Pos

Student exchange

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi melalui mahasiswanya yang berkiprah di kancah internasional. Dedi Darmawan, mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Internasional angkatan 2022, berkesempatan mengikuti program International Student Exchange di Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia selama lima bulan.

Dikutip dari media sosial keperawatan, Dedi menceritakan pengalamannya Sabtu ( 31/8). Kesempatan ini menjadi pengalaman berharga bagi Dedi untuk memperluas wawasan, memperdalam ilmu keperawatan, sekaligus mengasah berbagai keterampilan. Selama berada di Malaysia, ia tidak hanya belajar akademik di bidang kesehatan, tetapi juga mengembangkan soft skill seperti komunikasi, public speaking, kemandirian, serta pemahaman lintas budaya. “Program ini meninggalkan kesan mendalam bagi saya. Selain ilmu, saya juga mendapatkan perjalanan, pertemanan, relasi, hingga soft skill yang sangat berharga,” ungkap Dedi.

Pengalaman unik juga turut mewarnai masa studinya di Malaysia. Menjelang ujian akhir, ia harus beradaptasi dengan sistem ujian yang berbeda, sehingga menuntut strategi belajar yang baru. Bahkan, ia pernah merasakan hangatnya budaya lokal ketika diajak pulang kampung oleh teman kuliah di Malaysia. Dari sana, ia semakin memahami nilai persahabatan lintas negara sekaligus kekayaan tradisi masyarakat setempat.

Dedi juga membagikan pesan motivasi bagi teman-teman mahasiswa UNISA Yogyakarta. “Peluang akan selalu ada untuk yang mau berusaha, jadi manfaatkan setiap waktu untuk belajar,” ujarnya. Ia juga menambahkan kutipan favoritnya, “Lakukanlah sesuatu karena dirimu sendiri, bukan karena orang lain.”

Keikutsertaan Dedi dalam program student exchange ini tidak hanya mengharumkan nama UNISA Yogyakarta di luar negeri, tetapi juga menjadi inspirasi bahwa mahasiswa memiliki peluang luas untuk berkembang dan berkontribusi secara global.

Posyandu balita

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 71 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memberikan dukungan nyata dalam kegiatan Posyandu Balita rutin di RW 01 Notoprajan. Bertempat di eks SD Ngabean, kegiatan pada Jumat (15/8/2025) ini menjadi wujud kolaborasi antara pelajar, kader kesehatan, dan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan anak.

Kehadiran mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta tidak hanya membantu aspek pelayanan, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan orang tua. Para kader kesehatan setempat melakukan pendataan serta pengukuran antropometri, seperti tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala, sebagai indikator status gizi balita.

Nida Agustiani yang merupakan anggota KKN UNISA Yogyakarta kelompok 71 menjelaskan bahwa mereka aktif dalam memberikan vitamin A, melakukan pemeriksaan kesehatan gigi, serta menyelenggarakan penyuluhan gizi.

“Materi penyuluhan difokuskan pada tahapan tekstur Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sesuai usia. Untuk memastikan edukasi berkelanjutan, masyarakat juga menerima modul praktis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dapat diterapkan di rumah,” ujar Nida.

Kegiatan ini disambut antusias oleh para orang tua. Mereka mendapatkan layanan kesehatan dan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat. Kolaborasi ini mencerminkan sinergi positif dalam upaya menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas. Dengan dukungan ini, Posyandu Balita RW 01 Notoprajan diharapkan dapat memperkuat fungsi preventif dan promotifnya secara berkelanjutan.

Cegah anemia

Mahasiswa Kuliah Kerja Kerja Nyata (KKN) Kelompok 39 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta melaksanakan program penyuluhan dan aksi nyata pencegahan anemia di MTs 3 Bantul. Kegiatan yang ditujukan kepada seluruh siswi kelas IX ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus anemia di kalangan remaja, yang dapat mengganggu konsentrasi belajar dan menurunkan prestasi.

Ammara salah satu anggota KKN kelompok 34 menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung pada Selasa (26/8/2025) dimulai pada pagi hari setelah tadarus Al-Qur’an, mahasiswa KKN memberikan materi secara interaktif mengenai anemia, mulai dari pengertian, gejala, hingga dampak buruknya bagi kesehatan. Penyampaian materi dikemas dengan cara yang menyenangkan menggunakan media powerpoint dan diskusi ringan, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami.

