Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban dalam demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah, termasuk Yogyakarta. Ia juga sangat menyayangkan adanya tindakan perusakan fasilitas umum, penjarahan, serta sikap represif dari aparat. Pernyataan ini disampaikan setelah UNISA Yogyakarta secara resmi mengeluarkan pernyataan sikap di halaman kampus pada Senin (1/9/2025).
Dalam pesannya kepada seluruh civitas UNISA Yogyakarta, terutama yang berada di Yogyakarta, Warsiti menekankan pentingnya menjaga situasi tetap kondusif.
“Kami menghimbau kepada seluruh civitas untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi, serta tidak membuat suasana menjadi semakin gaduh,” tegas Warsiti.
Rektor berharap agar semua pihak dapat menahan diri dan belajar dari peristiwa yang telah terjadi. “Harapan kami agar tidak terjadi kejadian seperti beberapa waktu lalu,” tambahnya.
Pernyataan ini merupakan bagian dari komitmen UNISA Yogyakarta untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang damai dan stabil. UNISA Yogyakarta mendorong agar perbedaan pendapat diselesaikan melalui dialog dan cara-cara yang damai, tanpa harus menimbulkan kerugian fisik maupun material. Seruan ini juga menjadi pengingat bagi seluruh mahasiswa dan karyawan untuk mengedepankan akal sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang dapat memicu ketegangan.
Gelombang demonstrasi yang memuncak di penghujung Agustus 2025 menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Dosen program studi Psikologi UNISA Yogyakarta, Dr. Komarudin, M.Psi., Psikolog, menilai kondisi ini merupakan akumulasi kekecewaan rakyat terhadap kebijakan kontroversial pemerintah dan perilaku elit politik yang dinilai kurang pantas diteladani. Hal tersebut disampaikan pada paparannya di UNISA Yogyakarta, Senin (1/9).
Sejak 2024, tanda-tanda keresahan publik sebenarnya sudah terlihat lewat tagar viral seperti #PeringatanDarurat dan #IndonesiaGelap. Namun, peringatan itu justru dianggap remeh bahkan dijadikan bahan lelucon. Kebijakan pemerintah yang menuai kritik, seperti larangan jual elpiji 3 kg subsidi, kenaikan PPN, hingga rencana penyitaan tanah, semakin memperkeruh suasana.
Situasi makin memanas ketika publik disuguhi gaya hidup mewah dan pameran kenaikan gaji anggota legislatif, di tengah krisis ekonomi dan gelombang PHK. “Fenomena ini memperlihatkan distorsi moral para elit, yang bahkan menormalisasi umpatan pada rakyatnya,” ujar Komarudin.
Tragedi 28 Agustus 2025, yang menewaskan seorang pengemudi ojek online akibat dilindas kendaraan lapis baja saat aksi, menjadi titik balik kemarahan masyarakat. Aksi solidaritas merebak di berbagai daerah, disertai kerusuhan dan bentrokan dengan aparat. Menurut Komarudin, permintaan maaf elit politik tidak cukup menyembuhkan luka sosial rakyat.
Sebagai solusi, Komarudin menawarkan kerangka Restorasi Konflik yang menyeluruh. Tahap awal dimulai dengan penghentian kekerasan dan stabilisasi keamanan, yakni dengan menarik pasukan dan mengurangi tindakan represif, sementara masyarakat diimbau untuk menahan diri agar dialog dapat berlangsung. Setelah itu, perlu dibuka ruang dialog politik yang inklusif dengan melibatkan berbagai elemen, mulai dari mahasiswa, komunitas ojek online, tokoh masyarakat, akademisi, hingga perwakilan legislatif dan eksekutif. Dialog ini ditujukan untuk menemukan kesepakatan politik yang adil dan saling mengakomodasi.
Langkah berikutnya adalah rekonsiliasi melalui pembentukan tim pencari fakta, pemulihan korban, serta pencegahan balas dendam dari pihak manapun. Reformasi institusi juga mendesak dilakukan, khususnya di sektor keamanan dan lembaga legislatif yang kerap dipandang sebagai sumber konflik. Di saat yang sama, pemerintah harus hadir dengan kebijakan ekonomi yang lebih berpihak pada rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan meninjau ulang kebijakan nonpopulis yang selama ini menimbulkan keresahan.
Tak kalah penting adalah pemulihan sosial melalui program trauma healing, pendidikan perdamaian, dan pemberdayaan komunitas. Kampus, kata Komarudin, perlu kembali berfungsi sebagai pusat ekosistem demokrasi, sementara para pendidik harus diberi ruang untuk menanamkan pemikiran kritis dan moralitas pada mahasiswa. Semua itu harus ditutup dengan upaya menjaga perdamaian berkelanjutan melalui sinergi politik, hukum, ekonomi, dan budaya damai, sehingga lahir kondisi yang benar-benar bebas dari kekerasan struktural maupun kultural.
