Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjalin inisiasi kerjasama dengan Asosiasi Provinsi (asprov) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) DIY, dilakukan dalam acara Kongres Biasa PSSI Asprov DIY pada Minggu (23/07) di Hotel Gaia Cosmo Yogyakarta.

Wantonoro, S.Kep., Ns. M.Kep., Sp.KMB., Ph.D Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Kesehatan Unisa Yogyakarta menjelaskan melalui inisiasi kerjasama yang di sepakati oleh UNISA Yogyakarta dan Asprov PSSI DIY, akan terjalin sinergi yang relevan dan harmonis diantaranya dengan Unisa Yogyakarta yang memiliki beberapa program studi terkait seperti Fisioterapi, Gizi, Psikologi dan lainnya untuk dapat berkiprah secara nyata dalam upaya pembinaan atlet.

“Harapan kedepan mudah-mudahan akademisi (baik dosen dan mahasiswa berkompeten) dapat berperan secara aktive dalam mendukung pengembangan atlet usia muda dan upaya mencapai target prestasi atlet, khususnya cabang olah raga sepakbola di DIY,” ujar Wantonoro. Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisya menyebut, kongres biasa pada Asprov PSSI merupakan area transparansi tentang apa yang akan dikerjakan ke depannya. Dia berpesan agar semua pihak yang hadir agar berdiskusi secara matang dan komprehensif untuk menentukan program sepakbola Jogja.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta mengadakan Seminar Nasional (Semnas) Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2023 dengan tema Sinergitas Penelitian Pengabdian Masyarakat Untuk Pengembangan Inovasi Unggul, Sabtu (22/07).

Kegiatan ini diadakan secara luring, bertempat di ruang sidang lantai 2 gedung Siti Moendjijah kampus terpadu Unisa Yogyakarta. Prof. Dr. drh. Raden Wisnu Nurcahyo didapuk sebagai narasumber pada semnas kali ini.

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Rektor Unisa Yogyakarta dalam sambutanya mengatakan bahwa perguruan tinggi melalui hasil dari penelitian dan pengabdian masyarakatnya, terbukti dalam memberikan kontribusi dalam berbagai bidang ekonomi serta kesejahteraan masyarakat melalui produk yang dihasilkan dosen dan mahasiswa.

“Semua itu tidak ada manfaatnya bila berhenti pada paper saja tanpa disampaikan untuk pengabmas,” tutur Warsiti.

Warsiti berharap berbagai gagasan yang ada di berbagai penelitian menjadi solusi masalah bangsa ini, dengan mengedepankan nilai- nilai moral budaya bangsa. 180 peserta mengikuti kegiatan semnas penelitian dan pengabdian masyarakat, bahkan ada yang berasal dari Sumatera, Sulawesi bahkan Kalimantan.

Program Studi S2 Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar pelatihan penulisan opini bagi mahasiswa, di Gedung Siti Walidah,  Jumat (8/7). Kegiatan tersebut sebagai upaya untuk mempublikasikan hasil project mahasiswa  S2 Kebidanan di media massa.

Narasumber pelatihan, redaktur Republika DIY-Jateng,  Fernan Rahadi membagikan kiat-kiat menulis opini agar bisa tembus ke media massa. Ia menjelaskan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah opini hingga membuatnya terbit di media cetak maupun online.

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam menulis opini adalah tema/topik atau permasalahan yang akan diangkat. Dalam menentukan topik, maka penulis harus memahami segmen media tempat penulis akan mengirim opini.

Penentuan tema menjadi tahap yang penting. Tema yang sedang menjadi perhatian massa kerap menarik perhatian media massa, sehingga kemungkinan tema tersebut diangkat terbit semakin besar. 

‘’Penulis juga harus memilih tema yang sudah dikuasai. Jangan sampai penulis memilih tema yang tidak dikuasai’’, kata Fernan

Fernan menyarankan agar para penulis mengangkatangle atau sudut pandang yang belum pernah diangkat, meskipun temanya sudah umum.

Sementara itu, dosen S2 Kebidanan, Dr. Mufdlilah, M.Sc., menyampaikan bahwa Prodi S2 Kebidanan melalui kegiatan praktik klinik pemberdayaan berupaya merespon permasalahan kesehatan dan faktor determinan kesehatan melalui inovasi pemberdayaan dalam praktek kebidanan yang bertema “Studi Kualitatif Pemberdayaan Perempuan dalam Mengatasi Permasalahan Kesehatan Ibu dan Anak”. Salah satu luaran yang diharapkan adalah adanya  naskah atau tulisan opini yang bisa dipublikasikan di media massa (cetak/eletronik/online) sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. ‘’Luaran yang dipublikasikan di media sebagai wujud nyata memberikan solusi alternatif pemecahan masalah  kesehatan ibu dan anak yang dapat dibaca oleh seluruh khalayak’’, kata Mufdlilah.

Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Pendidikan Profesi Fisioterapis Universitas `Aisyiyah  (UNISA) Yogyakarta kembali menjalani aesemen lapanagan visitasi akreditasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes), Rabu-Sabtu (12-15 Juli 2023). Sebelumnya ProdI Fisioterapi telah mendapatkan akreditasi B.


Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) melakukan visitasi akreditasi secara luring  di kampus UNISA Yogyakarta, dengan mengirimkan 3 asesornya  untuk melakukan peninjauan dan penilaian sesuai dengan borang yang telah dikirimkan tim dari prodi Sarjana Fisioterapi dan Pendidikan Profesi Fisioterapi ke LAM-PTKes.


Rektor UNISA Yogyakarta Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat dalam pembukaan visitasi akreditasi mengatakan bahwa  Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Pendidikan Profesi Fisioterapis ini merupakan salah satu prodi yang banyak diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu selalu menjaga mutu agar kualitas lulusan fisioterapi UNISA Yogyakarta menjadi lulusan yang berkualitas, memiliki kompetensi dan bermanfaat di masyarakat.


“Semoga dengan visitasi ini prodi fisioterapi semakin meningkat mutunya, senantiasa mengembangkan dirinya dan kepercayaan masyarakat semakin meningkat” tutur Warsiti.


Syahmirza Indra Lesmana, SKM., SST.FT., M.Or., Sp.FOR selaku asesor LAM-PTKes mengungkapkan bahwa akreditasi ini bertujuan untuk menjaga mutu prodi Fisioterapi UNISA Yogyakarta. Kegiatan asesemen lapangan ini untuk memverifikasi dan memotret yang telah ditulis dan dilaporkan ke LAMPTKes.

“Prodi Fisioterapi yang sedang naik daun ini harus dijaga mutunya, salah satu caranya melalui akreditasi” ucap Indra Lesmana.

Rangkaian kegiatan akreditasi selama 3 hari ini akan memverifikasi data, melihat sarana prasarana kampus, wawancara dengan mitra, kunjungan ke lahan praktek dan sebagainya.

Ubur-ubur merupakan hewan laut yang masih satu kerabat dengan anemon laut. Kemunculan ubur-ubur dapat menjadi penanda baik karena menjadi salah satu tanda musim bertelurnya penyu karena hewan yang seperti jeli ini adalah pakan alami penyu laut. Namun kemunculan hewan laut ini juga dapat membahayakan manusia karena hewan ini dapat mengeluarkan racun dari sengatannya. Hal ini tentunya perlu diwaspadai terutama bagi wisatawan yang berlibur di pantai. Berdasarkan informasi dari beberapa sumber menyebutkan setidaknya 35 wisatawan dikawasan pantai Bantul yang disengat  hewan laut  tersebut sepanjang musim liburan sekolah.

Dosen Bioteknologi Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Arif Bimantara, S.Pi., M.Biotechmenjelaskan bahwa ubur-ubur memiliki racun untuk menyengat guna melindungi diri dari serangan musuh dan untuk menangkap mangsa. Sel-sel penyengat tersebut disebut knidosit dan sering dikenal dengan nama nematocyst yang berukutan 11 – 24 nanometer. Sel ini berada di tentakel ubur-ubur yang beberapa dilengkapi dengan pengait untuk menusuk mangsa atau musuh. ‘’Racun yang masuk ke dalam tubuh akibat sengatan hewan laut tersebut menyebabkan beberapa dampak dari ringan hingga berat’’, kata Arif

Lebih lanjut Arif menyampaikan efek dari racun ubur-ubur antara lain efek ringan yang menyebabkan badan lemah, mengantuk, rasa gatal pada bagian yang disengat, pembengkakan, nyeri, iritasi kulit yang disertai munculnya ruam kemerahan, rasa sakit seperti terbakar atau tertusuk dan terasa menyengat. Efek sedangnya orang yang disengat akan merasakan sakit perut, mual dan muntah, sakit kepala, kejang otot hingga pingsan. Sedangkan dampak serius dari racun ini dapat berakibat pada kesulitan bernafas, dan masalah jantung. Reaksi ini dapat muncul dengan cepat atau beberapa jam setelah sengatan tergantung pada umur dan kondisi kesehatan orang yang disengat.

Mengingat dampak sengatan ubur-ubur yang dapat membahayakan maka diperlukan upaya pencegahannya. Arif Bimantara memberikan tips yang dapat dilakukan wisatawan untuk mencegah bahaya akibat sengatan ubur-ubur ini antara lain : (1) Gunakan pakaian yang dapat melindungi sengatan; (2) gunakan alas kaki seperti sepatu tahan air saat berjalan di pantai; (3) gunakan lotion anti sengatan ubur-ubur; (4) jika melihat adanya ubur-ubur di pantai segera hindari kemudian laporkan kepada penjaga pantai; dan yang paling aman adalah (5) hindari berwisata ke laut saat musim ubur-ubur. Dan apabila terjadi sengatan ubur-ubur berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, (1) apabila masih terdapat tentakel/pengait yang menempel silahkan dibasuh menggunakan air laut, jangan menggunakan air tawar karena akan dianggap ancaman sehingga racun justru akan semakin banyak dikeluarkan; (2) rendam bagian yang tersengat dengan air hangat karena umumnya racun dari hewan laut akan rusak pada suhu hangat atau panas; (3) minum obat anti nyeri komersial seperti ibuprofen jika rasa nyeri tidak tertahankan; dan (4) hubungi tim medis jika diperlukan.