Yogyakarta, 27 Oktober 2023 – Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dengan bangga mengumumkan penerimaan mahasiswa baru untuk tahun akademik 2024/2025. Dalam upaya mendukung kesehatan mental, UNISA meluncurkan kampanye “Tenang Ada UNISA”.
Acara peluncuran resmi akan dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2023. Sebelumnya, pada tanggal 27 Oktober 2023, UNISA akan mengadakan flashmob kampanye kesehatan mental di beberapa titik jalan di Yogyakarta. Dalam kampanye ini, UNISA berkomitmen untuk memberikan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung bagi mahasiswa. Program-program pendukung kesehatan mental akan disediakan untuk membantu mahasiswa menghadapi tantangan era terkini dengan narasumber Koordinator Promosi, Hari Akbar Sugiyantoro, MA
Pendaftaran mahasiswa baru akan dibuka mulai tanggal 28 Oktober 2023 hingga 13 Desember 2024. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di situs web resmi UNISA pmb.unisayogya.ac.id
https://www.unisayogya.ac.id/en/wp-content/uploads/sites/16/2023/10/Kampanye-kesehatan-mental-1.jpg8991599adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2023-10-28 09:24:012023-10-28 09:24:08UNISA Gelar Flashmob Kampanye Kesehatan Mental Sebagai Bagian dari Peluncuran Penerimaan Mahasiswa Baru
Pusat Studi Perempuan, Keluarga, dan Bencana (PSPK) Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar Seminar Nasional yang bertema “Membentuk Kesiapsiagaan Bencana Melalui Pendidikan: Peran Guru, Perempuan, dan Keluarga.” Acara ini dihadiri oleh 300 peserta dari berbagai lembaga pendidikan, perguruan tinggi, dan guru, yang diselenggarakan di Hall Baroroh Baried, Kamis (26/10).
Dalam sambutannya, Rektor UNISA Jogja Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. menekankan pentingnya peran perempuan dalam kesiapsiagaan bencana. Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, seringkali menjadi korban dalam bencana, dan juga menjadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana.
“Perempuan juga jadi motor penggerak mitigasi dalam kesiapsiagaan bencana, dan berperan sebagai guru,” ujar Warsiti.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, dr. H. Ahmad Faesol, Sp.Rad., M.Kes., MMR, mengharapkan bahwa seminar ini akan memberikan pencerahan kepada seluruh peserta tentang bagaimana bersikap sebagai masyarakat yang siaga terhadap bencana. Dengan meningkatnya kesadaran dan persiapan terhadap bencana, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif dan risiko yang mungkin timbul saat terjadinya bencana.
Seminar nasional ini menampilkan empat narasumber yang ahli di bidang kesiapsiagaan bencana, yaitu H. Budi Setiawan, ST. (Ketua MDMC PP Muhammadiyah), Dr. Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep (Bidang Penanggulangan Bencana LLHPB ‘Aisyiyah DIY), dan Dr. Mamnuah, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.J (Ketua PSPKB UNISA Jogja). Mereka berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana peran guru, perempuan, dan keluarga dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Seminar Nasional ini menjadi wadah penting bagi 300 peserta yang hadir untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana melalui pendidikan, dan bagaimana peran perempuan, guru, dan keluarga dapat berkontribusi dalam upaya tersebut. Semoga hasil dari seminar ini dapat memberikan wawasan yang berharga dalam menjaga komunitas dan masyarakat kita agar lebih siap menghadapi ancaman bencana.
`Aisyiyah merupakan organisasi perempuan terbesar di Indonesia yang telah memasuki abad kedua, telah memperkuat komitmennya untuk mendorong partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan publik serta upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sebagai bagian dari upaya ini, Pimpinan Pusat `Aisyiyah (PPA) berkolaborasi dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) dalam sebuah workshop pelatihan yang bertujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada tenaga kesehatan mengenai isu-isu kekerasan seksual. Workshop ini diadakan pada tanggal 21 hingga 22 Oktober 2023.
Dalam sambutan ketua panitia workshop Widyastuti, M. Hum, mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah isu yang sangat serius dan meningkat secara signifikan, dengan peningkatan sebanyak 50 persen. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya serius dalam hal sosialisasi dan penanganan. Kerjasama antara PP `Aisyiyah dan KPPA bertujuan untuk mengatasi masalah kekerasan seksual dari sumbernya hingga penanganannya.
Dr. Warsiti, M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah menyoroti peran penting tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada korban kekerasan. Dia menjelaskan bahwa sering kali korban kekerasan tidak dapat atau terbatas dalam menyampaikan informasi kepada tenaga kesehatan.
“Para tenaga kesehatan perlu belajar bagaimana memberikan pelayanan yang lebih baik, termasuk pendampingan psikologis, untuk mendukung korban kekerasan. Tujuannya adalah agar tenaga kesehatan tidak hanya memulangkan pasien kekerasan begitu saja, tetapi juga dapat memberikan rujukan yang tepat,” ujar Warsiti.
Sambutan Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Eni Widiyanti, SE., MPP., M.SE, menjelaskan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah kewajiban negara, dan harus ada zero tolerance terhadap kekerasan. Data yang disampaikan menunjukkan bahwa tingkat kekerasan terhadap perempuan sangat tinggi, dengan sekitar 1 dari 4 perempuan mengalami kekerasan selama hidupnya. Salah satu tantangan adalah memastikan bahwa data pelaporan kekerasan dikelola dengan baik, sehingga dapat memberikan bantuan kepada korban dan memberikan efek jera kepada pelaku.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menyampaikan bahwa komitmen ‘Aisyiyah untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual pada perempuan dan anak sudah menjadi perhatian sejak awal berdirinya. Komitmen ini diperkuat lagi dengan komitmen perempuan berkemajuan di Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah pada tahun 2022 yang salah satunya adalah tentang komitmen untuk peduli terhadap masalah kemanusiaan universal.
“Tidak hanya kepekaan ‘Aisyiyah pada persoalan dunia namun yang terpenting ‘Aisyiyah berdiri dan hadir dalam isu-isu pembelaan kaum yang membutuhkan, salah satunya mereka yang menjadi korban kekerasan seksual,” ucap Salmah. Workshop yang dihadiri 75 peserta yang sebagian dari perwakilan majelis kesehatan wilayah PP `Aisyiyah ini, merupakan langkah penting dalam upaya memerangi kekerasan seksual dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada tenaga kesehatan tentang pencegahan dan penanganan kasus tersebut. ‘Aisyiyah dan KPPA berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan perlindungan hak perempuan dan anak serta mendorong peran perempuan dalam pembangunan dan kebijakan publik.
Sebanyak 57 mahasiswa semester 7 Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas `Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) telah mengambil janji praklinik yang penuh makna sebagai langkah awal dalam perjalanan mereka menuju ke lahan pekerjaan yang sesungguhnya. Dalam sebuah upacara yang digelar di ruang sidang gedung Siti Moendjijah kampus UNISA Jogja, Jumat (20/10) para mahasiswa prodi gizi berjanji untuk memberikan yang terbaik dalam praktik klinis mereka.
Wakil Dekan III FIKes UNISA Jogja, Wantonoro, S.Kep.,Ns. M.Kep., Sp.KMB., PhD., memberikan semangat kepada para mahasiswa prodi gizi dengan mengatakan bahwa praktik klinis adalah peluang langka untuk mendapatkan pengalaman berharga yang tidak dapat ditemukan di dalam ruang kuliah.
“Praktik klinis merupakan cara untuk mendapatkan pengalaman, ini adalah momentum berharga dalam perjalanan akademik dan profesional kalian,” ujar Wantonoro.
Lebih lanjut, Wantonoro memberikan pesan kepada mahasiswa prodi gizi untuk menjaga nama baik mereka sendiri, keluarga, Program Studi, Fakultas, dan Universitas `Aisyiyah Yogyakarta. Ia menekankan pentingnya etika dan integritas dalam melaksanakan praktik klinis.