“Restorasi konflik urgent dilakukan secara komprehensif, dimulai dari penghentian kekerasan hingga pemulihan sosial. Perdamaian hanya tercapai jika negara dan masyarakat bekerja sama konsisten,” tegasnya.
Komarudin menutup dengan ajakan agar semua pihak menahan diri dan menurunkan emosi. “Jangan biarkan Ibu Pertiwi bersusah hati, berdemokrasilah secara dewasa,” pungkasnya.
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta mengambil sikap tegas dalam menanggapi perkembangan situasi politik dan aksi massa di berbagai daerah, termasuk Yogyakarta. Melalui pernyataan sikap moral yang dibacakan Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, bersama seluruh civitas pada Senin (1/9/2025), kampus ini menyampaikan 10 poin penting yang menyentuh berbagai isu krusial, dari penegakan hukum hingga kesejahteraan rakyat.
10 Peryataan Sikap UNISA Yogyakarta
UNISA Yogyakarta menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa demonstrasi. Kami menaruh perhatian khusus terhadap dampak kekerasan bagi keluarga korban, baik secara psikologis, sosial, maupun ekonomi. Negara wajib hadir memberikan perlindungan dan pemulihan bagi mereka yang terdampak.
UNISA Yogyakarta menuntut transparansi dalam penegakan hukum, khususnya terkait kasus yang menimpa almarhum Affan Kurniawan. Proses hukum harus berjalan dengan adil, terbuka, dan tidak diskriminatif agar dapat memberikan kepastian hukum serta rasa keadilan bagi keluarga dan masyarakat luas.
UNISA Yogyakarta memandang apabila proses hukum yang dijalankan tersebut tidak sesuai dengan kaidah hukum maka akan menjadi preseden buruk bagi generasi selanjutnya dan bisa terulang dimasa yang akan datang.
UNISA Yogyakarta menolak segala bentuk kekerasan terhadap kegiatan penyampaian pendapat. Menyuarakan aspirasi adalah hak konstitusional warga negara yang harus dilindungi, bukan dibalas dengan tindakan represif yang berdampak pada peningkatan ekskalasi kekerasan.
UNISA Yogyakarta mendukung pemerintah untuk terus membuka ruang dialog atau diskusi yang lebih luas kepada masyarakat.
UNISA Yogyakarta mengharapkan pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan yang menimbulkan keresahan rakyat, khususnya terkait kenaikan harga bahan pokok dan pajak yang berdampak pada kesejahteraan keluarga dan menurunkan kesempatan pendidikan serta minimnya peluang kerja. Kebijakan yang tidak pro rakyat hanya akan memunculkan kecemburuan sosial.
UNISA Yogyakarta menyerukan kepada pimpinan partai politik agar menghentikan praktik politik uang serta berkomitmen memilih dan menghadirkan kader/anggota yang benar-benar kompeten, berintegritas, dan berpihak pada kepentingan rakyat.
UNISA Yogyakarta mengingatkan kepada masyarakat yang berunjuk rasa untuk tetap menjunjung tinggi nilai demokrasi dan tidak merusak fasilitas umum, tidak melakukan penjarahan dan menjaga keamanan bersama. Perjuangan aspirasi hendaknya dilakukan secara santun, damai, dan bertanggung jawab.
UNISA Yogyakarta mengajak seluruh komponen bangsa untuk memohon kepada Allah SWT agar perjalanan bangsa selamat menuju Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur (negeri yang baik dan penuh ampunan Tuhan)
UNISA Yogyakarta menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan, tidak mudah terprovokasi dan tidak mengajak maupun menonton kegiatan unjuk rasa baik langsung ataupun melalui tayangan media.
Pernyataan ini ditutup dengan ajakan untuk menjaga kesepakatan dan keputusan dalam menangani persoalan bangsa. UNISA Yogyakarta percaya bahwa kemajuan Indonesia hanya akan terwujud jika seluruh elemen bangsa mengedepankan keadilan, persatuan, dan kebijaksanaan dalam setiap tindakan.
https://www.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2025/09/sikap.jpg9601280adminhttps://media.unisayogya.ac.id/wp-content/uploads/2024/01/Logo-Unisa_Horisontal_bg_putih.pngadmin2025-09-01 10:45:262025-09-01 10:45:37Sikap UNISA Yogyakarta: Desak Pemerintah Transparan dan Adil
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pelatihan Musyrif dan Musyrifah Asrama Perguruan Tinggi Muhammadiyah–‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Kegiatan yang diadakan oleh Asosiasi Pengelola Asrama (ASLAMA) PTMA ini berlangsung dari 29–31 Agustus 2025 di Ruang Sidang Gedung Siti Moendjijah.
Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa acara ini adalah ajang kolaborasi, sinergi, dan silaturahmi untuk meningkatkan kapasitas diri para musyrif dan musyrifah.
“Asrama ini ibaratnya Condrodimuko, tempat untuk melahirkan kader-kader Muhammadiyah ‘Aisyiyah dalam peningkatan sumber daya manusia yang Islami, unggul, dan berkemajuan,” tutur Warsiti.
Ketua ASLAMA PTMA, Dr. Wawan Kusnawan, S.S., M.Pd.I., menjelaskan bahwa asrama mahasiswa tidak boleh hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi harus menjadi sarana strategis untuk melahirkan kader-kader unggul.
“Hingga saat ini, sudah lebih dari 56 PTMA di seluruh Indonesia yang memiliki asrama atau ma’had,” kata Wawan, menunjukkan pesatnya perkembangan fasilitas ini.
Mengusung tema “Peran Strategis ASLAMA dalam Meningkatkan Kualitas SDM Musyrif-Musyrifah dan Kader Muhammadiyah di era Kekinian”, pelatihan ini diikuti oleh 243 peserta secara daring. Acara ini menghadirkan berbagai pembicara mulai dari Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, serta jajaran pimpinan dari masing-masing PTMA.
Pelatihan ini tidak hanya menjadi wadah untuk bertukar ilmu, tetapi juga memperkuat jejaring antar-musyrif dan musyrifah, memastikan bahwa asrama mahasiswa di lingkungan PTMA dapat berfungsi optimal dalam mencetak generasi muda yang memiliki karakter kuat dan siap menjadi pemimpin masa depan.
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi melalui para staf laboratoriumnya yang berhasil lolos dalam Program Karya Inovasi Laboran dan Pranata Laboratorium Pendidikan (KILAB) 2025. Program KILAB yang digagas oleh Direktorat Sumber Daya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi ini bertujuan untuk memfasilitasi lahirnya karya-karya inovatif yang bermanfaat, mendorong peningkatan kompetensi serta pengembangan profesi PLP dan Laboran, serta mendiseminasikan hasil inovasi agar dapat direplikasi oleh perguruan tinggi lainnya.
Dalam ajang bergengsi ini, tiga tim dari UNISA Yogyakarta berhasil meloloskan karya inovatifnya, yaitu:
Tim Olivia Desi Hapsari, AMF (Ketua) dan Siska Dwi Susanti, Amd.AK (Anggota) dengan inovasi berjudul “L-SAFE (Lansia – Safety and Fast Evacuation): Inovasi Kursi Emergency Terapan dalam Fisioterapi Geriatri.” Dosen pendamping: Dika Rizki Imania, SSt.Ft., M.Fis.
Tim Ade Anggun Febriani, S.Psi (Ketua) dan Umi Nurjanah, Amd.Keb (Anggota) dengan inovasi “Inovasi Phantom Manual Plasenta Berbasis Bahan Alternatif untuk Kasus Retensio Plasenta.” Dosen pendamping: Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes.
Tim Firmansyah, S.Kom (Ketua), Herjuna Wahyu Nugraha, S.Tr.Kes dan Rangga Himawan, S.Tr.Kes (Anggota)dengan karya “Detektor Portabel Berbasis Sensor Laser untuk Deteksi Cepat Bahan Berbahaya dalam Makanan.” Dosen pendamping: Danur Wijayanto, S.Kom., M.Cs.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa staf laboratorium UNISA Yogyakarta tidak hanya berperan sebagai tenaga teknis pendukung, tetapi juga mampu menghasilkan karya inovatif yang relevan, aplikatif, dan bermanfaat luas.
Kepala Laboratorium UNISA Yogyakarta, Dr. Dhesi Ari Astuti, S.SiT., M.Kes, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas capaian tersebut. “Prestasi ini menunjukkan komitmen UNISA Yogyakarta dalam membangun budaya inovasi, tidak hanya di kalangan dosen dan mahasiswa, tetapi juga para staf laboratorium yang memiliki peran penting dalam mendukung catur dharma perguruan tinggi,” ujarnya.
Dengan capaian ini, diharapkan karya inovasi yang dihasilkan dapat memperkuat mutu layanan laboratorium di UNISA Yogyakarta, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi masyarakat luas serta menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia.