Dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) mengadakan kegiatan yang bertajuk pengenalan lingkungan melalui jelajah kampung dan penyuluhan juru pemantau jentik (JUMANTIK), yang diselenggrakan di RW 01 kampung Giwangan, Minggu (25/8).

Kegiatan yang diselenggarakan di RW 01 kampung giwangan kelurahan Giwangan, kecamatan Umbulharjo, diikuti oleh puluhan peserta dimulai dari tingkat pendidikan sekolah dasar hingga menengah pertama, merupakan program kerja dari kelompok KKN 42 yang beranggotakan Fanny Muchtazim, Ella antika, Destama Adiliani Putri, Cantiqa Harisma Putri, Ganda Nurmitasari, Wisnu Sujarwo, Mala Malantika, Dyah Ayu  Kartika Sari, Rizkiyah, dan Tacika Akiko Nawanglupi Anisa.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak agar lebih mengenali dan peduli terhadap kebersihan  lingkungan sekitar, baik dirumah maupun diluar lingkungan rumah.

Menurut Teguh Joko Rudatin, S.Pd.T yang merupakan ketua kampung ramah anak, menuturkan bahwa kegiatan ini bernilai positif khususnya bagi anak-anak, dimana dapat meningkatkan kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar, sehingga anak-anak dapat  menjaga kebersihan dimulai dari sedini mungkin.

“melalui salah satu kegiatan yang telah terlaksana di kampung ramah anak ini, kami termotivasi untuk terus mengembangkan kampung ramah anak yang menjadikan anak lebih peduli terhadap lingkungan dan tercipta kampung yang nyaman dan sehat”, ucapnya.

Acara dibuka dengan senam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok, setiap anak dibekali satu kantong plastik untuk mengumpulkan sampah yang ada dilingkungan sekitar dengan rute yang melewati beberapa RT diantaranya  RT. 01, RT. 02, RT. 03 dan RT 41. Dalam kegiatan tersebut terbagi kedalam 3 pos, pos pertama bertujuan untuk menyampaikan pengenalan secara umum mengenai jumantik, selanjutnya di pos kedua menyampaikan kepada anak-anak mengenai sampah yang berpotensi memicu timbulnya jentik nyamuk, seperti sampah dari botol plastik yang dibiarkan terbuka, dan di pos terakhir mengenalkan kepada anak-anak mengenai 3M yaitu (Menutup, Menguras, dan mengubur) dalam kegiatan ini mereka dilibatkan secara langsung dengan mempraktekkan  materi yang telah disampaikan. Untuk meningkatkan antusias anak-anak agar mencintai lingkungan sekitar panitia memberikan hadiah kepada setiap anak yang mengumpulkan sampah plastik terbanyak, tidak lupa juga mengedukasi anak-anak untuk dapat membedakan sampah organik dan non organik.

Di akhir kegiatan diberikan pertanyan untuk mengukur pemahaman mereka terkait materi yang telah diberikan. Dalam menjawab pertanyaan anak-anak sangat antusias dan aktif bertanya seputar jumantik yang merupakan pengetahuan baru bagi mereka.

Tiga Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Ketiganya adalah Nor Eka Noviani, S.Gz MPH, Ika Afifah Nugraheni S.P M.Biotech dan Suri Salmiyati S.Kep Ns M.Kes.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, proporsi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 30,8%, balita di Indonesia mengalami stunting, stunting dapat dicegah dengan peningkatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi.

Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan inovasi kebun gizi sistem vertiminaponik guna meningkatkan akses dan ketersediaan pangan, inovasi berupa teknologi pembuatan vertiminaponik. Vertiminaponik terdiri atas dua subsistem utama yakni subsistem hidroponik dan subsistem akuakultur, sistem akuakultur menggunakan kolam warga yang tidak terpakai. Kebutuhan air bagi tanaman berasal dari kolam ikan yang akan mengalir mengikuti sirkulasi secara terus menerus menggunakan pompa akuarium. Teknologi vertiminaponik merupakan gabungan antara teknologi akuakultur dengan teknologi hidroponik dalam satu system untuk mengoptimalkan fungsi air, tanaman akan mendapat pupuk organik secara otomatis yang berasal dari sisa pakan dan kotoran ikan, ikan air tawar memiliki kandungan protein tinggi dan sayuran juga merupakan sumber vitamin dan mineral. Budidaya sistem vertiminaponik juga dapat menambah nilai estetika di pekarangan rumah. Efektivitas produksi ikan dan sayuran dapat lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya secara konvensional pada lahan dengan luas yang sama.

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa Tuksono. Desa Tuksono sendiri merupakan salah satu desa di Kabupaten Kulon Progo yang menjadi lokus intervensi  (lokasi khusus) stunting  tahun 2018 Pihak yang terlibat antara lain  perangkat desa dan warga yang terdiri dari kader posyandu, ibu-ibu PKK serta melibatkan Bapak-bapak yang terampil dalam pembuatan hidroponik. Menurut Zainuri, selaku Kepala Desa Tuksono menyatakan bahwa kegiatan kebun gizi vertiminaponik ini dapat digunakan sebagai kebun percontohan bagi warga.

Tahap pertama kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi dan pembibitan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2019 di Pendopo Desa Tuksono. Pembibitan menggunakan media tanam rockwool serta bibit sayuran seperti pokcoy, selada kriting dan kangkung. Penggunaan rockwool sebagai media tanam yang ramah lingkungan, meminimalkan desinfektan dan mengoptimalkan peran unsur hara yang ada di kolam. Persemaian dan pembibitan menggunakan media rockwool yang dipotong kecil-kecil ukuran 3×3 cm menggunakan gergaji. Potongan rockwool kemudian diletakkan dalam suatu wadah talenan dan direndam dengan air hingga seluruh bagian rockwool basah. Benih kemudian diletakkan di media semai dan ditunggu hingga bibit tanaman memiliki daun.

Tahap kedua  adalah pemasangan instalasi dengan pipa yang disambung ke dalam kolam lele dan penanaman sayuran di dalam pipa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2019 di salah satu rumah warga yang memiliki kolam lele. Bibit sayuran telah berusia 16 hari dan siap di tanam. Kegiatan pemsangan instalasi melibatkan 5 warga Desa Tuksono yang terlatih dan terampil dan ibu kader posyandu. Pemasangan instalai dimulai dari membuat lubang tanam pada pipa ukuran 2,5 inchi dengan jarak lubang 20 cm dan melubangi dengan alat hole saw. Pipa kemudian disambung dengan sambungan pipa ke dalam pompa akuarium dengan daya dorong 2 meter ke dalam kolam lele. Air dari kolam lele (akuakultur)  akan berputar ke dalam sistem hidroponik dengan system NFT (Nutrient Film Technique). Air dari kolam merupakan pengganti dari nutrisi untuk hidroponik. Ikan yang dipelihara adalah air tawar yang tidak membutuhkan kesediaan oksigen dalam air tinggi.

Pemberdayaan warga melalui kebun gizi secara berkelanjutan untuk pencegahan dan penanganan stunting. Pada tahap pemanenan nanti, hasil dari lele dan sayur akan dijual untuk keberlangsungan program dan sebagian lagi diolah menjadi PMT bagi anak stunting. Kader posyandu dan juga para warga akan dilibatkan dalam perawatan dan keberlangsungan program kebun gizi.