Haru dan Bangga Cerita Orang Tua Mahasiswa Baru UNISA Yogyakarta

,
Mahasiswa baru

Haru dan bangga menyelimuti orang tua mahasiswa baru Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. Mereka mengaku tidak hanya mempercayakan pendidikan akademik, tetapi juga menitipkan putra-putri mereka untuk diasuh dengan penuh perhatian. Dari berbagai daerah, para orang tua memberikan kesan positif atas penerimaan mahasiswa baru tahun ini, sementara pihak kampus menegaskan komitmennya mencetak generasi unggul.

Salah satu orang tua asal Gorontalo, Yusuf Khalib menceritakan perjuangan anaknya ketika masuk ke Unisa Yogyakarta. Ia menyebut anaknya telah dua kali mendaftar ke Unisa Yogyakarta, dan pada tahun ini berhasil diterima sesuai dengan prodi yang diinginkan. Ia pun mengapresiasi penerimaan Unisa Yogyakarta sejak awal sangat baik.

“Anak saya keterima di Anestesi. Kami berharap bapak ibu dosen bisa mendidik anak kami menjadi seorang anestesiolog profesional. Kami tahu di Unisa Yogyakarta anak kami tidak hanya dididik tapi diasuh,” ujar Yusuf, saat Temu Wali Maba Unisa Yogyakarta, di Convention Hall Unisa Yogyakarta, Sabtu (13/9/2025).

Orang tua dari salah satu mahasiswa baru Psikologi, Nirmala Deti juga memberi kesan baik untuk Unisa Yogyakarta sejak pertama datang. “Bagi kami orang Sumatra sangat luar biasa. Sampai hari ini Alhamdulillah kami sangat yakin menitipkan anak kami di sini. Anak kami tidak hanya mendapat ilmu tapi diasuh,” ucap Nirmala.

Nirmala menyebut bisa lebih tenang menitipkan anaknya di Unisa Yogyakarta. Pasalnya, para dosen juga menganggap para mahasiswa sebagai anaknya sendiri. “Dulu agak ragu, putri dan anak terakhir, tapi karena dosen menjadikan anak kami jadi anak mereka, kami bisa berlapang dada, berlapang hati,” ujarnya.

Rektor Unisa Yogyakarta, Warsiti mengatakan Unisa Yogyakarta menerima semua golongan masyarakat, tidak hanya masyarakat kelas atas. Hal tersebut diwujudkan dengan hadirnya beasiswa untuk mahasiswa berprestasi, namun kurang beruntung secara ekonomi. “Unisa Yogyakarta hadir tidak hanya untuk golongan tertentu, tapi untuk semua golongan,” ujar Warsiti.

Meski terbuka untuk semua golongan, namun Unisa Yogyakarta tetap ketat dalam melakukan seleksi mahasiswa. Pada tahun ini dari total pendaftar 12.331 calon mahasiswa, diterima 2.508 mahasiswa baru. Para mahasiswa yang diterima di Unisa Yogyakarta pun berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri.

“Bukan perjuangan mudah, putra-putri bapak ibu telah menjadi pemenang, telah berjuang dengan gigih untuk menang di Unisa Yogyakarta. Ada mahasiswa dari luar negeri, Thailand, Timor Leste, Ghana, Sudan, Nigeria,” ungkap Warsiti.

Kepercayaan para orang tua maupun mahasiswa baru juga tidak lepas dari torehan Unisa Yogyakarta selama ini. Terlebih saat ini Unisa Yogyakarta telah terakreditasi Unggul, yang membuktikan kualitas Unisa Yogyakarta. “Alhamdulillah tidak sampai 8 tahun, Unisa Yogyakarta sudah terakreditasi institusi Unggul,” ucap Warsiti.

Anggota Badan Pembina Harian (BPH) Unisa Yogyakarta, Supriyatiningsih menyebut Unisa Yogyakarta selama ini telah membuka kerja sama tidak hanya di dalam negeri, tapi luar negeri. Termasuk di negara maju seperti Jerman. Ia mengharapkan lulusan dari Unisa Yogyakarta nantinya juga bisa berkiprah membawa nama Unisa Yogyakarta dan Indonesia ke luar negeri.

Supriyatiningsih mengatakan bahwa pihak kampus akan mendukung para mahasiswa untuk bisa menggapai mimpinya. “Kami juga mohon dukungan (orang tua). Kalau sudah masuk ‘pacu jalur’, karena kita membuka pintu awal. InsyaAllah BPH berembuk dengan rektorat, bagaimana kalau pembiayaan bisa gratis,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut juga dihadirkan sesi dialog  dengan pembicara Dosen Psikologi Unisa Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo. Ratna mengangkat tema Peran Orang Tua dalam Membangun Generasi Unggul.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *