Pos

Bumdes

Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, melalui sinergi tiga prodinya, Akuntansi, Manajemen, dan Administrasi Publik kini menggandeng Desa Sidoagung untuk mengukuhkan posisi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai motor penggerak ekonomi. Kemitraan ini bukan sekadar basa-basi, melainkan fondasi strategis demi BUMDes yang lebih kokoh, mandiri, dan berdaya saing, bahkan hingga kancah regional dan nasional.

Inisiatif proaktif ini diawali dengan identifikasi mendalam terhadap berbagai aktor kunci, baik internal maupun eksternal desa, yang berpotensi menjadi mitra strategis. Proses ini krusial untuk memetakan peran, kepentingan, dan manfaat potensial yang bisa didapatkan BUMDes. Mulai dari kelompok tani, koperasi desa, karang taruna, hingga instansi pemerintah, perbankan, perusahaan swasta, bahkan individu berpengaruh, semua diajak bersinergi. Analisis kemitraan ini difokuskan pada tiga dimensi: peran, kepentingan, dan manfaat potensial, guna memastikan kolaborasi yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

Erni Saharuddin, S.Sos., MPA salah satu tim pengabdian UNISA Yogyakarta mengatakan bahwa mereka tak tinggal diam, koordinasi intens dengan Kepala Desa dan Ulu-Ulu Sidoagung telah dilakukan sejak 12 Maret 2024.

“Pertemuan ini jadi tonggak awal untuk merumuskan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) BUMDes yang adaptif dan visioner,” ujar Erni.

Erni juga menambahkan semua rangkaian kegiatannya terstruktur rapi: dari pelatihan dan workshop, penyusunan draf AD/ART, validasi, hingga sosialisasi dan implementasi. Seluruh proses krusial ini dijadwalkan berlangsung antara 7 Februari hingga 2 Juni 2025.

Penguatan jaringan kemitraan ini diharapkan membuka lebar akses BUMDes terhadap permodalan, memperluas pasar, dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Dengan demikian, BUMDes Sidoagung tidak hanya mengandalkan sumber daya internal desa, melainkan mampu menjalin hubungan eksternal yang memperluas peluang usaha. Ini adalah langkah maju yang signifikan, menjadikan identifikasi kemitraan bukan sekadar proses administratif, melainkan strategi jangka panjang untuk mendorong BUMDes sebagai pilar ekonomi desa yang tangguh dan berkelanjutan.

Bupati sleman

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, S.E., menyatakan kesediaannya untuk hadir dan memberikan keynote speech dalam acara Stakeholders Gathering Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang akan digelar dalam waktu dekat. Hal ini disampaikan dalam audiensi antara jajaran UNISA Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman di Kantor Wakil Bupati Sleman, Selasa (8/7).

Audiensi tersebut menjadi ruang diskusi antara UNISA Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam memperkuat kolaborasi, khususnya terkait program Sleman Pintar Plus-Plus yang telah berjalan. Program ini bertujuan untuk pengentasan kemiskinan melalui pendidikan tinggi dengan target “satu keluarga, satu sarjana” sekaligus memberikan bekal keterampilan dan kompetensi kerja bagi penerima beasiswa.

Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional  UNISA Yogyakarta, Dr. Ali Imron, M. Fis., dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa UNISA Yogyakarta sangat berkomitmen untuk melaksanakan program-program yang relevan dan berdampak langsung bagi masyarakat Sleman. Salah satu wujud nyatanya adalah dengan mendukung program Sleman Pintar Plus-Plus dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan tahunan UNISA, yaitu Stakeholder Gathering, yang rencananya akan menghadirkan lebih dari 100 mitra lembaga dan instansi.

“Melalui acara ini, kami ingin mempertemukan mitra-mitra UNISA Yogyakarta dengan Pemerintah Kabupaten Sleman agar bersama-sama dapat menyerap lulusan UNISA Yogyakarta, khususnya para penerima beasiswa Sleman Pintar. Kami sangat berharap kehadiran Pak Wakil Bupati untuk memberikan penguatan melalui keynote speech,” ujar Dr. Ali Imron.

Wakil Bupati Sleman menyambut baik inisiatif UNISA dan menekankan pentingnya pendampingan mahasiswa penerima beasiswa, tidak hanya selama masa kuliah, tetapi juga pasca kelulusan.

“Program ini bukan hanya sekadar menguliahkan, tetapi juga harus mampu menciptakan kemandirian dan membuka akses terhadap dunia kerja. Kami berharap UNISA bisa membantu mengarahkan dan mencarikan peluang kerja bagi para lulusan, terutama yang berasal dari keluarga penerima manfaat,” ungkap Danang Maharsa.

Dalam audiensi tersebut, UNISA Yogyakarta juga memperkenalkan program magang profesional serta       U- ACE (Unisa-Abroad Career Empowerment) membina mahasiswa sejak semester tiga untuk siap bersaing di dunia kerja, termasuk peluang kerja ke luar negeri. Unit ini menjadi salah satu bentuk komitmen UNISA dalam menyiapkan lulusan yang berdaya saing tinggi.

UNISA berharap sinergi ini akan terus berlanjut demi terwujudnya masyarakat Sleman yang cerdas, mandiri, dan sejahtera melalui kolaborasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan.

Inovasi mahasiswa 1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta tak hanya berkutat di kampus. Lewat praktik kerja lapangan (PKL) Stase Asuhan Kebidanan Komunitas, angkatan VII berinovasi merintis Posyandu Remaja pertama di Padukuhan Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul. Peresmian Posyandu yang diberi nama ‘Edelweis’ ini digelar meriah pada Ahad, 6 Juli 2025, di Gedung Serbaguna Padukuhan Ngebel.

Inisiasi ini bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian door-to-door oleh mahasiswa, dari 189 remaja di Ngebel, banyak yang terdeteksi memiliki masalah kesehatan reproduksi. Mulai dari siklus menstruasi terganggu, dismenore, hingga masalah gizi remaja. Data ini menjadi pemicu utama bagi para calon bidan UNISA untuk turun tangan.

Kegiatan penting ini dihadiri oleh mahasiswa profesi bidan UNISA, Dukuh Ngebel Heri Muryanto S.T., Ketua Karang Taruna, serta dua dosen pembimbing komunitas yang ahli di bidangnya, Dr. Ismarwati, S.K.M., S.ST., MPH. dan Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes.

Nama “Edelweis” dipilih dengan makna mendalam. Seperti bunga edelweis yang melambangkan keabadian, cinta, ketahanan, dan keberanian, Posyandu ini diharapkan dapat terus eksis dan menaungi remaja-remaja kuat, tangguh, serta bersemangat juang tinggi di Ngebel.

Dukuh Ngebel, Heri Muryanto S.T., memberikan dukungan penuh. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada UNISA Yogyakarta, khususnya mahasiswa profesi bidan, atas inisiasi ini. “Semoga Posyandu Remaja ini dapat terus berkesinambungan dan sesuai harapan bersama,” tuturnya, memotivasi remaja Padukuhan Ngebel.

Senada, Ismarwati, yang mewakili Kaprodi Profesi Bidan UNISA, secara resmi membuka acara. Ia mengungkapkan kebanggaannya, berharap perintisan Posyandu Remaja Edelweis ini membawa kebermanfaatan nyata bagi para remaja Padukuhan Ngebel.

Setelah sambutan, kegiatan berlanjut dengan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan remaja. Langkah promotif preventif ini diharapkan menjadi awal yang baik bagi Posyandu Remaja Padukuhan Ngebel untuk terus terstruktur dan lebih baik ke depannya, demi kesehatan reproduksi remaja yang optimal.

Table manner

Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta ajak 102 mahasiswa semester 2 belajar table manner, di Hotel Grand Rohan Jogja, Sabtu (5/7/2025). Agenda tahunan ini merupakan gong dari mata kuliah Gizi Kuliner, dimana sebelumnya para mahasiswa mempelajari masakan menu Nusantara, Oriental, Timur Tengah dan Kontinental.

Kaprodi Gizi Unisa Yogyakarta, Agung Nugroho, AMG., MPH., menjelaskan bahwa para mahasiswa telah belajar secara teori, harapannya dengan table manner para mahasiswa dalam dunia kerja nanti telah paham terkait tata cara formal skala internasional.

Agung juga memberikan pesan untuk para mahasiswa agar pelajaran table manner dapat menjadi salah satu bekal kedepannya. “Suatu saat kalian akan mempraktikkan hal seperti ini juga dan bisa mengajarkan kepada yang lain. Semoga hari ini bisa menjadikan tambahan pengetahuan bagi kita semua. Jangan pernah mensia-siakan ilmu yang kalian dapat,” tutup Agung.

Aroma butter yang turut menghiasi ballroom menjadi penggugah mahasiswa untuk ikut ambil andil dalam praktik masak salah satu menu yang akan disajikan. “Seru banget bisa masak bareng chef, diajarin banyak hal, chef-nya juga interaktif jadi enggak grogi,” jelas Najwa mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta.

Yuni mahasiswa Prodi Gizi Unisa Yogyakarta lainnya yang juga peserta table manner, merasa sangat senang. Kegiatan ini dirasa memberikan pengalaman dan ilmu baru baginya.

Brain rot

Kemajuan Artificial Intelligance (AI) telah berlangsung sangat pesat dan berpengaruh di hampir seluruh sendi kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan penggunaan internet sebagai media komunikasi dan searah dengan kemunculan smartphone dengan berbagai fitur canggih yang terupgrade setiap harinya. Seolah dengan menggenggam smartphone seluruh kebutuhan hidup sehari-hari dapat dipenuhi dengan mudah melalui transaksi online. Hal ini mengakibatkan banyak generasi muda yang tidak dapat lepas dari smartphonenya bahkan sebagian telah mengalami nomophobia (ketakutan jika smartphone jauh dari genggamannya).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), tingkat penetrasi penggunaan internet di Indonesia telah mencapai 79,5% dari total populasi penduduk di Indonesia sebesar 278 ribu jiwa lebih. Dimana penggunanya didominasi oleh kaum milenial sebesar 30,62% dan Gen Z sebesar 34,40%. Platform digital yang sering banyak digunakan adalah media sosial, seperti: Facebook, Instagram, Youtube, dan Tiktok. Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh GWI pada awal tahun 2024 diperoleh data bahwa rata-rata orang Indonesia dalam sehari menggunakan internet selama 7 jam 38 menit dan scrolling media sosial selama 3 jam 11 menit. Penggunaan waktu layar yang hampir separuh hari ini telah membawa dampak positif, yaitu AI membuat kehidupan sehari-hari menjadi mudah. Namun demikian, dampak buruk yang ditimbulkan jauh lebih besar, yaitu munculnya fenomena Brain Rot.

Brain Rot

Secara harfiah Brain rot berarti “pembusukan otak”, namun dalam psikologi modern dan neurosains populer, istilah ini digunakan untuk menggambarkan penurunan fungsi kognitif, perhatian, dan emosi akibat konsumsi konten digital dangkal dan berlebihan, terutama dari media sosial dan video pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Reels (Newport, 2019). Doomscrolling (scrolling tanpa henti) bisa menyebabkan atrofi neuroplastik, yaitu penurunan konektivitas saraf dan kemampuan adaptif otak akibat kurangnya stimulasi bermakna (Turner, 2023).

Hal ini juga berdampak pada kesehatan mental para pengguna media sosial secara berlebihan, yaitu: menurunnya fokus dan konsentrasi, gangguan regulasi emosi, kecanduan digital dan dopamine, menurunnya kemampuan berpikir kritis, serta beresiko mengalami kecemasan dan depresi. Tidak sampai disitu saja, efeknya bukan hanya jangka pendek, melainkan juga berdampak pada jangka panjang. Ditinjau dari aspek biologis, paparan layar berlebih di malam hari diketahui mengganggu kualitas tidur, dan gangguan tidur ini menjadi faktor mediasi yang memperburuk gejala kecemasan dan depresi pada remaja (Lee dkk, 2024). Selain itu, konsumsi konten dangkal dan berulang dapat mengaktifkan sistem saraf otonom secara tidak adaptif, membuat individu terjebak dalam mode fight/flight atau freeze, yang bisa menyebabkan kelelahan mental dan gangguan regulasi emosi (Porges, 2007).

Upaya Pencegahan

Yousef dkk (2025) dalam risetnya memaparkan strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya Brain Rot. Pertama, mengatur waktu layar, yaitu menetapkan batasan seperti mengurangi waktu layar harian dan menghapus aplikasi yang mengganggu atau tidak berguna. Kedua, mengkurasi umpan media, yaitu selektif memilih sumber informasi karena akan berguna untuk melindungi ruang mental mereka supaya tetap sehat dan positif. Ketiga, melakukan aktivitas non digital, seperti: bermain musik, menulis, berpetualang di luar lingkungan, atau melakukan hobi lainnya akan memberikan istirahat yang sangat dibutuhkan dari layar dan juga berfungsi sebagai pelepas stres bagi pikiran dan emosi. Terakhir, membina dukungan sosial dan terlibat dalam kegiatan masyarakat, karena dengan terlibat dalam jejaring sosial yang positif akan membantu mengurangi perasaan terisolasi dan kesepian.

Merujuk pada gagasan AI pertama kali yang dikemukakan oleh John McCarthy (1956), sudah semestinya AI diciptakan oleh manusia untuk membantu manusia supaya dapat menjadi fully function person bukan untuk melemahkan eksistensi manusia. Penggunaan AI yang tepat dan bijaksana akan membawa manusia pada kesejahteraan digital.

Oleh : Dr. Komarudin, M.Psi.,Psikolog

Dosen Prodi. Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta