Penjara

Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta memboyong layanan posyandu ke penjara, yakni ke dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sleman. Sasarannya adalah para warga binaan lanjut usia (lansia).

Kegiatan yang digelar pada Jumat (5/9/2025) ini bukan sekadar posyandu biasa. Selain pemeriksaan kesehatan dasar seperti pemeriksaan tensi dan berat badan, para napi lansia juga diajak untuk mengikuti “Senam Gembira” bersama para siswa.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNISA Yogyakarta sengaja merancang kegiatan ini untuk memberikan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus aktivitas fisik yang menyenangkan. Suasana pun tampak semarak saat para lansia mengikuti gerakan senam sederhana yang dirilis musik.

Penanggung jawab program, Putri Na’ima Adawiyah Rahmatullah, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas hidup para lansia di dalam lapas.

“Melalui Posyandu dan senam sehat, kami ingin menghadirkan layanan kesehatan yang mudah dijangkau sekaligus kegiatan fisik yang menyenangkan. Harapannya, para lansia merasa lebih sehat, sehat, dan bersemangat,” ujar Putri.

Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari petugas lapas dan tenaga kesehatan setempat. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan Posyandu Lansia sebagai agenda rutin untuk memastikan warga binaan lansia tetap terjaga kebugaran dan kesehatannya.

Sumpah profesi

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta kembali menggelar  prosesi Sumpah Profesi Kesehatan bagi lulusan Program Profesi Ners, Bidan, Fisioterapis, Penata Anestesi, Tenaga Laboratorium Medik, dan Radiografer, di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan Unisa Yogyakarta, Jumat (3/10/2025). Sumpah profesi menjadi awal pengabdian 714 lulusan, di tengah masyarakat.

Dalam laporannya, Dekan FIKes Unisa Yogyakarta, Dr. Dewi Rokhanawati, MPH, menyampaikan kebanggaannya atas capaian para lulusan. Menurutnya, sumpah profesi bukan hanya penanda akhir perjalanan akademik, melainkan awal dari pengabdian di tengah masyarakat, bangsa, dan dunia global. Ia juga menegaskan komitmen Unisa Yogyakarta untuk terus mengembangkan program studi di tingkat magister dan profesi sebagai upaya mencetak tenaga kesehatan yang kompeten, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

Rektor Unisa Yogyakarta, Dr. Warsiti, M.Kep., Sp.Mat., dalam sambutannya menegaskan bahwa jumlah lulusan tahun ini menjadi catatan istimewa. “Hari ini tercatat 714 peserta yang dilantik, terdiri atas 309 dari jenjang profesi dan 405 dari jenjang vokasi. Angka ini tidak hanya menunjukkan besarnya jumlah lulusan, tetapi juga semangat luar biasa dari generasi baru tenaga kesehatan yang siap mengabdi bagi masyarakat,” ungkapnya.

Warsiti juga menyoroti prestasi akademik lulusan yang membanggakan. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada pada rentang 3,96–3,98, menandakan mutu akademik yang tinggi dan kompetitif. Lebih lanjut, capaian Uji Kompetensi Nasional (UKOMNAS) periode ini patut diapresiasi. Profesi Anestesi meraih hasil tertinggi dengan 98,61%, disusul Profesi Bidan 97,47%, Ners 96,03%, Fisioterapis 96,47%, Radiologi 94,32%, dan Teknologi Laboratorium Medik 91,04%.

Warsiti mengingatkan bahwa sumpah profesi bukanlah sekadar prosesi seremonial, melainkan ikrar moral dan spiritual yang mengikat setiap lulusan. “Mulai hari ini, saudara semua tidak hanya membawa gelar, tetapi juga amanah besar untuk mengabdikan diri demi kemanusiaan. Integritas, profesionalitas, dan empati harus senantiasa menjadi pedoman dalam menjalankan tugas,” pesannya.

Ia juga menyinggung tantangan kesehatan global yang semakin kompleks, mulai dari double burden disease (penyakit menular dan tidak menular yang meningkat secara bersamaan) hingga perubahan demografi yang menuntut layanan kesehatan komprehensif. Selain itu, era digitalisasi dengan hadirnya artificial intelligence, telemedicine, dan big data kesehatan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi tenaga kesehatan. “Namun, secanggih apa pun teknologi, masyarakat tetap membutuhkan empati, komunikasi yang baik, dan integritas moral,” tegasnya.

Warsiti menutup sambutannya dengan tiga pesan penting bagi lulusan: menjaga integritas dan etika profesi, terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu, serta membangun kolaborasi lintas profesi. Ia mengaitkan hal tersebut dengan firman Allah SWT dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang menekankan pentingnya menepati janji, menuntut ilmu, dan tolong-menolong dalam kebaikan.

Prosesi sumpah profesi ini dihadiri jajaran pimpinan Unisa Yogyakarta, perwakilan organisasi profesi, para dosen, serta keluarga lulusan. Momen ini tidak hanya menandai keberhasilan akademik, tetapi juga menjadi awal perjalanan para tenaga kesehatan muda untuk mengabdi dengan penuh dedikasi bagi masyarakat, bangsa, dan umat manusia.

