuah kenakalan remaja,” kata Komarudin, Rabu (25/11/2025).
Komarudin mengungkapkan ada beberapa motif yang mendorong seseorang atau pun sekelompok orang melakukan bullying, antara lain pertama individu, yaitu seseorang yang memiliki sifat temperamen dan kontrol diri rendah, sehingga mudah tersinggung dan melampiaskan emosi kepada orang lain. Kedua, faktor keluarga, didikan keluarga yang terlampau keras atau sikap orang tua yang otoriter dan penuh kekerasan dalam mendidik anak, akan ditiru anak dan dilampiaskan kepada orang lain yang lebih lemah dari dirinya, hal ini sebagai bentuk kompensasi dari penderitaan yang dialaminya.
“Ketiga, kohesivitas kelompok, dimana bullying sering kali dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok remaja, apabila salah satu anggota tidak melakukannya maka akan mendapat pengucilan,” jelas Komarudin.
Komarudin mengatakan apapun bentuk perundungan yang dilakukan, akan menyisakan luka batin yang mendalam bagi korban. Korban yang memiliki karakter emosional yang tinggi, maka justru bisa menjadi agresif dan akan melakukan balas dendam kepada pelaku, sehingga akan menghasilkan perilaku berantai, yaitu korban pada waktu tertentu akan berubah menjadi pelaku bullying.
“Sementara itu, bagi korban yang memiliki ketahanan mental yang lemah akan menjadi tertekan yang akan memunculkan kecemasan, stress, bahkan depresi dan berujung pada bunuh diri,” ungkap Komarudin.
Peran Sentral Guru putus Bullying
Psikolog Pendidikan itu menilai guru memiliki peran sentral untuk mencegah terjadinya bullying. “Guru dan pihak sekolah hendaknya secara terus menerus melakukan kampanye/ promosi anti bullying melalui kegiatan formal atau informal di sekolah,” ungkap Komarudin.
Komarudin mencontohkan guru bisa menyisipkan nilai-nilai moral saling menghargai keberagaman pada saat pembelajaran di kelas. Guru juga harus memberi contoh sikap dan perilaku kebaikan dan tidak melakukan sarkasme pada siswa yang memiliki keunikan tertentu.
Persoalan bullying juga kompleks, banyak korban bullying yang tidak berani mengungkapkan kepada guru. Hal tersebut menurut Komarudin perlu menjadi perhatian, tidak bisa dibiarkan begitu saja. “Guru harus jeli melihat perubahan sikap dan perilaku peserta didik,” ucap Komarudin.
Komarudin mengatakan guru harus cermat dan mengenali siswa yang bermasalah untuk diajak bicara dari hati ke hati. Guru dapat membangun relasi yang hangat dan tidak menghakimi karena siswa hanya akan bercerita ketika respons guru ramah. Guru melalui wali kelas / BK dapat membuka konsultasi mingguan untuk memfasilitasi siswa untuk menceritakan keluh kesahnya.
Komarudin mengatakan intervensi psikologis sangat penting dilakukan untuk memutus mata rantai perilaku bullying di sekolah, namun demikian perlu dipahami bahwa sebagian besar guru berlatar belakang bukan dari psikologi sehingga harus dibekali dengan cara intervensi yang lebih praktis.
“Secara umum guru dapat menggunakan classroom management untuk membuat aturan anti-bullying; memberikan konsekuensi yang wajar dan edukatif bagi siswa yang melanggar aturan; guru juga menanamkan karakter kepada siswa dalam bentuk perilaku sopan santun, empati, dan perilaku baik lainnya. Apabila permasalahan yang dihadapi tidak mampu ditangani guru dengan baik, maka guru hendaknya membangun sistem kolaborasi dengan profesional dan rujukan,” kata Komarudin.
Pada momen Hari Guru Nasional kali ini, Komarudin mengatakan masyarakat menaruh harapan besar bagi para guru. Bukan hanya sebagai pemberi ilmu, melainkan juga sebagai pendamping tumbuh kembang anak dan menjadi penjaga iklim belajar yang aman, nyaman, sehat, dan bebas kekerasan.
