UNISA Yogyakarta Deklarasikan Kampus Ramah Difabel pada MATAF 2025
Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta resmi mendeklarasikan diri sebagai Kampus Ramah Difabel dalam rangkaian Masa Ta’aruf (MATAF) mahasiswa baru 2025. Kegiatan ini berlangsung pada, Sabtu (20/9/2025) di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta dan dipimpin oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Mufdlilah, M.Sc.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Mufdlilah menegaskan bahwa komitmen UNISA Yogyakarta sebagai kampus inklusif bukan hanya sebatas penyediaan fasilitas fisik bagi penyandang disabilitas, tetapi juga mencakup upaya membangun lingkungan nonfisik yang ramah, adil, dan setara. “Realitas yang dilakukan selama MATAF memberikan dampak kepada kaum difabel dan warga sekitar. Ingat selalu nilai-nilai yang ada di UNISA Yogyakarta. Jadilah mahasiswa yang kuat iman, menguatkan jati diri, menjadi bagian dari masyarakat, dan menjadi generasi penerus bangsa,” pesannya kepada 2508 mahasiswa baru.
Deklarasi Kampus Ramah Difabel ini sekaligus menjadi perwujudan nyata bahwa UNISA Yogyakarta berkomitmen menyediakan layanan pendidikan yang aman, nyaman, dan setara bagi seluruh civitas akademika. Universitas juga membuka ruang yang lebih luas bagi penyandang disabilitas, termasuk kesempatan kerja dan beasiswa khusus, sebagai bagian dari dukungan untuk mewujudkan masa depan pendidikan yang inklusif.
Perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto turut hadir menyampaikan apresiasi atas langkah UNISA Yogyakarta. “Terima kasih kepada Ibu Rektor dan jajaran yang telah melakukan deklarasi ini. UNISA Yogyakarta berkomitmen menjadi kampus inklusif. Ini tidak cukup hanya menyiapkan fasilitas fisik, tetapi juga perjuangan membangun lingkungan nonfisik yang ramah difabel. Adik-adik mahasiswa baru bisa menjadi agen perubahan untuk mewujudkannya,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman telah memiliki peraturan daerah terkait pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Dengan adanya UNISAYogyakarta sebagai salah satu dari 48 perguruan tinggi di Sleman, upaya menciptakan lingkungan yang ramah difabel semakin diperkuat dan diharapkan memberi dampak positif yang luas bagi masyarakat.
Deklarasi ini meneguhkan langkah UNISA Yogyakarta untuk terus bertransformasi sebagai perguruan tinggi yang inklusif, humanis, dan berkeadilan, serta mendorong mahasiswa baru agar tumbuh menjadi agen perubahan yang membawa semangat keberagaman dan kesetaraan di masa depan.


Leave a Reply
Want to join the discussionFeel free to contribute!