Pos

Lsp Unisa

Universitas `Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta selangkah lebih dekat untuk mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Proses asesmen penuh dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah dilaksanakan di Hall Baroroh Baried pada Jumat (17/1/2025). Asesmen ini merupakan tahapan krusial bagi Unisa untuk mendapatkan lisensi resmi sebagai LSP.

BNSP menugaskan Prasetyo sebagai asesor yang bertugas melaksanakan pengkajian dan penilaian uji kompetensi secara objektif di Unisa Yogyakarta. Kehadiran asesor BNSP ini menandai komitmen kuat dari Unisa untuk meningkatkan mutu lulusannya melalui sertifikasi kompetensi yang diakui secara nasional.

Wakil Rektor IV Unisa Yogyakarta, M. Ali Imron, M.Fis., dalam sambutannya menekankan pentingnya sertifikasi sebagai bukti kompetensi seseorang dalam menjalankan profesinya. “Sertifikasi merupakan bukti penting bahwa seseorang kompeten dan layak bekerja di bidang profesinya. Kami berharap proses asesmen ini berjalan lancar dan Unisa dapat meraih rekomendasi pendirian LSP dengan empat skema yang telah diajukan. Dengan demikian, kami dapat mengembangkan lebih banyak lagi skema sertifikasi di masa mendatang,” ujar Imron.

Pengajuan empat skema sertifikasi ini menunjukkan keseriusan Unisa dalam mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan berdaya saing tinggi. Pendirian LSP di lingkungan kampus diharapkan dapat memfasilitasi mahasiswa dan lulusan UNISA untuk memperoleh sertifikasi kompetensi yang relevan dengan bidang keilmuan mereka.

Prasetyo, asesor dari BNSP, menjelaskan bahwa tugasnya adalah membantu BNSP dalam memberikan lisensi kepada lembaga yang mengajukan pendirian LSP. “Pendirian lembaga sertifikasi ini akan sangat membantu mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan kompeten. Dengan sertifikasi kompetensi, lulusan tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga bukti pengakuan atas kemampuan mereka. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan pihak industri atau perusahaan yang akan mempekerjakan mereka,” tutur Prasetyo.

Proses asesmen penuh dari BNSP ini merupakan tonggak penting bagi UNISA Yogyakarta dalam mewujudkan visinya sebagai perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan unggul dan berdaya saing. Diharapkan, pendirian LSP di UNISA dapat segera terealisasi dan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.

Fisio Smart

Program Studi Fisioterapi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta baru saja menyelesaikan program magang yang berdampak signifikan bagi masyarakat di Puskesmas Sanden, Bantul. Program magang yang berlangsung selama lima minggu ini melibatkan mahasiswa semester 7 dan fokus pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan fisioterapi yang inovatif. Penarikan mahasiswa magang dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025, menandai keberhasilan kolaborasi antara Unisa Yogyakarta, Puskesmas Sanden, dan masyarakat sekitar.

Fisio SMART: Inovasi Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Fisioterapi

Program magang ini melahirkan sebuah branding inovatif bernama Fisio SMART (Fisioterapi Melalui Strategi Pemberdayaan Masyarakat). Branding ini mewakili komitmen kuat mahasiswa dan tenaga pendidik Unisa Yogyakarta dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui kolaborasi dan pemberdayaan yang berkelanjutan. Fisio SMART menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup mereka.

Selama masa magang, mahasiswa Fisioterapi Unisa bekerjasama erat dengan berbagai pihak, termasuk kader juru pemantau stroke dari masyarakat, dokter, dan fisioterapis Puskesmas Sanden. Kolaborasi lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan program. Fokus kegiatan utama adalah pemantauan dan penanganan kondisi kesehatan yang umum di masyarakat, seperti stroke, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, mahasiswa juga aktif terlibat dalam kegiatan komunitas pemberdayaan, dengan sasaran utama lansia dan anak-anak penyandang disabilitas.

Kegiatan magang ini mendapatkan bimbingan langsung dari dua fisioterapis profesional dari Puskesmas Sanden, yaitu Novika Kurniawati dan Maryati. Kehadiran dan bimbingan mereka memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai standar profesional dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat. Pendekatan kolaboratif yang diterapkan terbukti efektif dalam menciptakan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Sanden.

Bani salah satu mahasiswa peserta magang mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan pembelajaran yang sangat berharga. Mereka tidak hanya belajar secara teknis mengenai fisioterapi, tetapi juga memahami pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam konteks komunitas fisioterapi.

“Kami belajar bagaimana melibatkan masyarakat secara aktif dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka,” ujarnya.

