Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bekerjasama dengan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menggelar Pengajian Ramadlan 1434 H, Minggu (14/7). Bertemakan ”Praksis Islam Nirkekerasan dalam Gerakan Dakwah ‘Aisyiyah” dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai Islam Nirkekerasan dan aktualisasinya dalam dakwah perspektif tarjih dan sosiologi.

Menurut Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta , Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, kegiatan ini juga dalam rangka milad ke 50 th STIKES ‘Aisyiyah. Dan tema ini dalam rangka menuju target MDGS, dimana salah satunya adalah mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Lebih lanjut Warsiti menyampaikan bahwa pada bulan Juli ini STIKES ‘Aisyiyah menerima amanah penugasan pembukaan S2 Kebidanan, dan ini merupakan bukti nyata ‘Aisyiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Dra. Siti Noordjannah, MM., M.Si menegaskan, sesungguhnya selama ini Islam telah memberikan banyak pandangan mengenai perdamaian, yang tentu saja kelembutan adalah bagian dari cara untuk mencapai tujuan. Banyaknya aksi kekerasan dimasyarakat menurut Siti Noordjannah, dimulai dari fisik, psikologis, social, bahkan seksual, telah menjadi keprihatinan ‘Aisyiyah yang selama ini memang concern pada permasalahan – permasalahan tersebut, terutama yang terjadi pada perempuan. “Untuk itu dalam Pengajian Ramadhan ‘Aisyiyah ini kita akan mengupas tuntas landasan Teologis bahwa Islam adalah agama perdamaian, serta memberikan gambaran-gambaran bentuk kekerasan yang ada di sekitar kita,” ungkapnya.

Lebih lanjut menurut Siti Noordjannah, ‘Aisyiyah Selama ini telah secara terus menerus memberikan ciri dakwah yang lembut, ikhlas, dan penuh kerahmatan. “Sudah menjadi strategi dakwah ‘Aisyiyah yang Bil-Hikmah yang berarti nirkekerasan dan memberi kemanfaatan bagi semuanya,” jelasnya. Rencananya Pengajian Ramadhan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah akan berlangsung sampai Senin 15 Juli 2013, dengan menghadirkan berbagai narasumber dari ulama Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, serta kalangan akademisi. Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia hari ini juga dijadwalkan memberikan materinya dalam Pengajian Ramadhan ‘Aisyiyah dengan tema Kebijakan Pemerintah Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindak Kekerasan.

Dalam pengajian ini turut di hadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Linda Gumelar, S.Ip sebagai pembicara kunci.

 

 

STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta mendapat surat penugasan pembukaan prodi baru S2 Kebidanan. Surat ini diserahkan langsung Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso kepada Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, di Kampus Terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jumat(5/7)

Penyerahan di lakukan bersamaan dengan ceramah dan dialog ilmiah dengan tema “Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang unggul di kampus terpadu STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jl. Ring Road Barat Sleman Yogyakarta. Pendidikan S2 diharapkan bisa membuat perguruan tinggi ini lebih dinamis.

Menurut Ketua STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian milad ke-50th STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, yang merupakan upaya untuk mewujudkan konsep pendidikan tinggi yang unggul.

Menurut  Dirjen Dikti, Prof. Djoko Santoso, M.Sc, saat ini di Indonesia ada sekitar 3000 perguruan tinggi. Sebanyak 165 perguruan tinggi di Indonesia adalah dari Muhammadiyah/’Aisyiyah. Hal ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah/’Aisyiyah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak pernah berhenti. Dan dalam perjalanannya STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta diberi surat penugasan pembukaan  prodi baru S2 Kebidanan. Hal ini merupakan suatu prestasi bagi STIKES ‘Aisyiyah sebagi perguruan tinggi swasta pertama  membuka prodi tersebut.

Pada ceramah ilmiah ini, Djoko Santoso menjelaskan mengenai landasan hukum pendidikan tinggi, peraturan perundang-undangan dalam penyelenggaraan pendidikan yang harus dicermati oleh setiap penyelenggara pendidikan.

Dalam rangka memperingati milad STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yang ke 50, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta menggelar Seminar Nasional dengan tema “Membangun Pendidikan Tinggi Kesehatan yang Unggul” di kampus terpadu STIKES ‘Asiyiyah Yogyakarta, (5/7).

Keynote speak seminar ini, Prof.Drs.H.A.Malik Fadjar, M.Sc. yang dalam dialognya beliau mengatakan bahwa Ilmu dan seni itu yang akan menggerakkan potensi. Seseorang yang creative akan dapat menyeimbangkan ilmu dan seni yang ada dalam dirinya. Menyelaraskan seni dan ilmu, membentuk dunia dalam dunianya (pikirannya), dan seperti itu ia akan dapat menjadi unggul dan masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk dapat dikatakan unggul. Untuk mencapai unggul itu tidak ada batas. Start to beginning, siap adalah terpenting untuk memulai sebuah permulaan. Semua yang telah dimulai akan terus berlanjut. Karena disini kita itu bukanlah akan namun kita sudah. Kita semua sudah memiliki segala hal untuk membangun potensi diri kita, tinggal bagaimana cara kita saja untuk mengembangkan segala potensi yang telah kita miliki.

