Sekaron Ecoprint Belajar Shibori: Menyambung Budaya Jepang dan Kreativitas Lokal

,
Kreativitas Lokal 1

Sekaron Ecoprint, sebuah usaha kreatif yang dikenal dengan produk ecoprint uniknya, kini melangkah lebih jauh dengan mempelajari teknik pewarnaan kain tradisional Jepang, Shibori. Dalam upaya pengembangan produk dan memperkaya khazanah budaya lokal, Sekaron Ecoprint mengikuti pelatihan Shibori yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Rabu (13/11).

Shibori, teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat, melipat, atau menjepit kain sebelum dicelupkan ke dalam pewarna, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Jepang sejak abad ke-8. Dengan pola-pola geometris yang khas, Shibori tidak hanya menawarkan keindahan estetika, tetapi juga mengandung nilai filosofi yang mendalam.

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini dipandu langsung oleh ahli Shibori, Astinah Sulisworo, dari Nak Nik. Para peserta diajak untuk mengenal berbagai teknik Shibori, mulai dari teknik dasar hingga teknik yang lebih kompleks. Selain itu, mereka juga belajar tentang pemilihan bahan pewarna yang tepat, terutama untuk kain katun yang banyak digunakan dalam produksi ecoprint.

“Pewarna alami sangat cocok untuk tenun yang memiliki serat alami, tetapi untuk kain katun, pewarna alami bisa luntur,” ujar Astinah.

Astinah juga menekankan pentingnya perpaduan antara teknik Shibori dengan motif-motif lokal untuk menghasilkan karya yang unik dan bernilai tinggi.

Menjembatani Budaya Timur dan Barat

Melalui pelatihan ini, Sekaron Ecoprint tidak hanya memperluas wawasan tentang teknik pewarnaan kain, tetapi juga membuka peluang untuk berkolaborasi dengan pengrajin dari berbagai daerah. Dengan menggabungkan teknik Shibori dengan motif-motif batik atau tenun ikat khas Indonesia, diharapkan dapat tercipta produk-produk kerajinan tangan yang berdaya saing di pasar internasional.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mereka. Sekaron Ecoprint bisa mempelajari teknik baru yang bisa diaplikasikan pada produk mereka,” ujar Era Agustina Yamini, S.E., M.Sc salah satu tim pengabdian dari UNISA Yogyakarta.

Era berharap ke depannya bisa menghasilkan produk-produk yang lebih inovatif dan bernilai seni tinggi.

Program pelatihan ini merupakan bagian dari upaya LPPM UNISA Yogyakarta dalam membina Industri Rumah Tangga dan Usaha Mikro (IRT-UM) di Yogyakarta. Dengan memberikan pelatihan dan akses ke pasar yang lebih luas, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).