Tim Kemanusiaan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menyatakan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Sorkam Tengah lumpuh total akibat dampak bencana yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. Kondisi tersebut membuat layanan kegawatdaruratan tidak dapat berfungsi optimal, sementara kebutuhan medis masyarakat masih tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Tim Kemanusiaan UNISA Yogyakarta, dr. Joko Moerdiyanto, usai debriefing operasional yang digelar pada Rabu malam (17/12/2025) pukul 20.00 WIB di STIT Muhammadiyah Sibolga. Debriefing dilakukan untuk mengevaluasi informasi dari BNPB sekaligus memetakan kebutuhan lanjutan pelayanan kesehatan di wilayah terdampak bencana.
Puskesmas
“Fungsi IGD Puskesmas Sorkam Tengah saat ini tidak dapat digunakan untuk penanganan kasus trauma berat. Ini menjadi perhatian serius karena potensi kegawatdaruratan masih sangat mungkin terjadi,” ujar dr. Joko.
Dalam laporan operasional harian, tim menyebut telah menuntaskan fase koordinasi lintas sektor, mobilisasi logistik, serta asesmen cepat di dua kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Tukka dan Kecamatan Sorkam. Seluruh stok obat medis yang dibawa Tim UNISA Yogyakarta telah diserahterimakan secara resmi kepada Puskesmas Sorkam Tengah untuk mendukung pelayanan kesehatan darurat. Sementara itu, logistik umum tetap disiagakan di Pos Aju STIT Muhammadiyah Tapanuli sesuai koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Muhammadiyah setempat.
Hasil asesmen di Desa Bonalumban, Kecamatan Tukka, menunjukkan wilayah tersebut baru dapat dijangkau setelah sebelumnya terisolasi akibat jalan putus. Meski akses kini terbuka secara terbatas, kondisi jalur masih rawan dan berisiko. Kebutuhan mendesak warga meliputi layanan kesehatan umum, pemeriksaan fisik, screening nyeri melalui fisioterapi, konseling gizi, bantuan sembako, serta dukungan trauma healing.
Sementara itu, di Kecamatan Sorkam, tim menemukan bahwa meski pelayanan rawat jalan dan pemeriksaan fisik dasar masih berjalan, kapasitas tenaga kesehatan sangat terbatas. Kesenjangan utama yang teridentifikasi adalah kekurangan dokter dan perawat untuk mengaktifkan kembali layanan kritis, khususnya IGD.
Menyikapi kondisi tersebut, Tim UNISA Yogyakarta yang berjumlah 10 personel di bawah pimpinan dr. Joko Moerdiyanto, Sp.An-TI, memutuskan untuk siaga penuh (on call) di Puskesmas Sorkam Tengah. Tim menyatakan kesiapan memberikan layanan anestesi dan terapi intensif, kedokteran umum, keperawatan, fisioterapi, serta konsultasi gizi kebencanaan sesuai kebutuhan di lapangan.
Sebagai tindak lanjut, tim akan memulai pelayanan pemeriksaan fisik, screening nyeri menggunakan massage gun dan kinesio tapping, serta asuhan gizi bagi penyintas di wilayah kerja Puskesmas Sorkam Tengah. Koordinasi lanjutan dengan posko utama juga terus dilakukan untuk melaporkan kebutuhan tambahan sumber daya manusia medis, khususnya guna memulihkan fungsi IGD.
Dalam catatan keamanan, tim menegaskan bahwa kelumpuhan infrastruktur IGD menjadi kendala utama penanganan kasus darurat. Akses menuju Kecamatan Tukka juga masih dalam pemantauan ketat, mengingat potensi jalan kembali terputus apabila kondisi cuaca memburuk.









