Lab riset

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta resmi meluncurkan Laboratorium Riset terpadu pada Rabu (8/10/2025). Fasilitas baru ini digadang-gadang akan menjadi kawah candradimuka bagi para peneliti dan mahasiswa untuk melahirkan inovasi lintas disiplin ilmu.

Laboratorium yang berlokasi di Gedung Siti Bariyah ini menaungi berbagai lab riset spesifik. Mulai dari lab Bioteknologi, Teknologi Informasi, Arsitektur, Fisioterapi, Gizi, hingga laboratorium hewan coba.

Dalam peresmiannya, Kepala UPT Laboratorium UNISA Yogyakarta, Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes., memberikan pesan tegas. Ia berharap fasilitas ini tidak hanya menjadi simbol kemajuan, tetapi juga mengubah budaya riset di kampus.

“Kami berharap laboratorium ini jadi ruang kolaborasi. Harapannya, hasil riset tidak hanya berhenti di meja publikasi, tetapi bisa hadir nyata di tengah masyarakat,” ujar Dhesi.

Senada dengan itu, Koordinator Riset, Wiwit Probowati, S.Si., M. Biotech., PhD., menambahkan bahwa tujuan utamanya adalah memotivasi mahasiswa untuk aktif berpartisipasi dalam riset berbasis teknologi dan inovasi.

Acara peluncuran ini juga diisi dengan seminar online yang diikuti 130 peserta. Dengan hadirnya laboratorium riset terpadu ini, UNISA Yogyakarta menegaskan komitmennya untuk menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam pengajaran, tetapi juga dalam penelitian yang berdampak.

Pasutri

Tim dosen Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menemukan fakta mengejutkan saat ‘blusukan’ ke Kecamatan Dukun, Magelang. Saat menjalankan program pencegahan perceraian, terungkap bahwa 80% pasangan suami istri (pasutri) yang menikah di usia muda ternyata belum menamatkan pendidikan SMA.

Fakta ini terungkap saat tim menggelar kegiatan transect walk pada Minggu (14/9) lalu. Ini adalah metode di mana para dosen bersama 20 kader dan 18 pasutri muda berjalan menyusuri desa untuk memetakan langsung masalah sosial yang ada, mulai dari isu ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

Selama penulusuran, mereka menemukan sejumlah masalah krusial yang menjadi pemicu keretakan rumah tangga. Selain tingkat pendidikan yang rendah, banyak warga terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal karena pengelolaan keuangan yang buruk. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan perceraian akibat perselingkuhan juga masih ditemukan.

“Temuan ini menjadi dasar kami untuk memberikan solusi yang tepat sasaran,” ujar Dr. Yuli Isnaeni, Ketua Tim PKM UNISA Yogyakarta.

Menindaklanjuti temuan ini, tim PKM UNISA Yogyakarta langsung merekomendasikan para pasutri muda untuk mengikuti program Kejar Paket C. Mereka juga membentuk Komunitas Keluarga Sakinah Berdaya (KKSB) sebagai wadah pendampingan dan penguatan bagi keluarga yang menikah di usia muda.

Program yang didanai Kemendiktisaintek ini diharapkan dapat memberdayakan para kader untuk menjadi garda terdepan dalam menekan angka perceraian di Kecamatan Dukun.

Makan bergizi gratis

Ribuan siswa di Kapanewon Kasihan, Bantul, bakal segera menikmati program makan bergizi gratis. Hal ini menyusul langkah Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Kasihan yang turun tangan mendukung program pemerintah, dengan menggandeng Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta sebagai mitra utama.

Makan Bergizi Gratis di Bantul

Dalam sosialisasi yang digelar di Masjid Husnul Khotimah, Kasihan, Senin (29/9) lalu, terungkap bahwa program ini akan menyasar 4.014 anak. Sasarannya pun luas, mulai dari siswa PAUD dan TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) hingga siswa SD, SMP, dan SMA, baik dari sekolah Muhammadiyah maupun negeri.