Ketua Program Studi Fisioterapi Unisa Yogyakarta, Hilmi Zadah Faidullah, S.St., M.Si., menyampaikan harapannya agar program magang ini dapat menjadi inspirasi dan model bagi wilayah lain.

“Kami berharap Program Studi Fisioterapi Unisa dapat terus berkontribusi dalam peningkatan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, tidak hanya di Sanden, tetapi juga di seluruh provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” kata Hilmi.

Berakhirnya program magang ini diharapkan menjadi awal dari penerapan model Fisio SMART di berbagai wilayah. Model ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara fisioterapi dan pemberdayaan masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang lebih sehat dan mandiri. Program ini membuktikan bahwa kolaborasi antara institusi pendidikan, fasilitas kesehatan, dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan bersama.

Kehumasan

Founder & CEO Humas Indonesia, Asmono Wikan menyebut peran humas di lembaga pendidikan, seperti Perguruan Tinggi menjadi bagian penting. Humas menjadi investasi jangka panjang yang dapat dirasakan manfaatnya kedepan.

Asmono Wikan menilai peran humas sebagai komunikator di sebuah organisasi bisa dilihat manfaatnya dalam jangka panjang. Ia menyebut saat ini mungkin masih banyak yang menilai peran humas kurang terlihat.

“Konon dinilai baru bekerja saat krisis, enggak juga. Padahal sebelum krisis itu juga menemukan metode apa, membangun benteng pertahanan yang kokoh,” ungkap Asmono Wikan, saat audiensi di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Kamis (16/1/2025).

Pria yang juga Founder MAW Talk itu mengatakan pihaknya berupaya bersinergi dengan Perguruan Tinggi untuk memperkuat peran humas. “Kami juga membuka kemungkinan kolaborasi, dengan Unisa Yogyakarta, dengan Muhammadiyah, maupun sistem pendidikan,” ungkap Asmono Wikan.

Wakil Rektor IV Bidang Kerja sama dan Internasional Unisa Yogyakarta, Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., berpandangan sama, bahwa peran kehumasan sangat penting. Ia juga mengatakan peran humas ini tidak dirasakan secara instan. “Kehumasan sangat penting. Dampak yang dirasakan tidak instan memang,” ujar Imron.

Imron juga menilai saat ini mungkin masih ada yang melihat humas bukan sebagai investasi. Pandangan tersebut semestinya diubah, dan melihat peran kehumasan sebagai sebuah investasi.

Ia mencontohkan kampus memiliki berbagai fasilitas, teknologi, laboraturium yang bagus, tapi ketika tidak ada peran kehumasan untuk membranding dengan baik ke luar, hal tersebut menjadi kurang. “Itu gak bermakna kalau kehumasan gak bisa mengenalkan itu semua,” ujar Imron.

Imron juga menyambut baik peluang kerja sama yang diinisiasi MAW Talk, Humas Indonesia. Ia berharap praktik baik yang telah diterapkan di Unisa Yogyakarta juga menjadi contoh.

Makan Bergizi

Dosen Program Studi Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Agung Nugroho, AMG., MPH., menyebut ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam Program Makan Bergizi Gratis. Mulai dari penyajian menu, hingga antisipasi potensi keracunan.

Agung menyebut salah satu yang harus diwaspadai adalah potensi keracunan dan penanganannya. “Makanan itu kalau sekali keracunan ya 3.000 (jumlah porsi menu yang dibuat setiap Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi/ SPPG). Saya belum lihat semoga gak ada kasus keracunan. Itu dalam konteks kesehatan kalau KLB penanganan gimana,” ujar Agung, Rabu (15/1/2025).

Hal lain yang menjadi perhatian Agung adalah ketersediaan bahan baku untuk membuat menu makanan. Ia menyarankan dalam satu daerah tidak membuat menu yang sama dalam waktu berbarengan. Strategi tersebut untuk menghindari kelangkaan atau kekurangan bahan baku tertentu.

“Misal satu dapur 3.000 kebutuhan telur, dikali beberapa lokasi dalam satu daerah, kalau bareng bisa terjadi kelangkaan telur beneran ini. Itu manajemen bahan pangan harus bagus itu,” ungkap Agung yang juga ketua Prodi Unisa Yogyakarta. 

Saat disinggung dengan anggaran Rp10.000 per porsi apakah bisa memenuhi kebutuhan gizi, Agung menyebut bisa. Meski begitu, ia juga mengatakan harus melihat daerah pelaksanaan. Pasalnya beberapa daerah harga untuk bahan baku cukup mahal.

