Pos

Talkshow

Ada pemandangan berbeda di ruang sidang gedung Siti Moendjijah, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Selasa (28/10/25). Industri cat, Avian Brands, hadir di talkshow kampus untuk membagikan rahasia industrinya kepada 75 mahasiswa Program Studi Arsitektur.

Kedatangan Avian Brands ini merupakan bagian dari campus roadshow bertajuk “Coloring The Future 2025”. Tak sekadar talkshow biasa, acara ini juga dikemas lengkap dengan sesi Painting Experience yang membiarkan mahasiswa merasakan langsung aplikasi produk.

Talkshow

Kegiatan ini menyasar khusus mahasiswa Arsitektur dari semester 3, 5, dan 7, yang notabene akan segera bersentuhan langsung dengan dunia konstruksi dan desain material.

Avian Brands menurunkan dua jagoannya sebagai narasumber. Mereka adalah Regina Sukoco dan Suyanto Hadi, yang menjabat sebagai Marketing Manager. Keduanya membedah tuntas bagaimana inovasi cat dapat mempengaruhi estetika dan fungsionalitas sebuah bangunan.

Dosen Program Studi Arsitektur FST UNISA, Ar. Hendratmo Cesmamulya, S.Ars., M.Arch., IAI, mewanti-wanti para mahasiswa yang hadir untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Ia menegaskan bahwa ilmu dari praktisi industri sangat vital.

“Manfaatkan kesempatan ini! Ikuti dan simak baik-baik paparan dari narasumber, karena keilmuan mereka ini sangat terkait dan relevan dengan dunia kearsitekturan yang sedang kalian tekuni,” ujar Hendratmo dalam sambutannya.

Benar saja, antusiasme mahasiswa langsung meledak. Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, menunjukkan rasa penasaran tinggi dari para calon arsitek ini. Mereka tampak berebut bertanya seputar tren warna masa depan, teknologi cat ramah lingkungan, hingga tantangan aplikasi material di lapangan. Kolaborasi ini sukses menjembatani teori kampus dengan realitas industri.

Umroh

Kabar membahagiakan sekaligus mengharukan datang dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sebagai bentuk apresiasi tertinggi terhadap loyalitas pegawai, UNISA Yogyakarta memberangkatkan sembilan pegawainya untuk menunaikan ibadah umroh ke Tanah Suci, Selasa (28/10/25).

Penghargaan (reward) prestisius ini diberikan bukan tanpa alasan. Kesembilan pegawai tersebut, baik dari kalangan dosen maupun tenaga kependidikan, telah terbukti setia mengabdi dan berdedikasi penuh memajukan UNISA Yogyakarta selama 15 tahun.

Umroh Pegawai UNISA

Program kesejahteraan pegawai ini merupakan salah satu program kerja unggulan dari Biro Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) UNISA Yogyakarta.

Kepala BPSDM UNISA Yogyakarta, Muhamad Salisul Khakim, S.IP., M.Sc, menegaskan bahwa penghargaan ini memiliki dua tujuan mulia yang saling berkaitan: spiritualitas dan loyalitas. Menurutnya, ini adalah investasi jangka panjang universitas untuk sumber daya manusianya.

“Tujuan utama penghargaan umroh ini adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT bagi para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan UNISA Yogyakarta,” ujar Salis saat dikonfirmasi.

Ia menambahkan, program ini juga dirancang secara strategis untuk memperkuat ikatan batin pegawai dengan institusi.

“Selain meningkatkan ketaqwaan, program ini tentu bertujuan untuk meningkatkan dan memperkuat loyalitas bagi pegawai yang telah mendedikasikan waktu dan tenaga mereka,” jelasnya.

Langkah UNISA Yogyakarta ini menuai apresiasi karena dianggap sebagai bentuk penghargaan yang tidak hanya bernilai materi, tetapi juga spiritual yang mendalam. Diharapkan, program ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pegawai untuk terus memberikan kinerja terbaiknya.

