Pos

Kesiapsiagaan bencana 2

Pusat Studi Perempuan, Keluarga, dan Bencana (PSPK) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Seminar Nasional yang bertema “Membentuk Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan: Peran Guru, Perempuan, dan Keluarga.” Acara ini dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan guru, yang diselenggarakan di Hall Baroroh Baried, Kamis (26/10).

Dalam sambutannya, Rektor UNISA Jogja Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. menekankan pentingnya peran perempuan dalam kesiapsiagaan bencana. Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, seringkali menjadi korban dalam bencana, dan juga menjadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana.

“Perempuan juga jadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana, dan berperan sebagai guru,” ujar Warsiti.

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes., MMR, mengharapkan bahwa seminar ini akan memberikan pencerahan kepada seluruh peserta tentang bagaimana bersikap sebagai masyarakat yang siaga terhadap bencana. Dengan meningkatnya kesadaran dan persiapan terhadap bencana, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dan risiko yang mungkin timbul saat terjadinya bencana.

Seminar nasional ini menampilkan empat narasumber yang ahli di bidang kesiapsiagaan bencana, yaitu H. Budi Setiawan, ST. (Ketua MDMC PP Muhammadiyah), Dr. Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep (Bidang Penanggulangan Bencana LLHPB ‘Aisyiyah DIY), dan Dr. Mamnuah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.J (Ketua PSPKB UNISA Jogja). Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana peran guru, perempuan, dan keluarga dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Seminar Nasional ini menjadi wadah penting bagi 300 peserta yang hadir untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana melalui pendidikan, dan bagaimana peran perempuan, guru, dan keluarga dapat berkontribusi dalam upaya tersebut. Semoga hasil dari seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga dalam menjaga komunitas dan masyarakat kita agar lebih siap menghadapi ancaman bencana.

Isu kekerasan 2

`Aisyiyah merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia yang telah memasuki abad kedua, telah memperkuat komitmennya untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan publik serta upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sebagai bagian dari upaya ini, Pimpinan Pusat `Aisyiyah (PPA) berkolaborasi dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) dalam sebuah workshop pelatihan yang bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada tenaga kesehatan mengenai isu-isu kekerasan seksual. Workshop ini diadakan pada tanggal 21 hingga 22 Oktober 2023.

Dalam sambutan ketua panitia workshop Widyastuti, M. Hum, mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah isu yang sangat serius dan meningkat secara signifikan, dengan peningkatan sebanyak 50 persen. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya serius dalam hal sosialisasi dan penanganan. Kerjasama antara PP `Aisyiyah dan KPPA bertujuan untuk mengatasi masalah kekerasan seksual dari sumbernya hingga penanganannya.

Dr. Warsiti, M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah menyoroti peran penting tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada korban kekerasan. Dia menjelaskan bahwa sering kali korban kekerasan tidak dapat atau terbatas dalam menyampaikan informasi kepada tenaga kesehatan.

“Para tenaga kesehatan perlu belajar bagaimana memberikan pelayanan yang lebih baik, termasuk pendampingan psikologis, untuk mendukung korban kekerasan. Tujuannya adalah agar tenaga kesehatan tidak hanya memulangkan pasien kekerasan begitu saja, tetapi juga dapat memberikan rujukan yang tepat,” ujar Warsiti.

Sambutan Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Eni Widiyanti, SE., MPP., M.SE, menjelaskan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah kewajiban negara, dan harus ada zero tolerance terhadap kekerasan. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan sangat tinggi, dengan sekitar 1 dari 4 perempuan mengalami kekerasan selama hidupnya. Salah satu tantangan adalah memastikan bahwa data pelaporan kekerasan dikelola dengan baik, sehingga dapat memberikan bantuan kepada korban dan memberikan efek jera kepada pelaku.

Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyampaikan bahwa komitmen ‘Aisyiyah untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual pada perempuan dan anak sudah menjadi perhatian sejak awal berdirinya. Komitmen ini diperkuat lagi dengan komitmen perempuan berkemajuan di Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah pada tahun 2022 yang salah satunya adalah tentang komitmen untuk peduli terhadap masalah kemanusiaan universal.

“Tidak hanya kepekaan ‘Aisyiyah pada persoalan dunia namun yang terpenting ‘Aisyiyah berdiri dan hadir dalam isu-isu pembelaan kaum yang membutuhkan, salah satunya mereka yang menjadi korban kekerasan seksual,” ucap Salmah. Workshop yang dihadiri 75 peserta yang sebagian dari perwakilan majelis kesehatan wilayah PP `Aisyiyah ini, merupakan langkah penting dalam upaya memerangi kekerasan seksual dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada tenaga kesehatan tentang pencegahan dan penanganan kasus tersebut. ‘Aisyiyah dan KPPA berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan perlindungan hak perempuan dan anak serta mendorong peran perempuan dalam pembangunan dan kebijakan publik.

Img 5178

Upaya Promotif dan Preventif Sukseskan SDG’S

upaya promotif sdgs

upaya promotif sdgs

Upaya  promotif dan preventif sangat dibutuhkan dalam mensukseskan Sustainable Development Goals (SDG’S). Hal ini bisa dilakukan oleh para tenaga kesehatan terutama bidan. Demikian yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph. D., saat menjadi keynote speaker seminar nasional s2 kebidanan UNISA, di Hall Baroroh Baried UNISA Yogyakarta, minggu lalu. Read more

Talkshow Gizi UNISA

Dalam rangka memperingati hari gizi nasional ke 58 program studi gizi Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Gizi UNISA mengadakan kegiatan dengan tema “The Role of Family Nutrition on Healthy Balanced Diet,” Sabtu (27/1).

Warga disekitar kampus UNISA diundang dalam acara ini sebagai bentuk kebersamaan UNISA dengan masyarakat sekitar, dan kepedulian UNISA terhadap gizi para warga. Kegiatan yang dibuka langsung oleh wakil rektor I Taufiqurrahman, MA., Ph.D dan wakil dekan 2 fakultas ilmu kesehatan (FIKes) Ruhyana, S.Kep., Ns., MAN. diawali dengan senam sehat, dan dilanjutkan rangkaian acara lainya seperti sarapan bersama, pemeriksaan status gizi, konseling gizi dan talkshow gizi bertemakan “Pentingnya Sarapan dan Aktivitas Fisik”.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh prodi gizi, karena kita masih tetap peduli terhadap kesehatan diri kita,” ujar Taufiq.

Sementara itu Ruhyana menambahkan acara seperti ini harus sering diadakan rutin tiap tahunya, agar bisa memberi manfaat kepada warga sekitar.

Dalam Talkshow gizi menghadirkan Dr. Mirza Hapsari STP, S.Gz, MPH sebagai pembicara, pada kesempatan itu Mirza mengungkapkan bahwa sarapan dan aktivitas fisik sangat penting bagi tubuh karena tubuh memerlukan energy untuk beraktifitas. “Waktu terbaik sarapan antara jam 6 sampai dengan 9 pagi sebab pada waktu tersebut sistem pencernaan bekerja secara optimal, komposisi sarapan pun harus mengandung zat gizi minimal sumber karbohidrat” lanjut

Talkshow Gizi UNISA

Talkshow Gizi UNISA

Talkshow Gizi UNISA

Talkshow Gizi UNISA

Talkshow Gizi UNISA

Talkshow Gizi UNISA

Web tanwir

4 menteri menghadiri Tanwir I `Aisyiyah

4 menteri menghadiri Tanwir I `Aisyiyah yang akan diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Surabaya dari tanggal 19 sampai 21 Januari 2018.

Pimpinan Pusat `Aisyiyah mengambil tema Tanwir kali ini “Gerakan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Pilar Kemakmuran Bangsa”. Menurut Siti Noordjannah Djohantini selaku ketua PP `Aisyiyah tema ini diambil karena dianggap urgent. “Sangat miris melihat garis kemiskinan di negara kita ini, melalui data yang kita miliki banyak saudara kita yang miskin karena masih adanya kesenjangan sosial dan ekonomi”.

Dengan datangnya empat menteri dalam acara Tanwir itu menunjukkan keseriusan `Aisyiyah dalam membangun kerjasama dengan pemerintah. “Dalam Tanwir kami ingin mensinergikan antara `Aisyiyah dengan pemerintah,” ujar Ketua PP `Aisyiyah, Noordjannah menambahkan tujuan kerjasamanya untuk menguatkan perempuan dari sisi ekonomi.

“Perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan ekonomi. Karena sejak menikah perempuan terlatih untuk mampu menyelesaikan permasalahan perekonomian keluarga,” tambah Noor.

Acara yang akan dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla diharapkan bisa mengimplementasikan dakwah `Aisyiyah, sebagaimana pokok- pokok pikiran `Aisyiyah dan sekaligus menjawab tantangan global dan nasional terkait dengan problem- problem perekonomian yang dihadapi bangsa, termasuk dihadapi oleh perempuan.