Sarjana keren

Fasilitas ‘SARJANA KEREN’ di Lapas Kelas IIB Sleman yang tadinya kurang termanfaatkan, kini disulap menjadi pusat terapi inovatif oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta. Sasarannya adalah para warga binaan lanjut usia (lansia) agar kualitas hidupnya meningkat, Kamis (04/09/2025).

‘SARJANA KEREN’ sendiri merupakan singkatan dari Sarana Jalan Kelompok Rentan, sebuah area khusus di dalam lapas. Melihat fasilitas ini belum terpakai secara optimal, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNISA Yogyakarta turun tangan dengan ide cemerlang.

Mereka menerapkan metode Cognitive Motor Dual Task (CMDT) yang dikemas dalam bentuk Exercise Game Therapy (EGT). Sederhananya, para lansia diajak melakukan latihan fisik sambil diberi stimulasi otak, seperti berjalan sambil menghitung atau menjawab pertanyaan ringan, semuanya dalam format permainan yang seru.

Dosen Pembimbing tim, Hilmi Zadah Faidullah M.Sc. PhD (PT), menjelaskan bahwa kunci dari program ini adalah pemanfaatan sarana yang sudah ada secara kreatif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa sarana sederhana bisa memberi dampak besar jika dimanfaatkan dengan metode yang tepat. Warga binaan lansia tidak hanya bergerak, tetapi juga melatih otak dan berinteraksi,” ujar Hilmi.

Hasilnya terbukti positif. Setelah program berjalan dua bulan, para lansia mengaku merasa lebih segar, tidak jenuh, dan lebih termotivasi. Inovasi mahasiswa ini berhasil mengubah sarana yang ‘nganggur’ menjadi sumber kebugaran dan kebahagiaan bagi para napi lansia.

Wisuda

Jelang prosesi wisuda pada 4 Oktober mendatang, Universitas `Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta ‘menggembleng’ 1.130 calon alumninya. Mereka diwajibkan mengikuti acara “Pembekalan Alumni dan Pengembangan Karir 2025” yang digelar di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Selasa (30/9).

Acara ini bukan sekadar formalitas. Pihak kampus secara khusus mendatangkan sejumlah narasumber kompeten untuk memberikan bekal tambahan bagi para calon wisudawan agar tak kaget saat memasuki dunia kerja yang kompetitif.

Koordinator Pemberdayaan Alumni, Rosiana Nur Imallah, S.Kep.,Ns.,M.Kep., atau yang akrab disapa Oci, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menyiapkan mental dan keterampilan para lulusan. Menurutnya, ijazah saja tidak cukup untuk bersaing.

“Kegiatan ini untuk menyiapkan lulusan menghadapi persaingan di dunia kerja, serta memotivasi mereka untuk siap bersaing,” ujar Oci.

Mengusung tema “Mencetak Alumni Sukses, Unggul, Berkarakter dan Profesional”, para calon wisudawan dari seluruh fakultas ini dibekali berbagai materi penting. Mulai dari strategi membangun karir, tips menghadapi wawancara kerja, hingga pentingnya menjaga karakter dan profesionalisme di lingkungan kerja.

Dengan pembekalan ini, UNISA Yogyakarta berharap para alumninya tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki daya saing tinggi dan siap menjadi profesional yang berkontribusi nyata di masyarakat.

Imm

Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Rosyad Sholeh di Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta resmi memiliki nahkoda baru. Dalam pelantikan yang digelar Minggu (28/9), Ketua Umum terpilih periode 2025–2026, Zahid Rahiman, langsung memberikan pesan ‘menusuk’ kepada jajarannya.

Acara yang berlangsung khidmat di Gedung Siti Moendjijah UNISA Yogyakarta ini bukan hanya seremonial pergantian pengurus. Zahid dalam sambutan perdananya menegaskan bahwa kepemimpinan adalah tanggung jawab kolektif dan memperingatkan kadernya agar tidak menjadi generasi yang lemah dalam tiga aspek utama: religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.

“Generasi yang miskin religiusitas akan mudah terjebak krisis moral. Miskin intelektual hanya akan jadi konsumen informasi tanpa gagasan kritis. IMM dituntut kaya akan ketiganya agar mampu berkontribusi nyata,” tegas Zahid.

Pesan tajam juga datang dari Pembina IMM Rosyad Sholeh, Safrilul Ulum. Ia mengibaratkan ilmu tanpa aksi seperti memasak nasi di rice cooker tapi lupa menekan tombolnya. “Tidak akan matang. IMM harus memberi makna, bukan sekadar warna,” pesannya.

Selain pelantikan, acara ini juga menjadi momen peluncuran majalah “Kaleidoskop Jejak Pemikiran Kader”. Majalah ini merupakan kumpulan karya tulis kader periode sebelumnya, sebagai bukti komitmen IMM untuk menumbuhkan tradisi literasi dan budaya intelektual.

Dengan kepemimpinan baru dan semangat literasi yang digelorakan, IMM Rosyad Sholeh diharapkan dapat terus menjadi wadah yang melahirkan kader-kader berdampak bagi umat dan bangsa.