Dedikasi dan Loyalitas

Dedikasi serta Loyalitas merupakan suatu pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi sebuah keberhasilan disertai kesetiaan di suatu usaha atau tempat demi tujuan mulia.

Dedikasi dan loyalitas tinggi ditunjukkan oleh Sri Rejeki, yang merupakan seorang tenaga kependidikan di Universitas `Aisyiyah Yogyakarta, membidangi bagian perpustakaan dan telah mengabdikan dirinya selama 36 tahun.

Sri Rejeki juga menjadi salah satu saksi sejarah tranformasi Unisa Yogyakarta, dari tahun 1986 ketika masih menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), lalu berubah menjadi Akademi Perawat (Akper) `Aisyiyah, tahun 1998 sempat di konversi menjadi Akademi Bidan (Akbid) `Aisyiyah, akhirnya pada tahun 2003 berkembang menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) `Aisyiyah Yogyakarta, dan di 2016 mendapatkan Surat Keputusan (SK) untuk menjadi Universitas sampai sekarang ini.

Pada acara seremonial pelepasan yang dihadiri seluruh jajaran pimpinan Unisa Yogyakarta beserta kaprodi dan kepala biro, Sri Rejeki berbicara tentang suka dukanya serta hubungan kekeluargaan selama mengabdi 36 tahun di Unisa Yogyakarta. Selain itu Sri Rejeki juga memberikan pesan kepada karyawan Unisa Yogyakarta untuk terus berjuang dan semangat untuk memajukan kampus tercinta.

Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku Rektor Unisa Yogyakarta dalam sambutanya mengatakan bahwa pengabdian selama 36 tahun yang dilakukan oleh Sri Rejeki ini merupakan bagian dari amal ibadah yang dilakukan dengan sungguh sungguh, dan bisa menjadi contoh karyawan yang lain. “Mbak Sri ini sudah ada disini semenjak saya masih menjadi mahasiswa, beliau sudah banyak berkontribusi dalam memajukan Unisa Yogyakarta, dan saya pribadi mengucapkan banyak terimakasih atas dedikasinya selama ini, semoga tali silaturrahim dengan kami tetap terjaga,” ucap Warsiti.

Mahasiswa Unisa

Ali Purnomo Aji mahasiswa program studi Radiologi UNISA Yogyakarta yang berjuang keras untuk menyelesaikan studinya. Kehidupan memaksanya untuk menerima kenyataan bahwa orang tuanya harus berpisah 

Ditengah kondisi itu ia hampir menyerah untuk melanjutkan studinya demi meringankan beban ibunya, tetapi ia sadar bahwa takdir bukanlah sebuah kesalahan, justru kenyataan pahit itu membuat ia bangkit dan yakin untuk kembali memperjuangkan cita- citanya. 

Ali mencoba mencari penghasilan tambahan dengan berjualan baju online. Ali berpikir dengan upayanya tersebut ia dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan ibunya, tetapi ternyata tidak. Keadaan semakin memburuk, ia terpaksa harus menggantungkan biaya hidup kepada ibunya yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Banyuwangi, ibunya pun harus berjuang keras untuk membiayai Ali, dari mengajar, berjualan gorengan, hingga meminjam uang. 

“Pernah saya alami sudah tidak punya uang saku selama hampir dua minggu” tutur Ali.

Kesulitan itu mendorong dirinya untuk bekerja menjadi tukang parkir hingga kuli bangunan, ia kesampingkan semua rasa malunya demi bertahan hidup.

Ketertarikan pada pencak silat

Sejak kelas enam sekolah dasar (SD) Ali sudah tertarik mengikuti olahraga pencak silat, ketertarikannya itu dia lanjutkan hingga jenjang kuliah. Ditengah hambatannya, Ali tetap berprestasi, dan berhasil mendapatkan Juara 3 pencak silat dalam piala rektor seJawa dan Bali. 

Segala rintangan perlahan Ali selesaikan, hingga kini dia berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu dan mendapatkan kesempatan melaksanakan wisuda periode pertama.  Dari Ali kita bisa belajar, Ali mungkin kehilangan masa mudanya, tetapi sejatinya dia sedang dibentuk dan di ajarkan untuk menjadi lebih tangguh.

Pengab bu ika

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan kekurangan gizi pada 1000 hari pertama dari kehidupan anak. Hingga saat ini, permasalahan stunting masih menjadi isu nasional. Indonesia masuk dalam tiga besar negara dengan kejadian stunting tertinggi di Kawasan Asia Tenggara. Kejadian stunting di Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta masih menjadi prioritas utama bagi Pemerintah. Salah satunya di Kalurahan Nogotirto yang berada di Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman memiliki tingkat kejadian stunting yang cukup tinggi. Menyikapi permasalahan tersebut, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) Yogyakarta bekerja sama dengan Posyandu Qolbun Salim mengadakan edukasi dan pelatihan kepada Kader Posyandu dan Ibu balita di Padukuhan Sawahan, Kalurahan Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut dilaksanakan selama 2 hari, yaitu tanggal 6 dan 10 Desember 2022 di Posyandu Qolbun Salim. Pada hari pertama, peserta pengabdian diberikan edukasi mengenai stunting dan pelatihan pembuatan MPASI (Makanan Pendamping ASI). Sedangkan pada hari kedua, kegiatan berfokus pada edukasi dan pelatihan Budikdamber (Budidaya Ikan dan Tanaman Dalam Ember).

Menurut Ika Afifah Nugraheni, S.P., M.Biotech. selaku ketua tim pengabdian masyarakat, pencegahan dan penanganan kejadian stunting harus dilakukan lintas sektor karena stunting merupakan permasalahan kompleks. Sehingga pendekatan yang dilakukan juga harus dari dua sisi yaitu secara langsung seperti intervensi gizi spesifik pada pemberian MPASI maupun secara tidak langsung salah satunya penyediaan pangan keluarga seperti penerapan Budikdamber, tambahnya. Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan dengan anggota tim lainnya yaitu Enny Fitriahadi, S.SiT., M.Kes. yang memiliki kompetensi keilmuan di bidang kebidanan. Kegiatan pengabdian ini didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka Berbasis Kinerja Indikator Kinerja Utama Bagi Perguruan Tinggi Swasta Tahun 2022. Peserta pengabdian masyarakat sangat antusias selama mengikuti rangkaian kegiatan. “Kegiatan edukasi dan pelatihan mengenai stunting sangat dibutuhkan di Posyandu Qolbun Salim karena di Kalurahan Nogotirto sendiri tingkat stunting masih sekitar 31,2%”, ujar Mar’atul Musyarofah, sekretaris Posyandu Qolbun Salim. Mar’atul berharap kegiatan yang telah diberikan oleh tim pengabdian masyarakat dari Unisa Yogyakarta mampu mencegah peningkatan kejadian stunting.

Pengabmas Dosen Unisa Yogya

Dosen Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta beserta mahasiswa dari beberapa prodi diantaranya adalah Prodi Psikologi dan Prodi Fisioterapi meraih Hibah Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka berbasis Kinerja Indikator Kinerja Utama di TK ABA BROSOT II Kulon Progo, Selasa (06/12/22).

Adapun bentuk pengabdian masyarakat ini yaitu, pojok baca yang dimana berupaya untuk meningkatkan minat baca siswa, lalu melakukan tes psikologi dan tumbuh kembang guna mengetahui dan mengedukasi baik kepada siswa, guru dan orang tua.

“Pojok baca ini nantikan akan ditata dengan lebih baik, dengan menyediakan koleksi buku yang layak baca serta beberapa hiasan yang membuat anak-anak semakin tertarik untuk membaca,” jelas Miftahush Shalihah, selaku ketua program.

Annisa Warastri menjelaskan mengenai tes psikologis yang dilakukan, “Tes ini dilakukan secara klasikal tetapi juga dengan instruksi yang jelas dan pengawasan yang baik agar tes berjalan lancar,” jelasnya.

Ummy Aisyah menambahkan “Jika untuk tes tumbuh kembang ini tentu akan sangat bermanfaat bagi orang tua dan siswa itu sendiri, yang dimana orang tua akan lebih paham dan aware pada anaknya. Tumbuh kembang ini juga berkaitan dengan perkembangan psikologis anak, jadi dengan adanya tes psikologis ini, tes tumbuh kembang pun sangat sinkron bila digabungkan,”.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini seluruhnya didanai oleh KEMENDIKBUDRISTEK.

Salmah Orbayinah

Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bekerjasama dengan media Tribun Jogja mengadakan acara Talkshow dalam rangka memperingati hari ibu yang diselenggarakan di Geraimu Gedung Siti Moendjijah, Kamis (22/12).

Ketua Umum Pimpinan Pusat `Aisyiyah Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes dan Wakil Rektor 3 Unisa Yogyakarta Dr. Mufdlilah, S.SiT., M.Sc menjadi narasumber dalam kegiatan Talkshow yang bertemakan Risalah Perempuan, Visi `Aisyiyah Mencerahkan Peradaban Bangsa.

22 Desember diperingati sebagai hari ibu, namun tidak untuk dimaknai sempit sebagaimana peringatan yang dilakukan negara lainnya. Bagi gerakan perempuan Indonesia pada 22 Desember tersebut juga diperingati hari penting yang secara khusus tentang perempuan.

Salmah mengatakan khusus bagi `Aisyiyah, kongres perempuan pertama yang dilaksanakan di Yogyakarta pada tanggal 22 Desember 1928, kongres pertama yang merupakan tonggak dicetuskannya hari ibu di Indonesia sehingga sampai hari ini sudah berumur 94 tahun sejak dilaksanakan kongres tersebut. `Aisyiyah ikut terlibat dalam menyelenggarakan Kongres perempuan.

“Dalam Kongres perempuan pertama pada, Siti Moendjijah sosok kader `Aisyiyah yang menjadi wakil ketua dalam penyelenggaraan kongres perempuan. Dalam pidato pidatonya Siti Moendjijah mengambil tema Derajat Kaum Perempuan,” tuturnya.

Salmah menambahkan “Sebuah pidato yang dilakukan oleh Siti Moendjijah sangat spektakuler saat itu, sehingga momen itu penting untuk dihargai oleh pemerintah sebagai momentum hari ibu secara nasional.”

Selain Siti Moendjijah, `Aisyiyah juga mengirimkan Siti Hayinah dalam kongres perempuan pertama. Siti Moendjijah menyampaikan derajat kaum perempuan sedangkan Siti Hayinah berpidato tentang persatuan perempuan.

Salmah juga menjelaskan kiprah `Aisyiyah sampai hari ini, sudah banyak memberikan kontribusinya antara lain kontribusi di bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang sosial.

“Pada selasa (6/12) lalu PP `Aisyiyah menerima penghargaan dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas dukungan, komitmen, dan partisipasi dalam layanan intervensi spesifik dan sensitif sebagai upaya percepatan penurunan stunting,” ujar Salmah. Sedangkan di bidang pendidikan `Aisyiyah terus berkomitmen mencerdaskan anak bangsa dengan hadirnya Taman kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah menengah pertama (SMP), Sekolah menengah Atas (SMA) hingga perguruan tinggi. Sedangkan di bidang sosial `Aisyiyah mempunyai banyak panti asuhan untuk membantu anak-anak yang terlantar dan kurang mampu.