“Ketika kalian melangkah ke lapangan, kalian adalah duta dari universitas ini. Selalu ingat untuk menjaga sikap dan tindakan kalian agar selalu positif,” tambah Wantonoro. Namun, dalam perjalanan menuju praktik klinis, Wantonoro juga mengingatkan bahwa ada beberapa mahasiswa yang mungkin memiliki sikap yang kurang menguntungkan, yang dapat memengaruhi baik diri mereka sendiri maupun teman-teman mereka di lapangan. Ia mengajak seluruh mahasiswa untuk menjaga solidaritas dan saling membantu di lapangan serta menjauhi sikap yang merugikan.
Kesadaran masyarakat Girikerto akan pentingnya informasi yang valid tergolong tinggi. Apalagi informasi yang terdistribusi melalui gawai sangatlah masif. Agar terhindar dari informasi yang kontraproduktif, melalui Lembaga Sistem Informasi Desa, pihak Kalurahan Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA), mengadakan literasi media. Kegiatan bertajuk Peningkatan literasi Media Melalui Sistem Informasi Desa Kalurahan Girikerto, terselenggara pada 13 Oktober 2023.
Krisna Cahyana, S.H., Sekretaris Desa Girikerto mengatakan, bahwa kegiatan literasi media bagi warganya perlu dilakukan agar informasi yang diakses oleh masyarakat memberi manfaat postitif. “Kepada Tim Prodi llmu Komunikasi, UNISA diharapkan dapat memberikan kiat-kiat bagi masyarakat agar dapat memahami informasi yang benar, sehingga dapat memisahkan antara fakta dan hoaks,” ujar Pak Carik.
Hari Akabar Sugiantoro, M.A., Ketua Tim Prodi Ilmu Komunikasi, UNISA, dalam kesempatan itu menyampaikan materi tentang perlunya berpikir kritis untuk bicara berbasis fakta. Sebab menurut Hari Akbar, “Di media sosial sekarang ini banyak sekali hoaks. Karena itu kita perlu kritis menghadapinya.”
Mengawali presentasinya, Hari Akbar Sugiantoro menunjukkan betapa hoaks sangat mudah ditemukan. Pada masa pandemic Covid-19 yang lalu, berseliweran informasi yang bagi masyarakat awan sulit membedakannya, antara fakta atau hoaks. Hari memberi contoh, ”Menghirup Kapur Barus, Cengkeh, Biji Karom, dan Minyak Kayu Putih dapat Meredakan Sesak Nafas Akibat Infeksi Covid-19.”
Hari Akbar menambahkan, keberlimpahan informasi membuat kita harus bisa berpikir kritis. Sebab, kita perlu mempertanyakan, apakah yang kita terima dari Internet itu selalu benar?
Menurut Hari Akbar, hoaks mengancam cara kita berpikir kritis! Sebabnya, hoaks bekerja dengan cara menyasar emosi kita terlebih dahulu. Informasi yang kita terima, tidak selalu oke, sehingga diperlukan nalar kritis setiap kali menerima informasi.
Informasi yang beredar dapat dikategorikan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Misinformasi yaitu Informasi SALAH, disebarkan oleh orang yang percaya bahwa informasi itu benar. Disinformasi adalah Informasi SALAH, sengaja disebarkan oleh orang yang tahu bahwa informasi itu salah. Jadi, ada unsur kesengajaan. Malinformasi adalah Informasi yang berdasarkan realitas tapi digunakan untuk merugikan orang, kelompok, organisasi, atau negara lain.
Untuk memeriksan kebenaran fakta dapat digunakan beberapa tools. Verifikasinya sebagai berikut.
1)Cek pada sumbernya langsung (pihak berwenang), menggunakan mesin pencarian: Yandex (Rusia), Baidu (Tiongkok), dll; 2) Cek pada media yang kredibel (misal anggota Dewan Pers); 3) Cek pada situs pencari fakta, seperti: www.turnbackhoax.id, situs www.cekfakta.com; 4) Gabung di Grup FB: Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH); 5) Install aplikasi Hoax Buster Tools; dan 6) Cek pada Kalimasada (WA Mafindo) atau chatbot untuk fungsi sejenis. Nomer Kalimasada: 0859 21 600 500. Pada akhir presentasinya Hari Akbar Sugiantoro berpesan, “Petik manfaat dunia digital. Kembangkan minat dan bakat dengan membuat dan berbagi konten positif. Baik sebagai Blogger/Vlogger,YouTuber, maupun Podcast,atau content creator lainnya.”