Silent killer

Ancaman silent killer alias hipertensi kini tak hanya mengintai orang tua. Data Riskesdas 2018 mencatat, sekitar 8,3% remaja Indonesia usia 15-17 tahun sudah mengalaminya. Merespons kondisi darurat ini, tim pengabdian masyarakat dari Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta blusukan ke Asrama Putri Mahasiswa Pimpinan Wilayah Tabligh Muhammadiyah  (PUTM) Sleman, Yogyakarta, Jumat (24/10/25).

Tim kesehatan dari program studi Fisioterapi UNISA Yogyakarta ini menggelar pengabdian masyarakat yang fokus pada promosi dan skrining kesehatan. Tujuannya meningkatkan literasi kesehatan remaja putri agar terhindar dari hipertensi sejak dini.

Kegiatan ini menghadirkan pemateri Indriani, SKM., MSc, serta tim kesehatan yang dipimpin Veni Fatmawati, M.Fis, bersama lima mahasiswa Fisioterapi. Mereka langsung memberikan edukasi promotif dan preventif. Tak hanya teori yang diberikan, para remaja putri di asrama langsung dicek kesehatannya satu per satu, meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, dan indeks massa tubuh (IMT).

Ustadz Asep Rahmat Fahzi, S.Th.i, M.Pd., mewakili pimpinan PUTM, menyambut hangat aksi ini. Ia mengapresiasi kerja sama yang terjalin, khususnya dalam peningkatan literasi kesehatan para santriwati.

Bahaya Silent Killer pada Remaja Putri

Fokus pada remaja putri ini bukan tanpa alasan. Hipertensi esensial pada remaja sering tidak disadari karena gejalanya minimal, padahal bisa berlanjut hingga dewasa dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

“Kondisi ini disebut silent killer karena bisa berakhir pada komplikasi penyakit berat seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal di kemudian hari jika tidak dicegah,” ungkap Indriani dalam paparannya.

Ia menambahkan, “Khususnya untuk remaja putri, ini berisiko terjadinya hipertensi dan diabetes selama kehamilan yang sangat berbahaya bagi kesehatan ibu dan anak.”

Faktor risikonya beragam, mulai dari genetik, pola hidup tidak sehat, kurang gerak, konsumsi garam berlebih, obesitas, hingga stres.

“Penting untuk memeriksakan tekanan darah secara teratur, melakukan aktivitas fisik, pola makan sehat rendah garam, dan manajemen stres. Jika sudah terjadi, segeralah ke dokter,” tegas Indriani.

Skrining kesehatan ini diharapkan memberikan gambaran nyata status kesehatan peserta dan memotivasi mereka untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Tenaga kependidikan

Tenaga kependidikan Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Dalam ajang Lomba Penyusunan Artikel Karya Inovasi Laboran dan Tenaga Kependidikan (KILaT) Perguruan Tinggi 2025, yang diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Dikti Litbang) Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, tim dari UNISA Yogyakarta berhasil meraih penghargaan di dua kategori bergengsi, yakni Best Paper dan Best Presenter.

Kompetisi yang bertujuan untuk mendorong budaya inovatif di kalangan laboran dan tenaga kependidikan ini diikuti oleh berbagai perguruan tinggi ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia. Kegiatan diseminasi karya inovasi dan pengumuman pemenang dilaksanakan secara daring pada Sabtu, 25 Oktober 2025.

Dalam kategori Best Paper, tim dari UNISA Yogyakarta berhasil meraih dua posisi teratas:

  • Juara 1:
    Muhammad Ismail Nawri Nasution, S.Kom dan Esti Rochmawati, S.E.
    dengan karya berjudul “Inovasi Sistem Presensi Finger Berbasis Web dengan Fitur Klarifikasi dan Validasi Kehadiran (Web-Based Finger Attendance System Innovation with Clarification and Attendance Validation Features)”.
  • Juara 2:
    Anindya Gita Fakhira, S.Biotek, Estianingrum, S.Tr.Kes, dan Dewi Praptomo Aji Wijayanti, S.Si
    dengan karya “Potensi Betacyanin Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) sebagai Agen Pewarna DNA Alternatif.”

Sementara itu, pada kategori Best Presenter, perwakilan UNISA Yogyakarta yang terdiri dari Sinta Maharani, S.Sos., M.I.Kom, Ryan Revinaldi, S.IP, dan Fatmah Methda, S.Si.T. berhasil meraih Juara 2 dengan karya berjudul “SAE UNISA YOGYAKARTA: Praktik Communications Constitutive of Organization (CCO) dalam Membangun Komunitas Kampus Sehat dan Berdaya.”

Ketua Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah, Dr. Sulistyaningsih, S.KM., M.H.Kes., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap tenaga kependidikan yang berkontribusi nyata dalam pengembangan inovasi di lingkungan perguruan tinggi. “Laboran dan tenaga kependidikan memiliki peran penting dalam mewujudkan kampus yang unggul dan berkemajuan. Melalui KILaT, kami ingin mendorong lahirnya karya-karya inovatif yang aplikatif dan inspiratif,” ujarnya.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., turut mengapresiasi capaian ini. Ia menegaskan bahwa prestasi tersebut menjadi bukti nyata komitmen UNISA dalam menumbuhkan budaya inovasi di seluruh sivitas akademika, tidak hanya dosen dan mahasiswa, tetapi juga tenaga kependidikan. “Inovasi adalah napas kemajuan. Capaian ini menunjukkan bahwa semangat berinovasi tumbuh subur di lingkungan UNISA Yogyakarta,” tutur Warsiti.

Dengan diraihnya penghargaan ini, UNISA Yogyakarta semakin mengukuhkan posisinya sebagai kampus yang unggul dan berkemajuan.

Hacking

Ada pemandangan tak biasa di Kampus Terpadu Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Puluhan siswa SMA/SMK tampak serius menatap layar komputer, bukan untuk bermain game, melainkan untuk mengoprek dunia keamanan siber dan hacking dalam acara “FastCamp: Hack A Day Camp”.

Ini adalah gebrakan terbaru dari Program Studi Teknologi Informasi (PSTI) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNISA Yogyakarta yang digelar secara intensif pada Jumat, 24 Oktober 2025. Tujuannya jelas: membekali generasi muda dengan literasi digital dan pengalaman praktik sederhana yang aman.

Mengusung tema Hack A Day Camp, filosofi FastCamp ini menekankan proses belajar yang ringkas, intensif, dan langsung aplikatif. Fast dimaknai sebagai cepat, efisien, dan tepat sasaran. Tak pelak, acara yang digelar di Gedung Siti Moendjijah ini langsung diserbu siswa-siswi dari 10 sekolah SMA, SMK, dan MAN di D.I Yogyakarta.

Tak tanggung-tanggung, UNISA Yogyakarta menghadirkan pakar keamanan siber, Arizona Firdonsyah, S.Kom., M.Kom.,CSA., CISO, sebagai narasumber utama. Arizona langsung membedah materi soal perbedaan hacking dan cracking, konsep dasar keamanan digital, hingga pentingnya etika di dunia siber, termasuk konsep ethical hacking.

Setelah dicekoki teori, para siswa langsung ‘perang’ praktik intensif. Mereka dipandu mencoba simulasi sederhana, seperti mengenali kerentanan jaringan dan menggunakan tools dasar. Sesi ini dibimbing ketat oleh narasumber dan empat Asisten Praktik.

Melihat antusiasme siswa dan guru pendamping, Prodi TI UNISA Yogyakarta berharap kolaborasi ini terus berlanjut. Diharapkan, semakin banyak siswa yang melek akan tantangan keamanan digital, yang pada akhirnya meningkatkan literasi siber di lingkungan sekolah.