Wakil Rektor II UNISA Yogyakarta, Dr. Yuli Isnaeni, menyatakan bahwa UNISA mendapat mandat langsung dari Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah untuk membantu realisasi program ini. Menurutnya, ini bukan sekadar program sosial, melainkan bagian dari dakwah.

“Kegiatan pemberian makanan bergizi gratis ini merupakan bagian dari da’wah ‘Aisyiyah,” ujar Yuli.

Untuk menyukseskan program masif ini, saat ini tengah disiapkan sebuah dapur pusat atau Satuan Penanganan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dijalankan oleh para relawan.

Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dr. Siti Noordjannah Djohantini, yang hadir sebagai pembicara kunci menegaskan bahwa tujuan ‘Aisyiyah bukanlah mencari keuntungan. “‘Aisyiyah dalam mendorong program ini bukan bertujuan untuk mencari untung, tapi justru turut menyumbangkan materi maupun tenaga untuk berjuang memberikan makanan bergizi bagi anak-anak,” tegasnya. Tujuannya satu, yakni turut mencerdaskan generasi penerus bangsa melalui gizi yang baik.

Penjara

Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memboyong layanan posyandu ke penjara, yakni ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sleman. Sasarannya adalah para warga binaan lanjut usia (lansia).

Kegiatan yang digelar pada Jumat (5/9/2025) ini bukan sekadar posyandu biasa. Selain pemeriksaan kesehatan dasar seperti pemeriksaan tensi dan berat badan, para napi lansia juga diajak untuk mengikuti “Senam Gembira” bersama para siswa.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNISA Yogyakarta sengaja merancang kegiatan ini untuk memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus aktivitas fisik yang menyenangkan. Suasana pun tampak semarak saat para lansia mengikuti gerakan senam sederhana yang dirilis musik.

Penanggung jawab program, Putri Na’ima Adawiyah Rahmatullah, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas hidup para lansia di dalam lapas.

“Melalui Posyandu dan senam sehat, kami ingin menghadirkan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus kegiatan fisik yang menyenangkan. Harapannya, para lansia merasa lebih sehat, sehat, dan bersemangat,” ujar Putri.

Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari petugas lapas dan tenaga kesehatan setempat. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan Posyandu Lansia sebagai agenda rutin untuk memastikan warga binaan lansia tetap terjaga kebugaran dan kesehatannya.

Sarjana keren

Fasilitas ‘SARJANA KEREN’ di Lapas Kelas IIB Sleman yang tadinya kurang termanfaatkan, kini disulap menjadi pusat terapi inovatif oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sasarannya adalah para warga binaan lanjut usia (lansia) agar kualitas hidupnya meningkat, Kamis (04/09/2025).

‘SARJANA KEREN’ sendiri merupakan singkatan dari Sarana Jalan Kelompok Rentan, sebuah area khusus di dalam lapas. Melihat fasilitas ini belum terpakai secara optimal, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNISA Yogyakarta turun tangan dengan ide cemerlang.

Mereka menerapkan metode Cognitive Motor Dual Task (CMDT) yang dikemas dalam bentuk Exercise Game Therapy (EGT). Sederhananya, para lansia diajak melakukan latihan fisik sambil diberi stimulasi otak, seperti berjalan sambil menghitung atau menjawab pertanyaan ringan, semuanya dalam format permainan yang seru.

Dosen Pembimbing tim, Hilmi Zadah Faidullah M.Sc. PhD (PT), menjelaskan bahwa kunci dari program ini adalah pemanfaatan sarana yang sudah ada secara kreatif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sarana sederhana bisa memberi dampak besar jika dimanfaatkan dengan metode yang tepat. Warga binaan lansia tidak hanya bergerak, tetapi juga melatih otak dan berinteraksi,” ujar Hilmi.

Hasilnya terbukti positif. Setelah program berjalan dua bulan, para lansia mengaku merasa lebih segar, tidak jenuh, dan lebih termotivasi. Inovasi mahasiswa ini berhasil mengubah sarana yang ‘nganggur’ menjadi sumber kebugaran dan kebahagiaan bagi para napi lansia.