Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa Prodi DIV Bidan Pendidik dan menjadi salah satu bagian dari modul kegawatdaruratan obstetrik dan neonatus, Program Studi Kebidanan DIV STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) menggelar pelatihan resusitasi dan KMC bagi mahasiswa, Kamis (8/1).

Menurut Ketua Program Studi Kebidanan D IV, Dewi Rokhanawati., M.Ph Keberadaan bidan dimasyarakat maupun klinik sering memenuhi permasalahan seperti permasalahan kegawatdaruratan pada neonatus. Kebanyakan bayi lahir dalam keadaan bugar, sekitar 10% yang membutuhkan bantuan untuk memulai pernafasan danhanya 1 % yang membutuhkan tindakan resusitasi secara lengkap. Walaupun hanya 1 % yang membutuhkan tindakan resusitasi secara lengkap, akan tetapi kalau kasus ini terjadi dan tidak terdapat tenaga yang trampil dalam penatalaksanaan tersebut, kematian bayi tidak dapat dihindari. Bidan merupakan salah satu pelaku yang paling dekat dengan kasus-kasus tersebut. Untuk itu perlu adanya pembekalan yang lebih intensif atau pendekatannya dalam bentuk pelatihan sehingga harapannya apabila mahasiswa ini nanti telah lulus mampu untuk melakukan penatalaksanaan pada kegawatdaruratan neonatus.

Pelatihan yang diikuti oleh 343 mahasiswa ini dibagi menjadi beberapa gelombang dan di pandu oleh Tim Resusitasi RSU PKU Muhammadiyah dan Dosen Prodi DIV Bidan Pendidik SAY.

SAY mengadakan program menarik untuk mendukung Seleksi Calon Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB SAY) yaitu “Mudik Promosi 2015” yang diperuntukan bagi seluruh Mahasiswa SAY.

Menurut Koordinator Kerjasama Internasional dan Humas (KKIH), Indriani, M.Sc., mudik promosi merupakan salah satu strategi PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) yang diselenggarakan untuk memfasilitasi seluruh Mahasiswa SAY, komunitas serta group-group kedaerahan Mahasiswa yang berencana untuk melakukan kegiatan promosi dan sosialisasi tentang kampus SAY di SMA/SMK/MA di daerahnya masing-masing.

Kegiatan promosi ini meliputi Sosialisasi, Roadshow, Edufair, dan try out.Tujuannya adalah memperkenalkan SAY ke khalayak umum dan memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat luas khususnya siswa SMA tentang keunggulan SAY. Informasi tersebut antara lain tentang status akreditasi Intstitusi/ Program studi (Prodi), Sertifikasi ISO yg sudah diraih, program studi, fasilitas kampus, pengelola dan beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu dan juga berprestasi. Dan yang paling penting adalah menginformasikan tentang tempat dan waktu pendaftaran yang bisa dilakukan disekolah masing-masing (dengan persyaratan tertentu).

“Diikutsertakannya mahasiswa dalam tim promo ini, yaitu untuk mempermudah menjalin komunikasi dengan calon mahasiswa karena gap usia tidak begitu jauh sehingga diharapkan komunikasi lebih efektif,”jelas Indri.

Guna membangkitkan rasa cinta terhadap budaya bangsa, untuk mendidik mahasiswa dan seluruh civitas akademika tentang budaya Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, bahkan juga yang berasal dari negara-negara lain tentang lokasi geografis mereka, masyarakat, agama, budaya, dan tradisi, Unit Kerjasama Internasional dan Humas (KUIH) STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta (SAY) akan menggelar Edu Culture Fest 2015(ECF 2015).

Kegiatan yang akan digelar pada 22 Februari 2015 ini juga mengundang kelompok siswa SMU perwakilan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengikuti berbagai lomba. Kesempatan yang sangat baik untuk mahasiswa-mahasiswa multikultur untuk mengenal lebih jauh lagi dan mempromosikan kebudayaan dan acara mereka ke seluruh warga masyarakat.

Koordinator KUIH SAY, Indriani, M.Sc mengatakan bahwa event ini merupakan harapan kami untuk menciptakan kesempatan bagi siswa untuk datang bersama-sama untuk merayakan dan berbagi warisan budaya mereka yang kaya dengan semua masyarakat kampus. Lebih lanjut Indri menjelaskan bahwa ECF 2015 ini juga sebagai wadah untuk menampung kreativitas mahasiswa yang diharapkan mampu menimbulkan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat serta menumbuhkan jiwa enterpreneurship di kalangan mahasiswa.

Festival yang mengangkat tema “United in Diversity” ini akan diikuti seluruh mahasiswa Stikes Aisyiyah Yogyakarta mulai dari mahasiswa semester 1 sampai semester 8. Juga turut mengundang siswa kelas X, XI, XII SMA, dan SMK dari perwakilan SMU di daerah istimewa Yogyakarta dan propinsi di Indonesia. Berbagai lomba untuk siswa SMA antara lain lomba tari, puisi, desain logo, poster edukatif, story telling contest dan karya ilmiah remaja. Sedangkan lomba untuk mahasiswa SAY antara lain lomba kreasi stand budaya nasional dan internasional, lomba tari dan fotografi.

Pendaftaran diperpanjang hingga 14 Februari 2015 dan technical meeting dilaksanakan 20 Februari 2015

Bagi yang berminat segera mendaftar dan unduh formulir di http://www.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/public/agenda/detail/118.

Pelaksanaan audit TOT Nursing Program ini merupakan sarana para tenaga kesehatan khususnya perawat, bidan dan fisioterapis untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam perawatan kesehatan. Hal tersebut dikatakan oleh Wakil Keua Bidang Akademik, Ismarwati., M.Ph., saat membuka kegiatan Audit TOT Nursing Program kerjasama STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dengan Ngee Aan Polytechnic Singapore, Selasa (16/12) lalu.

Kegiatan yang dilaksanakan tgl 16-20 Desember 2014 ini merupakan salah satu bentuk implementasi kerjasama antara amal usaha pendidikan dan kesehatan Muhammadiyah/’Aisyiyah dengan NP Singapore. Peserta audit merupakan peserta TOT yang tergabung dalam term 3 dan 4 yang telah melakukan pelatihan di NP Singapura Juni-Juli 2014. Para peserta TOT terdiri dari beberapa instansi di antaranya STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, RSU PKU Muhammadiyah Bantul, RS PKU Muhammdiyah  Yogyakarta, STIKES Muhammadiyah Gombong, RSU PKU Muhammadiyah Gombong, Universitas Muhammadiyah Semarang dan RSU PKU Muhammadiyah Roemani Semarang.

Diharapkan kerjasama ini dapat terus terjalin guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang ilmu keperawatan dan mendukung visi SAY menjdi STIKES terbaik di Indonesia 2016.

Kemampuan para fisioterapis menggunakan Electrophysical Agents masih perlu ditingkatkan. Stikes Aisyiyah Yogyakarta pun mengadakan pelatihan dengan mendatangkan ahli dari Jepang.

“Fisioterapis selama ini melakukan pemeriksaan hanya berdasarkan pengalaman dari seniornya dan minim ilmu yang mendasarinya. Karena itu, penting untuk meningkatkan keilmuan fisioterapis dalam penggunakan Electrophysical Agent agar proses penanganan pasien dapat mencapai kualitas terbaik,” ujar dosen Fisioterapi Stikes Aisyiyah Yogyakarta Hilmi Zadah Faidlullah, Sabtu (13/12).

Sehingga dengan kemampuan tersebut, fisioterapis dapat melakukan pemeriksaan dan tindakan intervensi fisioterapi proses penanganan pasien yang benar. Demi mencapainya, Stikes Aisyiyah Yogyakarta pun mendatangkan beberapa pembicara ahli dalam pelatihan. Mereka di anta Ah-Cheng Goh Asst Prof (Shinsu University Matsumoto, Jepang) dan Presiden Ikatan Fisioterapi Indonesia M Ali Imron. Para peserta pun bisa mendapatkan ilmu terkait berbagai macam metode penyembuhan untuk menunjang kesehatan. “Dewasa ini peralatan yang sering digunakan dalam praktik penanganan fisioterapi adalah Electrical Stimulation, US (Ultrasonography), MWD (Microwave Diathermy), Motion Analyser atau Electrophysical Agents,” kata Hilmi.

Electrophysical Agents, jelas Hilmi, adalah penggunaan energi elektrofisik dan biofisik dengan tujuan untuk melakukan pemeriksaan serta evaluasi terhadapproses penyembuhan dengan diagnose melalui tes tertentu. (republika)