Harmoni Budaya dan Internasionalisasi, Unisa Yogyakarta Sambut Ribuan Mahasiswa Baru

,
Harmoni budaya

Suasana hangat menyelimuti pagi itu di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta saat ribuan mahasiswa baru berkumpul di halaman depan Gedung Siti Walidah Unisa Yogyakarta, Selasa (16/9/2025). Ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia itu disambut oleh keluarga baru Unisa Yogyakarta.

Jajaran pimpinan rektorat dengan pakaian lurik, memasuki halaman Gedung Siti Walidah dengan menaiki becak, transportasi tradisional yang lekat dengan keseharian masyarakat Yogyakarta. Tepuk tangan dan sambutan meriah pun mengiringi kedatangan Rektor dan Wakil Rektor Unisa Yogyakarta.

Pada tahun ini Unisa Yogyakarta menerima 2.508 mahasiswa baru, 18 diantaranya merupakan mahasiswa asing. 12 dari Timor Leste, 1 dari Ghana, 1 mahasiswa dari Nigeria, 3 mahasiswa dari Thailand, dan 1 lagi dari Sudan. 

“Mahasiswa baru Unisa Yogyakarta hadir dari 36 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia. Semua kepulauan telah terwakili. Ada juga mahasiswa asing dari Timor Leste, Ghana, Nigeria, Thailand, dan Sudan. Harus berbangga menjadi maba Unisa Yogyakarta,” ujar Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti, Selasa (16/9/2025).

Kehadiran Unisa Yogyakarta sebagai tempat menimba ilmu bagi mahasiswa luar negeri, semakin mengokohkan internasionalisasi yang dilakukan Unisa Yogyakarta. “Kami memang menguatkan terhadap internasionalisasi. Namun, demikian kami di Jogja harus mengenalkan Jogja juga sebagai kota budaya. Tadi menggunakan transportasi becak, menggunakan kostum Jawa. Harapannya mahasiswa baru juga menjunjung nilai budaya,” ucap Warsiti.

Warsiti juga mengharapkan maba Unisa Yogyakarta dapat menjadi orang-orang yang tangguh, berintegritas, mampu berkarya dan berdampak. “Bukan hanya meraih IPK bagus, tapi bagaimana memiliki karakter disiplin, jujur, pantang menyerah. Menjadi manusia yang memberi manfaat lebih luas,” kata Waristi.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menilai Unisa Yogyakarta memiliki keunggulan lebih dibanding kampus lain. Tidak hanya kampus yang ada di bawah ‘Aisyiyah, tapi juga kampus lain di luar itu.

Salmah mengharapkan para mahasiswa bisa menjadi calon-calon cendekiawan unggul, berakhlak mulia, dan menjunjung tinggi moralitas. “Kemudian tidak hanya cendekiawan tapi pemimpin, calon pemimpin bangsa. Diharapkan mampu menjadi agen perubahan Indonesia ke arah lebih baik,” ucap Salmah.

Salah satu mahasiswa dari luar negeri, Sulaiman A. Majeed menilai Indonesia salah satu negara terbaik, banyak orang ingin tinggal di Indonesia, terutama dari Afrika. “Kemudian saya melihat Unisa Yogyakarta dan melihat perkembangannya. Saya memutuskan kuliah di Unisa Yogyakarta dan saya diterima. Saya sangat gembira mendengarnya,” ujar mahasiswa asal Sudan itu.

Sulaiman memilih Prodi Teknologi Informasi di Unisa Yogyakarta. Dirinya berharap dapat mengikuti perkuliahan dengan baik, dan menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *