FRESHT Tingkatkan Kesiapan Diri Terhadap Bencana

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan diri dalam menghadapi bencana yang kita tidak tahu kapan datangnya, organisasi tim kesehatan dari STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta yaitu Federation of Rescue Health Team (FRESHT) menyelenggarakan Seminar Bencana Alam Se DIY dan Jawa Tengah di ruang Auditorium Prof. Dra. Hj. Siti Baroroh Baried, Minggu (10 /5). Kegiatan ini mencakup seminar dan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana.

Menurut pembicara dari Muhammadiyah Disaster Manageman Center (MDMC), dr. Ahmad Muttaqim Alim, setiap komponen masyarakat memiliki andil dalam melakukan upaya penyelamatan bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY sudah melakukan beberapa program untuk melibatkan masyarakat, misalnya sekolah siaga bencana, desa siaga di kaki lereng merapi dan sebagainya.

Menurut Ketua panitia, Dwi Kurniawati, seminar yang bertemakan “Meningkatkan Kesiapan Diri terhadap Bencana’’ ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan tentang bencana alam dan cara evakuasi. Bencana datang tidak bisa kita prediksi, akan tetapi kita berusaha untuk dapat menyelamatkan diri dari bencana yang terjadi.

Dalam acara puncak, diadakan Happening Art yang menceritakan disuatu daerah terjadi bencana alam gempa bumi, kemudian adanya tim evakuasi yang melakukan evakuasi dan mitigasi korban yang mengalami luka-luka, baik berat, ringan maupun yang meninggal. Setelah itu adanya rumah sakit darurat untuk penanganan awal.

Seminar yang dihadiri 142 peserta dari beberapa institusi di Yogyakarta dan Jawa Tengah ini bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Muhammadiyah Disaster Manageman Center (MDMC), dan Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI). Pada seminar sesi pertama disampaikan oleh Bapak Danang Samsurizal, ST yang menyampaikan materi tentang Bencana dan Mitigasi. Kemudian dr. Ahmad Muttaqin Alim, EMDM yang menyampaikan materi penanggulangan dan pengamanan diri terhadap bencana. Meteri terakhir oleh bapak Yoga Handita W, yang menyampaikan materi rehabilitasi paska bencana berbasis komunitas.