BEM UNISA Yogyakarta Raih Pendanaan Kemdiktisaintek untuk Atasi Stunting di Logandeng

, ,
Raih pendanaan

Kabar membanggakan datang dari lingkungan akademis Yogyakarta. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta berhasil mencatatkan prestasi gemilang dengan lolos sebagai salah satu penerima pendanaan dalam program bergengsi “Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa” Tahun Anggaran 2025.

Program ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Kepastian ini tertuang dalam surat keputusan resmi Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan yang dirilis pada 7 September 2025.

Inovasi yang diusung oleh BEM KM UNISA Yogyakarta adalah program bertajuk “SI-LEMPENG: Sinergi Lele Mandiri dan Pangan Bergizi untuk Pencegahan Stunting di Kalurahan Logandeng”. Program yang diketuai oleh Bdn. Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes., ini dirancang sebagai solusi konkret untuk memberdayakan masyarakat melalui intervensi gizi dan penguatan ketahanan pangan lokal.

Presiden Mahasiswa BEM KM UNISA Yogyakarta, Lukmannul Hakim, menyambut kabar gembira ini dengan penuh syukur dan rasa tanggung jawab. Menurutnya, pencapaian ini adalah bukti kepercayaan Kemdiktisaintek terhadap kapasitas mahasiswa dalam menciptakan perubahan.

“Kelolosan ini bukan sekadar penghargaan, melainkan tanggung jawab besar untuk menghadirkan perubahan nyata di masyarakat. Tim kami akan bekerja kolaboratif dengan warga, pihak kampus, dan mitra lokal untuk memastikan SI-LEMPENG berdampak dalam pencegahan stunting dan peningkatan akses pangan bergizi,” ujar Lukman.

Dukungan penuh juga datang dari pihak kampus. Yekti Satriyandari, yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Kemahasiswaan UNISA Yogyakarta, menegaskan kesiapan institusi untuk mengawal implementasi program.

“Universitas memberikan dukungan penuh, mulai dari pendampingan akademik hingga penyusunan laporan teknis. Kami akan memastikan semua mekanisme pelaporan sesuai ketentuan dan mengedepankan keterlibatan dosen serta masyarakat sebagai bagian integral program,” tegas Yekti.

Keberhasilan ini membuka jalan bagi mahasiswa UNISA Yogyakarta untuk mengaplikasikan ilmu mereka secara langsung. Program SI-LEMPENG diharapkan tidak hanya efektif menekan angka stunting di Logandeng, tetapi juga menjadi model kolaborasi inspiratif antara kampus dan komunitas yang bisa direplikasi di daerah lain.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *