Angka Diabetes dan Kanker di Yogyakarta Merah, Ibu-Ibu Tangguh Jadi Benteng Terakhir
Alarm bahaya kesehatan sedang berbunyi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Provinsi ini mencatat angka prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jauh di atas rata-rata nasional. Situasi ini memaksa kaum ibu untuk turun tangan menjadi “Perempuan Tangguh” sebagai garda terdepan penyelamat keluarga.
Hal ini terungkap dalam aksi pengabdian masyarakat yang digelar Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta bersama Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Maguwoharjo, Sabtu (20/12/2025). Mengusung tema “Peran Ibu dalam Keluarga untuk Cegah PTM”, acara ini bukan sekadar seminar biasa, melainkan panggilan darurat bagi kesehatan keluarga.
Data Kesehatan D.I Yogyakarta
Fakta di lapangan memang cukup mengerikan. Data menunjukkan DIY menduduki peringkat tinggi nasional untuk kasus PTM. Angka Diabetes Melitus di DIY mencapai 4,5% (nasional hanya 2,4%), Hipertensi tembus 10,7% (nasional 8,4%), dan kasus kanker mencapai 10,7 per mil.
“Kondisi ini bukan hanya mengancam kesehatan individu, tetapi juga bisa bikin ekonomi keluarga guncang karena biaya berobat yang mahal,” ungkap Ketua Tim Pengabdian Masyarakat UNISA, Yuyun Nailufar, S.Si., M.Biomed.
Bersama rekannya, Indriani SKM., MSc Dosen Prodi Fisioterapi dan tim mahasiswa, UNISA Yogyakarta menekankan bahwa ibu adalah kunci. Ibulah yang mengatur menu di meja makan, menjadi alarm minum obat, hingga manajer gaya hidup sehat di rumah.
Outbound Seru hingga Cek Kesehatan Gratis
Acara yang berlangsung di Maguwoharjo ini dikemas jauh dari kata membosankan. Ratusan anggota ‘Aisyiyah diajak outbound seru untuk pemanasan fisik dan mempererat ukhuwah, sebelum masuk ke sesi serius tapi santai.
Indriani memberikan tips praktis yang mudah diterapkan: kurangi garam dan penyedap, perbanyak sayur, jalan pagi 30 menit, hingga tidur cukup 6-8 jam sehari.
“Ibu-ibu juga diajari cara mengajak suami dan anak hidup sehat tanpa terkesan memerintah atau ngomel,” tambahnya.
Tak hanya teori, tim UNISA Yogyakarta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fisioterapi serta Teknologi Laboratorium Medis (TLM) langsung menggelar pemeriksaan kesehatan. Sebanyak 100 ibu-ibu menjalani skrining lengkap, mulai dari cek tensi, gula darah, kolesterol, asam urat, hingga tes keseimbangan dan fleksibilitas tubuh.
Ketua PRA Maguwoharjo, Siti Almagfirroh, S.Ag, menyambut positif gerakan ini. Baginya, ini adalah momen untuk merapikan barisan perjuangan ‘Aisyiyah sekaligus refreshing fisik dan pikiran.
Ke depannya, kolaborasi UNISA Yogyakarta dan PRA Maguwoharjo ini tak akan berhenti di sini. Rencana pembentukan kelas memasak sehat hingga pendampingan keluarga aktif sedang disiapkan agar gerakan “Ibu Tangguh Cegah PTM” benar-benar menjadi budaya baru di masyarakat Sleman.












Leave a Reply
Want to join the discussionFeel free to contribute!