Pmb

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar Kick Off Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun Akademik 2026/2027, di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Unisa Yogyakarta, Sabtu (11/10/2025). 3.000 mahasiswa ditarget bisa masuk Unisa Yogyakarta pada Tahun Akademik 2026/2027, beragam beasiswa pun disiapkan. 

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti mengatakan bahwa kegiatan Kick Off PMB digelar lebih awal sebagai bentuk kesiapan Unisa Yogyakarta menyambut tahun akademik baru dengan semangat baru.  “Kami menargetkan 3.000 mahasiswa baru untuk tahun akademik 2026/2027. Tahun lalu Unisa Yogyakarta berhasil mencapai 2.500 mahasiswa. Jadi kami ingin meningkat sekitar 500 mahasiswa,” ujar Warsiti.

Selain mempersiapkan strategi promosi dan kemitraan dengan sekolah, Unisa Yogyakarta juga memperkuat komitmen sosial melalui berbagai skema beasiswa. “Kami ingin memberi kesempatan belajar bagi siswa berpotensi, terutama yang kurang beruntung secara ekonomi. Mereka bisa belajar dengan semangat merdeka dan berprestasi di Unisa Yogyakarta,” tambah Warsiti.

Kick Off PMB kali ini juga masuk dalam rangkaian Unisa Festival 2025 sebagai bagian dari Milad Unisa Yogyakarta ke-34. Acara dihadiri oleh perwakilan sekolah-sekolah mitra tingkat SMA/SMK, tidak hanya yang ada dibawah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, tetapi juga sejumlah sekolah negeri.

Menurut Warsiti, kegiatan PMB tidak hanya berorientasi penerimaan mahasiswa baru, tetapi juga momentum memperkuat kerja sama dalam bidang pengabdian masyarakat, peningkatan kompetensi guru dan siswa, serta perluasan jejaring pendidikan.

Unisa Yogyakarta juga terus berkomitmen meningkatkan kualitasnya. Terbukti salah satunya, Unisa Yogyakarta telah memperoleh akreditasi Unggul. Kinerja lulusan Unisa Yogyakarta juga telah diakui dalam dunia kerja.

“Kami melihat sendiri bagaimana mahasiswa dan lulusan Unisa Yogyakarta begitu terampil, unggul, dan profesional. Ini merupakan bukti bahwa Unisa Yogyakarta berhasil mencetak lulusan yang berkompeten,” ungkap Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling Daerah Istimewa Yogyakarta (MGBK DIY), Edy Prajaka.

Edy juga mengapresiasi capaian penerimaan mahasiswa Unisa Yogyakarta pada tahun sebelumnya. “Unisa Yogyakarta adalah perguruan tinggi swasta di DIY yang tidak mengalami penurunan jumlah mahasiswanya,” ujar Edy.

Unisa festival

Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta menggelar Unisa Festival, sebagai bagian dari rangkaian Milad ke-34, di Kampus Terpadu Unisa Yogyakarta, Sabtu (11/10/2025) – Minggu (12/10/2025). Salah satu kegiatan dalam Unisa Festival ini yaitu social movement penanaman pohon di sekitar area Masjid Walidah Dahlan Unisa Yogyakarta. 

Aksi penanaman pohon ini salah satu wujud nyata Unisa Yogyakarta mendukung Social Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. “Kita paham betul kondisi saat ini, ancaman terhadap perubahan iklim harus diantisipasi dengan membuat kampus hijau,” ujar Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti.

Warsiti menjelaskan Unisa Festival ini juga merupakan agenda tahunan Unisa Yogyakarta sebagai rangkaian milad. Tema yang diangkat setiap tahunnya sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk tahun ini tema yang diangkat yaitu Culture, Green Healthy.

Melalui tema ini juga mencerminkan harapan agar Unisa Yogyakarta ikut menjaga dan berperan aktif dalam penyelamatan lingkungan, menjaga kelestarian budaya. “Dan harapannya jadi spirit para sivitas agar hidup sehat, baik fisik dan mental,” ungkap Warsiti.

Acara Unisa Festival digelar selama dua hari. Pada hari pertama ini ada International Culture Festival, Kick Off PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru), pop up market, dan berbagai kegiatan lain seperti fashion show dengan bahan daur ulang.

Pada hari kedua akan ada Unisa Charity Fun Run, pemeriksaan kesehatan, donor darah, pemeriksaan psikologi, culture festival yang mana semua Program Studi membuka stand dengan mengangkat kebudayaan dari seluruh Indonesia.

“Untuk culture festival ini harapannya memang bagaimana seluruh sivitas Unisa Yogyakarta terus mengembangkan kreativitasnya, inovasinya. Sekaligus keberagaman ini bukan menjadi penghalang maju, tapi jadi ruang untuk memupuk kebersamaan, menebar nilai kebaikan. Berakar nilai budaya dan tentu dengan nilai Islam Berkemajuan,” ungkap Warsiti.

Selain melibatkan seluruh sivitas Unisa Yogyakarta, kegiatan ini juga menggandeng masyarakat sekitar dan para mitra Unisa Yogyakarta. Unisa Yogyakarta juga menggandeng kelompok disabilitas sebagai wujud inklusif Unisa Yogyakarta.

apd

Buntut dari insiden sejumlah pohon tumbang akibat hujan deras dan angin kencang beberapa hari lalu, Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta langsung bergerak cepat. Para staf lapangan digembleng dalam sosialisasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang benar dan aman.

Kegiatan yang digelar oleh Biro Aset dan Umum (BAU) pada Rabu (8/10/2025) ini menyasar para garda terdepan kampus. Mereka adalah para satpam, petugas cleaning service, hingga juru parkir yang setiap hari berhadapan langsung dengan berbagai risiko di lapangan.

Koordinator K3 dan Keamanan UNISA, Nindha Prabaningrum, S.Ftr., Ftr, M.PH., menegaskan pentingnya kesiapsiagaan. Menurutnya, insiden pohon tumbang menjadi pengingat nyata akan bahaya yang bisa terjadi di lingkungan kerja.

“APD berfungsi sebagai penghalang terakhir yang melindungi tubuh dari bahaya, seperti kejadian beberapa hari lalu saat hujan dan angin menerpa lingkungan kampus UNISA Yogyakarta,” ujar Nindha dalam pemaparannya.

Sosialisasi ini tidak hanya berisi teori. Para peserta diajak untuk praktik langsung cara memakai berbagai jenis APD dengan benar, mulai dari helm pengaman, sarung tangan, hingga sepatu bot. Mereka dipastikan paham cara menggunakan peralatan tersebut secara efektif dalam situasi darurat. Langkah ini diambil UNISA Yogyakarta untuk memastikan keselamatan para pekerjanya dan menciptakan lingkungan kampus yang lebih aman.

Lab riset

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta resmi meluncurkan Laboratorium Riset terpadu pada Rabu (8/10/2025). Fasilitas baru ini digadang-gadang akan menjadi kawah candradimuka bagi para peneliti dan mahasiswa untuk melahirkan inovasi lintas disiplin ilmu.

Laboratorium yang berlokasi di Gedung Siti Bariyah ini menaungi berbagai lab riset spesifik. Mulai dari lab Bioteknologi, Teknologi Informasi, Arsitektur, Fisioterapi, Gizi, hingga laboratorium hewan coba.

Dalam peresmiannya, Kepala UPT Laboratorium UNISA Yogyakarta, Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes., memberikan pesan tegas. Ia berharap fasilitas ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan, tetapi juga mengubah budaya riset di kampus.

“Kami berharap laboratorium ini jadi ruang kolaborasi. Harapannya, hasil riset tidak hanya berhenti di meja publikasi, tetapi bisa hadir nyata di tengah masyarakat,” ujar Dhesi.

Senada dengan itu, Koordinator Riset, Wiwit Probowati, S.Si., M. Biotech., PhD., menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah memotivasi mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam riset berbasis teknologi dan inovasi.

Acara peluncuran ini juga diisi dengan seminar online yang diikuti 130 peserta. Dengan hadirnya laboratorium riset terpadu ini, UNISA Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam pengajaran, tetapi juga dalam penelitian yang berdampak.

Pasutri

Tim dosen Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menemukan fakta mengejutkan saat ‘blusukan’ ke Kecamatan Dukun, Magelang. Saat menjalankan program pencegahan perceraian, terungkap bahwa 80% pasangan suami istri (pasutri) yang menikah di usia muda ternyata belum menamatkan pendidikan SMA.

Fakta ini terungkap saat tim menggelar kegiatan transect walk pada Minggu (14/9) lalu. Ini adalah metode di mana para dosen bersama 20 kader dan 18 pasutri muda berjalan menyusuri desa untuk memetakan langsung masalah sosial yang ada, mulai dari isu ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

Selama penulusuran, mereka menemukan sejumlah masalah krusial yang menjadi pemicu keretakan rumah tangga. Selain tingkat pendidikan yang rendah, banyak warga terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal karena pengelolaan keuangan yang buruk. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perceraian akibat perselingkuhan juga masih ditemukan.

“Temuan ini menjadi dasar kami untuk memberikan solusi yang tepat sasaran,” ujar Dr. Yuli Isnaeni, Ketua Tim PKM UNISA Yogyakarta.

Menindaklanjuti temuan ini, tim PKM UNISA Yogyakarta langsung merekomendasikan para pasutri muda untuk mengikuti program Kejar Paket C. Mereka juga membentuk Komunitas Keluarga Sakinah Berdaya (KKSB) sebagai wadah pendampingan dan penguatan bagi keluarga yang menikah di usia muda.

Program yang didanai Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat memberdayakan para kader untuk menjadi garda terdepan dalam menekan angka perceraian di Kecamatan Dukun.