Pengusaha

Menjadi pengusaha sukses di era digital memang impian banyak anak muda. Namun, kesuksesan meraup keuntungan saja tidak cukup jika mengabaikan sisi kemanusiaan. Isu krusial inilah yang diangkat oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BKA) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

Ratusan mahasiswa memadati lantai 3 Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta pada Jumat (21/11/25) lalu. Bukan untuk kegiatan keagamaan biasa, melainkan untuk mengikuti seminar kewirausahaan bertajuk “Future Ready: Membangun Karier dan Bisnis Tanpa Melupakan Hak Asasi Manusia”.

Acara ini sukses menyedot perhatian. Tercatat sebanyak 500 mahasiswa hadir, menunjukkan antusiasme tinggi generasi Z untuk tidak hanya sekedar lulus kuliah, tetapi juga siap terjun ke dunia bisnis dengan bekal etika yang kuat.

Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Si , dalam sambutanya memberikan pesan spesial. Ia menegaskan bahwa di masa depan, ijazah dan ilmu sesuai jurusan saja tidak cukup. Mahasiswa wajib menguasai ilmu kewirausahaan sebagai keterampilan tambahan.

“Dalam kegiatan ini, semua mahasiswa yang hadir diharapkan mendapatkan pencerahan. Tujuannya agar mereka bisa membangun karir serta bisnis yang sukses, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,” tutur Mufdlilah di hadapan para peserta.

Jadi Pengusaha

Untuk mengungkap tuntas bagaimana menyeimbangkan ambisi bisnis dan etika, UNISA menghadirkan tiga sumber kompeten dari latar belakang yang beragam. Mereka adalah Bdn. Yekti Satriyandari, S.St., M.Kes; Erik Hadi Saputra, S.Kom., M.Eng; dan Rosiana Nur Imalah, S.Kep., Ners, M.Kep.

Pembicara ketiga ini membedah strategi membangun personal branding dan bisnis yang adaptif di masa depan (future ready), tanpa harus menjadi kapitalis yang mengabaikan hak asasi manusia (HAM).

Suasana seminar berlangsung hidup. Ratusan siswa tak hanya duduk diam, melainkan aktif mencecar narasumber dengan pertanyaan kritis pada sesi diskusi. Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal mental dan strategi bagi mahasiswa UNISA Yogyakarta agar kelak menjadi pebisnis yang tidak hanya kaya materi, tapi juga kaya hati.

Pengembangan

Pimpinan Perguruan Tinggi yang terdiri dari Rektor dan Wakil Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA) mengikuti Leadership Training ke-XI di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Sabtu (22/11/2025). Kegiatan ini sebagai wadah untuk berbagi cerita pengalaman pengembangan perguruan tinggi.

“Pada kesempatan ini, kami mendapat kesempatan, diberi mandat untuk sharing pengalaman baik. Kami juga terus belajar menguatkan, mengembangkan kampus ini,” ujar Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti.

Warsiti juga mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi proses pembelajaran kepemimpinan, sekaligus menjadi ruang berbagi praktik baik. “Melalui kegiatan ini juga kami belajar dari perguruan tinggi lain. Namanya sharing, tidak hanya dari kami,” ucap Warsiti.

Pengembangan Kampus

Warsiti menyinggung bahwa saat ini perguruan tinggi swasta perlu beradaptasi dengan berbagai perubahan. Menurutnya dunia pendidikan sangat dinamis. Diharapkan dengan forum ini juga bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada. “Banyak hal bisa kita dapat di forum ini. Semoga senantiasa memberi keberkahan, mengembangkan, menguatkan kampus PTMA,” ungkapnya.

Tim Pengembang Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Ghoffar Ismail mengharapkan melalui kegiatan ini dapat memberi dampak positif bagi PTMA. “Kami atas nama Majelis Diktilitbang mengucapkan terima kasih kepada Unisa Yogyakarta. Semoga kegiatan ini mendapat hasil maksimal untuk semua,” ucapnya.

Ghoffar Ismail turut mengapresiasi capaian Unisa Yogyakarta selama ini. Menurutnya sivitas akademika Unisa Yogyakarta mampu mengelola dengan baik. Diharapkan pengalaman capaian tersebut bisa dibagikan ke kampus lain.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Unisa Yogyakarta, Sulistyaningsih memaparkan perkembangan Unisa Yogyakarta dari awal berdiri hingga mencapai posisi Unggul. Ia juga berbagai bagaimana program Unisa Yogyakarta terkait internalisasi nilai-nilai ideologi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

Selain itu, Sulis juga berbagi cerita tentang pengembangan kelembagaan dan akademik, penguatan sistem penjaminan mutu. Kemudian, strategi keunggulan bersaing dan diminati, serta strategi marketing, branding dan medsos Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB).

Seusai pengenalan dan pemaparan seputar Unisa Yogyakarta, agenda dilanjutkan dengan diskusi. Adapun peserta Leadership Training Angkatan ke-XI ini, pimpinan dari Universitas Islam Ahmad Dahlan Sinjai, Universitas Muhammadiyah Palopo, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Ahmad Dahlan Aceh. Kemudian, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas Muhammadiyah Kudus, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, dan Universitas Muhammadiyah Pontianak.