Dosen Gizi UNISA Yogyakarta Bagikan Tips Cegah Diabetes Melitus

,
Diabetes melitus

Diabetes Melitus, sebuah tantangan kesehatan yang semakin memprihatinkan, kini menunjukkan tren yang mengkhawatirkan dengan peningkatan kasus yang signifikan di kalangan anak muda. Fenomena ini menyoroti perlunya kesadaran akan gaya hidup sehat dan pemahaman mendalam akan risiko kesehatan yang dihadapi oleh generasi masa kini.

Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).

Menurut data terkini, angka kejadian diabetes melitus pada usia muda terus mengalami peningkatan secara global. Tidak lagi hanya menjadi masalah pada usia lanjut, penyakit ini kini merambah ke generasi muda dengan tingkat yang mengkhawatirkan. Faktor-faktor seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta tekanan dari gaya hidup modern menjadi kontributor utama terjadinya diabetes pada usia muda.

Anindhita Syahbi Syagata, S.Gz., MPH selaku dosen program studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta membagikan informasi serta tips untuk mengurangi glukosa yang dapat mengakibatkan Diabetes Melitus.

Tanda kelebihan glukosa atau yang dikenal gula sederhana (1): secara umum, akan terjadi

  • Mood yang mudah berubah

Konsumsi gula sederhana mengganggu pengeluaran pengantar syaraf otak, respon stress, dan juga hormon serotonin. Hormon serotonin selama ini kita kenal sebagai hormone yang mengendalikan emosi dan suasana hati. Jika serotonin terhambat karena konsumsi gula sederhana berlebih, emosi dan suasana hati menjadi tidak baik.

  • Gangguan Rasa Lapar dan Kenyang

Gangguan ini terkait dengan hormone serotonin dan dopamine. Selain hormone emosi dan suasana hati, serotonin juga sebagai pengaturan konsumsi makan, dan dopamine adalah penghambat konsumsi makan berlebih.

  • Kegemukan terutama di perut

Karena kelebihan glukosa yang tidak digunakan, akan disimpan dalam bentuk lemak. Lemak ini dengan mudah menumpuk di lemak visceral atau lemak di antara organ yang melindungi organ seperti perut, jantung, mata, dsb. Sayangnya, konsumsi gula sederhana dapat lebih mudah menumpuk di lemak perut.

Tanda kelebihan glukosa dalam darah (sudah mengarah ke penyakit DM):(2)

  • Mudah haus

Tingginya glukosa dalam darah menyebabkan darah menjadi lebih “pekat” sehingga membutuhkan cairan lebih banyak

  • Banyak Buang Air Kecil

Efek dari sering merasa haus, sehingga minum lebih banyak, dan buang air lebih banyak

  • Mudah Lelah

Lelah ini dikarenakan glukosanya banyak di darah, namun tidak dapat masuk ke sel sehingga tidak dapat diubah menjadi energi

  • Penurunan Berat Badan yang signifikan

Karena glukosa yang dapat dimetabolisme menjadi energi tidak dapat masuk ke sel, sehingga sel mencari energi dari memetabolisme lemak dan otot lebih cepat dan menurunkan berat badan

Cara untuk mengurangi konsumsi gula berlebihan setiap hari:

  • Kembali ke Pedoman Gizi Seimbang (3)

Anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 50 gram atau 4 sdm, yang didapatkan dari konsumsi gula langsung, maupun dari makanan atau minuman. Gula ini bisa banyak terdapat di penambahan secara langsung di kopi, teh, coklat, atau dari makanan seperti sayuran yang ditambahkan gula.

  • Membiasakan membaca label untuk makanan tinggi gula

Karena sudah tahu anjurannya adalah 50 gram, sebaiknya ketika membeli makanan, dapat dilihat pada informasi nilai gizi-nya untuk jumlah gula-nya

  • Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis

Menjamurnya minuman manis di pasaran patut diwaspadai, mengingat pasti ditambahkan gula, susu, ataupun kental manis yang mempunyai kandungan gula sederhana.

  • Konsumsi bersamaan dengan serat

Konsumsi bersama serat ini bagus karena serat akan mengikat glukosa di usus, sehingga gula sederhana tidak mudah masuk ke dalam aliran darah yang kemudian dibuang melalui buang air besar. Serat yang bagus bisa didapatkan dari agar, jelly, sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

  • Menambah massa otot

Otot merupakan tempat metabolism gula sederhana, sehingga jika kita mempunya lebih banyak otot, maka glukosa akan dibakar lebih cepat untuk menjadi energi.