STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mendelegasikan 4 orang mahasisnya untuk mengikuti kegiatan Summer Program di Tokushima University japan.

‘’Merupakan suatu kebanggaan bisa masuk STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY), karena saya ingin menjadi perawat yang islami. Di SAY saya berharap mendapatkan ilmu terkait dengan kesehatan dan landasan agama islam yang baik’’. Demikian yang disampaikan Muhammad Alif, mahasiswa baru SAY yang berasal dari Manokwari Papua saat pembukaan Masa Taaruf Mahasiswa baru (Mataf), di gedung baru SAY, Kamis (3/9).

Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Prof. Siti Muslimah Widyastuti, dalam sambutanya didepan mahasiswa baru mengatakan bahwa pola belajar di SMA dan perguruan tinggi berbeda. Dibutuhkan pendewasaan dan manajemen waktu yang baik. Tingkah laku mahasiswa SAY harus mencerminkan sebagai seorang kader Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, karena hal itu yang menjadi pembeda dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain. ‘’Dalam perkuliahan akan diberikan materi tentang agama islam dan kemuhammadiyahan’’, tuturnya.

Sementara itu Ketua SAY, Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat menjelaskan bahwa telah bergabung bersama SAY sejumlah 943 mahasiswa baru dari 32 propinsi di Indonesia dan 1 mahasiswa asing dari Timor Leste. Para mahasiswa baru ini adalah orang pilihan yang sudah terseleksi dari kurang lebih 2000 pendaftar.

Lebih lanjut Warsiti berpesan kepada mahasiswa baru untuk menggunakan kesempatan belajar di SAY dengan sebaik-baiknya. Karena SAY bearada di Yogyakarta yang sudah terkenal menjadi kota pelajar dan SAYsebagai salah satu amal usaha pendidikan dibawah naungan langsung PP ‘Aisyiyah. ‘’Syukuri nikmat yang luar biasa ini’’, tuturnya di akhir sambutan.

Sebagai upaya menuju STIKES Terbaik di Indonesia 2016 diperlukan komitmen seluruh civitas akademika STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY). Salah satunya komitmen ber Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Apalah gunanya bila suatu kampus Aisyiyah berkembang pesat secara fisik bila nila Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah pudar. Hal tersebut dikemukakan oleh Ir. Ahmad Syauqi Soeratno,MM,saat pengajian jelang kegiatan belajar mengajar di kampus terpadu SAY, Selasa(1/9).

Lebih lanjut Syauqi menjelaskan tugas para dosen SAY adalah membina orang dalam hal ini mahasiswa agar memiliki jati diri sehingga bisa melayani dengan baik. Mendidik tenaga kesehatan tidaklah mudah, perlu peneguhan nilai-nilai Kemuhammadiyahan disamping ilmu kesehatan itu sendiri. ‘’Binalah diri sendiri untuk memiliki sense ownership terhadap Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah’’, tuturnya.

Tantangan menjadi universitas tidak mudah, perlu pengembangan manajemen sumber daya dan organisasi. Selain itu budaya survey hendaknya dilakukan secara periodic untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap SAY. Pengajian ini diikuti oleh seluruh dosen dan karyawan SAY. Melalui kajian ini diharapkan para pegawai memiliki komitmen untuk membawa SAY menjadi STIKES yang terbaik.

Pengajian ini diikuti oleh seluruh dosen dan karyawan SAY. Melalui kajian ini diharapkan para pegawai memiliki komitmen untuk membawa SAY menjadi STIKES yang terbaik.