Sebagai langkah nyata, mahasiswa KKN juga melakukan tes kesehatan untuk mengukur kadar hemoglobin (Hb) para siswi. Mereka juga membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) dan memberikan edukasi tentang cara konsumsi yang tepat dan pentingnya minum TTD secara rutin.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta berharap para siswi MTs 3 Bantul memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya mencegah anemia sejak dini. Dengan kesadaran akan pola makan bergizi dan kebiasaan mengonsumsi TTD, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, aktif, dan berprestasi.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal terbentuknya kebiasaan hidup sehat di lingkungan sekolah dan menginspirasi sekolah lain untuk melakukan upaya serupa. Dengan demikian, kesehatan remaja di Indonesia dapat lebih terjaga, mendukung terciptanya generasi yang unggul di masa depan.

Alumni

Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali mencatatkan kebanggaan melalui kiprah alumninya. Rudy Alamzah, lulusan D3 Radiologi angkatan 2016, berhasil meniti karier gemilang di dunia profesional hingga ke panggung internasional.

Saat ini, Rudy berkarier sebagai Ultrasound Application Specialist di PT. Mulya Husada Jaya, Jawa Tengah dan DIY. Perjalanannya tidak berhenti di lingkup nasional. Kiprahnya bahkan mengantarkannya ke Bangkok, Thailand, untuk menghadiri ASEAN Channel Partner, sebuah forum internasional yang mempertemukan para praktisi kesehatan guna memperdalam pengetahuan sekaligus menyaksikan peluncuran produk terbaru GE Healthcare Ultrasound.

Bagi Rudy, UNISA Yogyakarta adalah tempat bertumbuh, bukan hanya secara akademik tetapi juga dalam hal pengalaman berorganisasi. Melalui berbagai aktivitas selama kuliah, ia belajar membangun relasi, mengasah kemampuan, serta menanamkan nilai-nilai penting yang menjadi bekal berharga dalam dunia kerja. “UNISA adalah tempatku bertumbuh,” ungkapnya.

Tidak berhenti sampai di situ, Rudy juga memberikan pesan untuk mahasiswa UNISA agar terus bersemangat mengejar mimpi. “Jangan pernah berhenti belajar. Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti,” pesannya kepada generasi muda, khususnya mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA Yogyakarta.

Kisah sukses Rudy menjadi bukti nyata bahwa pendidikan di UNISA Yogyakarta mampu melahirkan lulusan yang siap bersaing di level global.

Anti dbd

Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi ancaman serius, terutama saat musim hujan. Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 42 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berinovasi dengan mengadakan pelatihan pembuatan spray anti DBD berbahan alami. Kegiatan ini dilaksanakan bersama ibu-ibu PKK Dusun Gesikan 3, Wijirejo, Pandak, Bantul, pada Sabtu (23/8/2025).

Menurut perwakilan kelompok KKN, Dia Yulikasari, program ini bertujuan membekali masyarakat dengan keterampilan praktis untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti secara mandiri.

“Kegiatan ini ramah lingkungan dan dapat mengurangi ketergantungan pada produk berbahan kimia,” ujar Yuli.

Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang bahaya DBD, cara penularannya, dan langkah pencegahan sederhana di lingkungan rumah tangga. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi praktik pembuatan spray anti-nyamuk. Bahan utama yang digunakan adalah sereh yang direbus, disaring, dan dicampur dengan sedikit alkohol atau essential oil untuk kemudian dikemas ke dalam botol semprot.

Para ibu-ibu PKK menunjukkan antusiasme tinggi, aktif bertanya, dan terlibat dalam setiap tahapan pembuatan. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD, tetapi juga mendorong peran aktif kaum ibu sebagai penggerak kebersihan lingkungan.

Dengan semangat kolaboratif, program ini menjadi bentuk nyata kontribusi mahasiswa UNISA Yogyakarta dalam mendukung kesehatan masyarakat melalui solusi yang sederhana namun berdampak signifikan. Diharapkan, ilmu yang didapat dapat diterapkan secara berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas DBD.