MATAF UNISA Yogyakarta Hari Pertama: Mahasiswa Baru Dibekali Materi Kebangsaan, Bela Negara, dan Sistem Pendidikan Tinggi
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menggelar rangkaian Masa Taaruf (MATAF) 2025 hari pertama setelah pembukaan di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Selasa (16/9). Sebanyak 2.508 mahasiswa baru mengikuti berbagai materi pembekalan yang bertujuan menumbuhkan kesadaran kebangsaan, memperkuat komitmen bela negara, serta memantapkan orientasi studi di perguruan tinggi.
Materi pertama disampaikan oleh Wakil Rektor III UNISA Yogyakarta, Prof. Dr. Mufdillah, S.Pd., S.iT., M.Sc.dengan tema “Negara Pancasila Sebagai Darul Ahdi wa Syahadah.” Ia menegaskan bahwa prinsip Darul Ahdi wa Syahadah yang digagas Muhammadiyah menempatkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara yang final dan tidak dapat ditawar.
“Menjaga Indonesia adalah amanah dari Allah bagi seluruh penduduknya. umat Islam harus menjadi teladan dengan menebarkan kebaikan, mencegah perpecahan, dan mewujudkan masyarakat adil, makmur, serta diridhai Allah. Inilah wujud Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin dalam konteks NKRI,” terang Prof. Mufdillah.
Materi kedua diisi oleh Kompol Leo Nisya Sagita, S.I.K., Kasubditbintibsos Ditbinmas Polda DIY, mengenai “Peran Strategis Mahasiswa dalam Upaya Bela Negara di Era Post-Truth.” Ia menekankan pentingnya mahasiswa sebagai agen perubahan untuk aktif melawan arus disinformasi dan hoaks yang mengancam persatuan bangsa.
“Penelitian Lemhanas RI tahun 2024 menunjukkan 39 persen mahasiswa sudah terpapar paham radikal atau konten tidak layak. Ini menjadi tantangan serius. Mahasiswa tidak boleh pasif, melainkan harus mampu memverifikasi kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, serta memiliki kesadaran bela negara sebagai wujud tanggung jawab membangun bangsa,” jelas Kompol Leo.
Materi ketiga disampaikan oleh Amika Wardana, S.Sos., M.A., Ph.D. dengan topik “Sistem Pendidikan Tinggi Indonesia.” Amika menekankan pentingnya mahasiswa memiliki perencanaan studi sejak awal, mulai dari target IPK, organisasi yang akan diikuti, hingga rencana setelah lulus.
“Mahasiswa jangan hanya menjadi KUPU-KUPU (kuliah pulang, kuliah pulang). Perguruan tinggi adalah ruang pengembangan diri. Maka, penting untuk aktif di perkuliahan maupun organisasi, serta mampu mengelola perencanaan akademik dengan baik agar perjalanan studi berjalan lancar,” ujarnya.
Amika juga mendorong mahasiswa untuk terus mengembangkan diri melalui organisasi, penelitian, hingga berbagai kegiatan ilmiah. Ia memperkenalkan konsep 6C sebagai kompetensi penting yang perlu dimiliki mahasiswa di era global, yaitu critical thinking, creativity, communication, citizenship, collaboration, dan character.
Rangkaian kegiatan MATAF UNISA Yogyakarta hari pertama ini diharapkan dapat membentuk mahasiswa baru yang berkarakter, memiliki wawasan kebangsaan yang kokoh, serta siap menjadi pembelajar berintegritas dan berkontribusi nyata untuk bangsa dan masyarakat.


Leave a Reply
Want to join the discussionFeel free to contribute!