Semua perjuangan yang telah dilalui akan menjadi cermin tentang peneguhan cita-cita yang kita miliki. Banyak orang mengatakan bahwa ia ingin memiliki perguruan tinggi sebanyak 18 buah bahkan lebih, namun apalah gunanya harapan tanpa dibarengi dengan kerja keras dan mengamalkan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai pegangan dan pedoman hidup kita. Ingatlah pesan beliau bahwa kita harus bisa menangkap signal-signal Al-Qur’an dan As-sunnah lalu mengaplikasikannya dalam hidup kita. Dan selanjutnya bersiaplah untuk mengembangkan potensi yang kita punya untuk mencapai rasa teguh terhadap cita-cita yang kita impikan dan akhirnya kita akan menjadi unggul diantara yang lainnya.

Sementara itu ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dra Noordjanah Djohantini, MM., M.Si mengatakan bahwa persyarikatan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam berbagi bidang kehidupan. Salah satunya adalah bidang pendidikan. Harapannya, melalui seminar nasional ini mampu memberikan kontribusi lebih luas dalam bidang pendidikan.

Seminar nasional ini juga menghadirkan pembicara guru besar Universitas Indonesia, Prof . Amal Chalik Sjaaf yang menyampaikan tema kebijakan Pemerintah Bidang Kesehatan Melalui Perguruan Tinggi Kesehatan untuk Menyambut BPJS. Dan Ketua Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah , Prof. DR. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc, menyampiakan tema Kontribusi Pendidikan Tinggi Muhammadiyah/’Aisyiyah Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Indonesia.

 

Sebanyak 9 mahasiswa National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan mengikuti Summer Camps yang kedua kalinya di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta. Pertama adalah tahun 2012 lalu. Selama 10 hari, 5-14 Juli 2013 para peserta Summer Camps diperkenalkan mengenai sistem kesehatan di Indonesia, dan mereka dapat membandingkan dengan sistem kesehatan di Taiwan.

”Para mahasiswa dari NTUNHS ini akan melihat beberapa kasus yang menantang di negara kita khususnya Yogyakarta, terkait dengan kesehatan ibu dan anak, seperti kematian yang tinggi, penyakit menular dan sebagainya. Penyakit tersebut disebabkan oleh kurangnya nutrisi, sanitasi dan kebersihan yang memadai di masyarakat kami. Saya pikir masalah menjadi lebih rumit, sebagai dampak dari ketimpangan dan ketidakseimbangan fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan”, kata Umu Hani, M.Kes, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta dalam sambutannya menerima mahasiswa NTUNHS, di ruang pertemuan (5/7).

Lebih lanjut Umu menjelaskan, dengan adanya Nursing Summer Camps ini, membantu dalam meningkatkan perspektif STIKES ‘Aisyiyah dan jalinan kerjasama lebih global, luas, pluralistik dalam hal bahasa dan budaya pola pikir. Dengan bergabung dalam program ini akan meningkatkan pengetahuan dalam hal aspek keperawatan teoritis dan praktis yang mungkin tidak tersedia di Taiwan. Dan para mahasiswa NTUNHS mungkin menemukan pengalaman baru atau bahkan cara yang berbeda untuk dapat dibagikan dengan teman-teman mahasiswa keperawatan di Taiwan.

”Saya ingin semua orang belajar begitu banyak hal baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, dan juga saya berharap semua peserta menikmati kunjungan di Yogyakarta ini”, tuturnya.

Dalam Summer Camps ini para mahasiswa NTUNHS mengikuti kuliah selama 3 hari dan melakasnakan praktikum di Puskesmas Piyungan dan berkunjung ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah.  Di puskesmas mereka akan belajar/pelatihan mengenai manajemen terpadu balita sakit, sedangkan di rumah sakit mereka akan melakukan observasi terkait dengan asuhan keperawatan. Di samping itu mereka juga melaksanakan cultural trip ke Kraton Yogyakarta, Candi Borobudur dan menyaksikan ballet Ramayana di Candi Prambanan, Pantai Gunungkidul. Mereka juga mengikuti kursus membatik dan karawitan di Rumah Budaya Tembi .

Sementara itu, STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta juga mengirimkan 11 mahasiswa untuk mengikuti overseas youths complementary therapy summer program di National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS) Taiwan ROC, 8-20 Juli 2013. Mereka belajar tentang beberapa jenis terapi kesehatan antara lain akupuntur, relaksasi dengan aromaterapi, culture tour dan visit ke beberapa rumah sakit di taiwan (hospital visit). Mellui kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan dan skill tentang kesehatan untuk menunjang profesinya kelak sebagai bidan dan perawat.

 

.