“Mungkin kalau Maluku atau Papua kalau memenuhi Rp10.000 susah, karena harga bahan pangan mereka sudah tinggi, tapi itu kan bukan patokan mati. Range terendah Rp10.000 sampai bisa Rp15.000 biasanya. Sangat gak mungkin kalau semua Rp10.000,” kata Agung.

Agung menjelaskan setiap menu sudah dipertimbangkan standar gizinya. Untuk menentukan menu tersebut juga menurut Agung sudah ada ahli gizi dengan panduannya. “Itu ada perhitungannya sudahan,” ungkap Agung.

Menurut Agung yang jadi tantangan adalah menyesuaikan rasa makanan dengan selera ribuan orang yang menerima program makan bergizi gratis itu. Untuk mengakomodir selera secara umum, menurut Agung bisa dilihat dari sisa makanan.

“Misal satu menu itu banyak tersisa harus diganti, dievaluasi, karena itu ada protapnya. Tingkat kesukaannya, sisa makanan itu harus dicatat, mana paling disukai, mana yang enggak,” ujar Agung. 

Dampak Makan Bergizi Gratis

Agung menyebut program Makan Bergizi Gratis harus dilihat sebagai sebuah investasi. Oleh karena itu, dampak dari program ini tidak bisa dilihat dalam waktu dekat. Ia memberi gambaran negara maju saat ini yang menerapkan program serupa sudah sejak lama.

“Kita harus berpikirnya investasi. Istilahnya menanam pohon sekarang gak mungkin dapat hasilnya sekarang juga, menanam kan pasti jangka panjang. Apalagi ini konteksnya Sumber Daya Manusia,” ungkap Agung.

Dampak positif dari program ini menurut Agung juga tidak hanya dari segi peningkatan kualitas SDM. Namun, ada dampak lain yang bisa dirasakan, contohnya ekonomi. Melalui program ini bisa menggandeng masyarakat lokal dalam pemenuhan kebutuhan olahan makanan. 

“Konsepnya pemberdayaan masyarakat. Misal di dekat dapur itu ada lahan yang bisa untuk pemberdayaan masyarakat petani. Bisa diberdayakan untuk memenuhi bahan pangan. Kalau di perkotaan sebetulnya bisa menumbuhkan urban farming,” ucap Agung.

Selain itu, dalam program Makan Bergizi Gratis ini bisa diselipkan edukasi. Mulai dari membiasakan anak berdoa sebelum makan, kemudian bisa diajarkan mencuci alat makan setelah makan. 

“Kemudian misal ada sisa lauk tiga, tidak dibuang, ditawarkan ke teman-teman yang mau lima ternyata. Kan anak harus memecahkan masalah itu. Daging tiga yang mau lima anak, itu kan edukasi, problem solving,” kata Agung.

Tawarkan Beasiswa

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan berkualitas dengan berpartisipasi dalam Indonesia Education & Career Festival (IECA)   2025. Acara yang berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 13 – 17 Januari 2025 di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini merupakan pameran pendidikan bergengsi yang diselenggarakan oleh Dinas Provinsi NTB bersama Garasi Event.

Pameran ini diawali dengan sesi sosialisasi bersama Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) se-Mataram dan Lombok Raya. Dalam kesempatan ini, Unisa Yogyakarta memperkenalkan berbagai program unggulannya, termasuk tawaran beasiswa menarik yang diharapkan dapat meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi siswa-siswi dari wilayah NTB, khususnya Mataram dan Lombok.

“Kami berharap semakin banyak siswa dari NTB, terutama dari Mataram dan Lombok, yang dapat bergabung dengan Unisa Yogyakarta. Melalui program unggulan dan beasiswa yang kami tawarkan, kami ingin memberikan kesempatan lebih luas kepada generasi muda untuk meraih pendidikan berkualitas,” ujar Kaprodi Bioteknologi Unisa Yogyakarta, Arif Bimantara dalam pemaparannya kepada MGBK.

Selain sosialisasi dengan guru BK, rangkaian kegiatan IECA Fest 2025 juga diisi dengan pameran pendidikan yang diadakan di beberapa sekolah di sekitar Mataram dan Lombok Raya. Hal ini memberikan peluang bagi siswa untuk mendapatkan informasi langsung terkait pilihan program studi, fasilitas, dan berbagai keunggulan lain yang dimiliki Unisa Yogyakarta.

Sebagai universitas yang terus berinovasi, Unisa Yogyakarta berkomitmen untuk menjadi tempat terbaik dalam pengembangan potensi mahasiswa. Dengan keikutsertaan dalam IECA Fest 2025, Unisa Yogyakarta semakin memperluas jangkauan misinya untuk mendukung terciptanya generasi muda yang inovatif, berprestasi, dan berdedikasi tinggi.