Pos

Terjun

Tim dosen dan mahasiswa dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta terjun ke Taman Kanak-kanak (TK) ABA Mlangi, Gamping, Sleman. Mereka menggelar program pemeriksaan untuk mendeteksi dini masalah tumbuh kembang pada anak usia dini, Jumat (29/8/2025).

Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian kampus terhadap isu kesehatan anak, khususnya stunting dan gangguan perkembangan lainnya. Tim dari prodi Kebidanan dan Kedokteran UNISA Yogyakarta memeriksa satu per satu siswa dengan metode Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang dilakukan dengan cara bermain.

Ketua pelaksana, Enny Fitriahadi, dosen Kebidanan UNISA Yogyakarta, menjelaskan bahwa deteksi dini sangat krusial. Menurutnya, gangguan tumbuh kembang yang tidak segera diatasi dapat berdampak pada kemampuan kognitif anak di masa depan.

“Kami berharap jika terdapat gangguan tumbuh kembang, dapat terdeteksi sejak dini sehingga anak mendapatkan penanganan yang baik dan benar,” ujar Enny.

Suasana pemeriksaan berlangsung ceria. Para siswa dan dosen menggunakan mainan serta bahasa yang mudah dipahami agar anak-anak tidak takut. Anak-anak pun tampak antusias mengikuti setiap Arah, termasuk saat ditanya hal-hal sederhana untuk mengukur kemandirian mereka, seperti memakai baju sendiri.

Program ini tidak berhenti pada pemeriksaan. Pihak UNISA akan terus memantau hasilnya setiap bulan melalui guru kelas dan akan menjamin anak-anak yang terindikasi mengalami keterlambatan perkembangan. Inisiatif ini mendapat respon positif dari pihak sekolah yang merasa terbantu dalam menyatukan kesehatan siswanya.

stunting

Angka keluarga berisiko stunting di Kota Yogyakarta yang mencapai 33% pada tahun 2022 menjadi perhatian serius. Merespons hal ini, tim dosen dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggandeng Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Kraton untuk mengaktifkan kembali Posyandu Remaja Milenial Nasyiatul ‘Aisyiyah (PasmiNA).

Langkah ini diambil karena pencegahan stunting paling efektif dimulai jauh sebelum kehamilan, yaitu pada masa remaja putri. Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari UNISA Yogyakarta memberikan pelatihan intensif kepada kader-kader baru PasmiNA.

Ketua tim PKM, Bdn. Esitra Herfanda, S.ST., M.Keb., menjelaskan bahwa para kader dibekali berbagai keterampilan. Mulai dari pemahaman kesehatan reproduksi, gizi remaja, cara pengukuran antropometri (berat dan tinggi badan), hingga deteksi dini anemia melalui pengecekan hemoglobin (Hb).

“Kader yang telah dilatih ini akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan konseling bagi teman sebayanya,” ujar Esitra dalam keterangannya.

Setelah pelatihan, para kader langsung bergerak memberikan layanan kesehatan. Para remaja yang diperiksa mengaku senang karena bisa mengetahui status gizi dan kondisi kesehatan mereka, sesuatu yang jarang mereka dapatkan sebelumnya.

Program yang didanai oleh Kemendikbud RI ini tidak berhenti di sini. Tim dosen UNISA Yogyakarta akan terus memonitor pelaksanaan layanan kesehatan dan telah menjalin kerja sama dengan Puskesmas Kraton untuk keberlanjutan program.

Stunting 1

Untuk lawan stunting, dosen Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, yakni Suryani, S. Kep., Ns. M.Med.Ed, Agil Dhiemitra Aulia Dewi, S.Gz., MPH dan Andhita Dyorita Kh.,S.Psi,M.Psi, Psikolog telah menjalankan Pengabdian Masyarakat Hibah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Tahun 2024. Tim yang sekaligus pengurus Majelis Kesehatan Aisyiyah ini mengusung Inovasi KISS Pemberdayaan Kelompok Ibu Swabantu Stunting sebagai Penanganan Kasus Stunting pada Kelompok Ibu Aisyiyah Moyudan Sleman Yogyakarta.

Lawan Stunting

Program diawali dengan pelatihan Kelompok Ibu Swabantu Stunting yang digelar Jumat-Sabtu, 13-14 September 2024 di KB Ananda Barepan, Sumber Rahayu, Moyudan Sleman. Pelatihan diikuti oleh 16 Ibu Balita dan 6 Pengurus Makes Moyudan dengan materi penggunaan tikar stunting untuk deteksi pertumbuhan anak, latihan pengelolaan gizi dengan variasi menu pangan lokal, penggunaan diary meal plan untuk perencanaan gizi, dan parenting bahagia dengan manajemen stress. Pelatihan dilengkapi dengan pemberian paket bantuan media deteksi pertumbuhan anak dan pemberian bantuan Gizi untuk Balita.

Program ini merupakan tindak lanjut dari program bantuan Gizi oleh Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah D.I Yogyakarta dengan Lazizmu DIY yang diberikan sejak tahun 2023. Mengelola masalah stunting selain dengan bantuan gizi juga membutuhkan kemampuan Ibu tidak hanya terkait jenis menu tetapi juga cara pengolahan yang benar dan penyajian yang sehat untuk mengoptimalkan penyerapan gizi anak, melatih pola asuh dan manajemen stress sehingga peran dan ketahanan Ibu lebih optimal dan mendukung atmosfir positif untuk tumbuh kembang anak dan orang tua yang bahagia.

Program yang melibatkan mahasiswa dari ketiga prodi ini mengambil sasaran Ibu sebagai faktor lingkungan yang utama yang berperan terhadap tumbuh kembang  anak. Sehingga dalam program ini selain peningkatan kemampuan Ibu dalam mengelola masalah stunting juga pemberdayaan KISS Kelompok Ibu Swabantu Stunting diharapkan menjadi optimalisasi peran Ibu yang telah berhasil dalam menangani masalah stunting sebagai kelompok pendukung/ suport system bagi Ibu yang lain yang saat ini masih mengalami masalah stunting. Hal inilah yang menjadi unggulan Inovasi program KISS Swabantu Stunting ini.

Gebrakan ini disambut antusias oleh Pengurus Majelis Kesehatan Moyudan dan kelompok Ibu binaan. Mereka mengaku memiliki mendapatkan banyak pengalaman dan pengetahuan baru. Selain itu, dengan adanya program KISS, ibu-ibu binaan semakin menyadari bahwa masalah stunting tidak hanya masalah pola makan saja, tapi juga sangat berkaitan dengan pengasuhan, pola komunikasi positif dan juga manajemen emosi yang sehat. Evaluasi program menunjukkan hasil yang positif dengan adanya peningkatan kemampuan ibu serta kesiapan sebagai kelompok pendukung program Stunting.

Kolaborasi antara ilmu Keperawatan, Gizi dan Psikologi dengan sinergi bersama Aisyiyah menjadi pendekatan untuk bisa memaksimalkan Program Kesehatan Nasional dengan memberdayakan kelompok Ibu agar semakin menyadari pentingnya gizi, pola asuh sehat serta manajamen stress dalam lawan stunting.

Cegah Stunting

Stunting, masalah pertumbuhan pada anak balita, masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini, pemberian makanan tambahan (PMT) menjadi salah satu solusi efektif. Di Padukuhan Kramen, mahasiswa KKN Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) turut serta dalam upaya pencegahan stunting dengan aktif berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu Dahlia pada Minggu, 08 September 2024.

Pentingnya PMT dalam Mencegah Stunting

Pemberian makanan tambahan memiliki peran krusial dalam mencegah stunting. Makanan bergizi yang kaya protein, vitamin, dan mineral seperti vitamin A, zat besi, dan zinc dapat :

Mengisi Kekurangan Gizi: Nutrisi yang tidak terpenuhi dari makanan sehari-hari dapat dipenuhi melalui PMT.

Meningkatkan Imunitas : Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan melindungi anak dari berbagai penyakit.

Mendukung Pertumbuhan Fisik : Tinggi badan, berat badan, dan perkembangan fisik lainnya akan optimal dengan asupan nutrisi yang cukup.

Meningkatkan Kemampuan Kognitif : Nutrisi yang adekuat sangat penting untuk perkembangan otak anak.

KKN UNISA Yogyakarta : Sinergi Cegah Stunting

Kesembilan mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta, yakni Febri Ferdinan, Annisa Restu Latifa, dan lainnya, telah memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan Posyandu Dahlia. Mereka tidak hanya membantu dalam pelaksanaan kegiatan, tetapi juga memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pentingnya PMT dan cara memilih makanan yang bergizi untuk anak.

Edukasi dan Sosialisasi Kunci Pencegahan Stunting

Selain pemberian PMT, edukasi dan sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat sangat penting. Dengan memahami pentingnya gizi, orang tua akan lebih selektif dalam memilih makanan untuk anak-anak mereka. Pemerintah, organisasi kesehatan, dan lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam menyediakan informasi yang akurat dan mudah dipahami mengenai pencegahan stunting.

Sinergi untuk Masa Depan Anak Indonesia

Upaya pencegahan stunting membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Kolaborasi antara mahasiswa KKN UNISA Yogyakarta, Posyandu Dahlia, dan masyarakat Padukuhan Kramen menjadi contoh nyata bahwa dengan sinergi, kita dapat menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas.

Kraton

Stunting, masalah gizi kronis yang menghambat pertumbuhan anak, menjadi perhatian serius. Untuk mengatasi permasalahan ini, Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerja sama dengan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak ABA (IGABA) Kemantren Kraton menggelar pelatihan bagi guru TK ABA se-Kemantren Kraton. Pelatihan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dalam mencegah stunting, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Kegiatan yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ini melibatkan lintas disiplin ilmu, di antaranya kebidanan, keperawatan, dan gizi. Tim pengabdian masyarakat dari UNISA Yogyakarta yang diketuai oleh Bdn. Evi Wahyuntari, S.ST., M.Keb., memberikan materi tentang pencegahan stunting, pengukuran tinggi badan dan berat badan, serta penggunaan aplikasi WHO Antro untuk menganalisis status gizi anak.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap para guru TK ABA dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting di lingkungan sekolah. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, mereka dapat melakukan deteksi dini anak stunting dan memberikan intervensi yang tepat,” ujar Evi.

Dalam pelatihan tersebut, para guru tidak hanya diberikan materi teori, tetapi juga praktik langsung dalam melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan anak serta menganalisis hasil pengukuran menggunakan aplikasi WHO Antro. Selain itu, para guru juga dilatih untuk melakukan konseling gizi kepada orang tua anak yang mengalami masalah gizi.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari UNISA Yogyakarta yang telah memberikan pelatihan ini. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami sebagai guru TK dalam upaya pencegahan stunting,” ungkap salah seorang peserta pelatihan.

Langkah Selanjutnya

Setelah pelatihan, tim pengabdian masyarakat UNISA Yogyakarta akan melakukan pendampingan kepada guru TK ABA dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh. Pendampingan ini akan dilakukan melalui kunjungan ke sekolah-sekolah TK ABA untuk memantau pelaksanaan program pencegahan stunting dan memberikan bantuan teknis jika diperlukan.