“Meskipun beban guru saat ini sangat kompleks, namun kami optimis bahwa guru memiliki kekuatan yang luar biasa dalam membangun iklim sekolah yang berbudaya melalui keteladanan, komunikasi hangat, dan menghargai keberagaman. Guru menjadi lentera bagi para siswa yang sikap dan perilakunya digugu lan ditiru (harus dipercaya dan diteladani),” kata Komarudin.
Pada peringatan Hari Guru Nasional ini juga, Komarudin mengajak untuk menciptakan iklim sekolah/ kampus yang ramah terhadap sesama dan menerima keberagaman. Guru senantiasa harus menjadi role model yang baik dalam bersikap dan berperilaku, sehingga menjadi contoh bagi para siswanya dalam berakhlak mulia.
Perilaku kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa dinormalisasi berdasar apapun, sehingga apabila terjadi bullying di sekolah harus segera hentikan, amankan pelaku dan korban, catat kronologi kejadian, laporkan perilaku bullying pada pihak yang sudah ditunjuk sekolah, serta bangun iklim kelas/sekolah yang positif. “Mari kita putus mata rantai perilaku kekerasan di dunia pendidikan melalui sinergi dan kolaborasi antara guru, orang tua siswa, siswa, dan stakeholder. Melalui Hari Guru Nasional ini mari lantang kita suarakan Stop Bullying-kata dan tindakanmu berdampak besar,” tutup Komarudin.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/bullying.jpg663829adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-25 14:07:302025-11-25 14:07:47Guru Miliki Peran Sentral Putus Rantai Bullying di Sekolah
Menjadi pengusaha sukses di era digital memang impian banyak anak muda. Namun, kesuksesan meraup keuntungan saja tidak cukup jika mengabaikan sisi kemanusiaan. Isu krusial inilah yang diangkat oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.
Ratusan mahasiswa memadati lantai 3 Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta pada Jumat (21/11/25) lalu. Bukan untuk kegiatan keagamaan biasa, melainkan untuk mengikuti seminar kewirausahaan bertajuk “Future Ready: Membangun Karier dan Bisnis Tanpa Melupakan Hak Asasi Manusia”.
Acara ini sukses menyedot perhatian. Tercatat sebanyak 500 mahasiswa hadir, menunjukkan antusiasme tinggi generasi Z untuk tidak hanya sekedar lulus kuliah, tetapi juga siap terjun ke dunia bisnis dengan bekal etika yang kuat.
Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Si , dalam sambutanya memberikan pesan spesial. Ia menegaskan bahwa di masa depan, ijazah dan ilmu sesuai jurusan saja tidak cukup. Mahasiswa wajib menguasai ilmu kewirausahaan sebagai keterampilan tambahan.
“Dalam kegiatan ini, semua mahasiswa yang hadir diharapkan mendapatkan pencerahan. Tujuannya agar mereka bisa membangun karir serta bisnis yang sukses, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tutur Mufdlilah di hadapan para peserta.
Jadi Pengusaha
Untuk mengungkap tuntas bagaimana menyeimbangkan ambisi bisnis dan etika, UNISA menghadirkan tiga sumber kompeten dari latar belakang yang beragam. Mereka adalah Bdn. Yekti Satriyandari, S.St., M.Kes; Erik Hadi Saputra, S.Kom., M.Eng; dan Rosiana Nur Imalah, S.Kep., Ners, M.Kep.
Pembicara ketiga ini membedah strategi membangun personal branding dan bisnis yang adaptif di masa depan (future ready), tanpa harus menjadi kapitalis yang mengabaikan hak asasi manusia (HAM).
Suasana seminar berlangsung hidup. Ratusan siswa tak hanya duduk diam, melainkan aktif mencecar narasumber dengan pertanyaan kritis pada sesi diskusi. Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal mental dan strategi bagi mahasiswa UNISA Yogyakarta agar kelak menjadi pebisnis yang tidak hanya kaya materi, tapi juga kaya hati.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/11/pengusaha.jpg9601280adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-11-24 11:02:272025-11-24 11:02:30Mahasiswa UNISA Yogyakarta Ingin Jadi Pengusaha Sukses dan Peduli HAM